Fishya merupakan istri seorang wakil CEO, berusaha menghentikan temannya Erlina yang mencoba bunuh diri.
Erlina memegang pisau di rumah sakit, hendak mengiris nadinya."Fishya! Kamu tidak mengerti perasaanku. Suamiku meninggal karena over dosis narkotika. Lalu bisnisnya hancur. Sedangkan kamu bisa hidup bahagia, dengan suami menjadi wakil CEO. Jika bisa aku ingin hidup sepertimu!" Teriaknya.
"Erlina sabar dulu. Kehidupanku tidak sebaik yang kamu duga." Fishya mendekat, mencoba menghentikan.
Tapi.
Srak!
Erlina menusuk tubuh Fishya, kemudian baru membunuh dirinya sendiri. Sepasang sahabat yang mati di saat yang sama.
***
Tapi keajaiban tiba-tiba terjadi, mereka kembali ke masa SMU.
Erlina yang mengetahui masa depan, dengan percaya diri merebut kekasih Fishya. Menyakini dirinya akan dapat hidup senang sebagai istri wakil CEO.
Sedangkan Fishya yang juga mengetahui masa depan hanya tersenyum."Baik, kita bertukar pasangan. Aku akan memungut samapahmu." Batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ambisi
Pemuda yang berfikir, bagaimana caranya malam ini agar dapat mendekati Fishya di jarak yang lebih dekat.
Menatap ke arah cermin besar di kamar mandi. Tubuhnya masih terbilang kurus, walaupun hanya ada sedikit otot yang terbentuk. Kenapa tidak bisa seatletis ayahnya? Jika sang ayah semua wanita sudah pasti menelan ludah berkali-kali.
Menghela napas, pada akhirnya menggunakan setelan piyamanya. Daripada piyama berbentuk kimono satin, mengingat tidak ada yang dapat dipertontonkan.
Hanya pemuda yang memiliki wajah memikat. Cukup itu saja modalnya.
Sementara di luar kamar mandi, Fishya menelan ludahnya merencanakan rencana licik. Tahap pertama, pura-pura tidur agar tidak diusir dari tempat tidur tiba-tiba.
Kedua, pura-pura bergerak dalam tidur, seolah-olah mengganggap Virgo adalah bantal guling. Ketiga, bermanja-manja di dada Virgo sembari memejamkan mata. Sudah pasti akan tergoda, kecuali Virgo sudah menjadi biksu.
Tapi kalau gagal... dirinya akan menjadi teman Virgo. Cukup teman, karena Virgo akan berangkat ke luar negeri. Setelah pria ini pulang, dirinya akan menjadi sahabat terbaik sang pangeran. Agar terlindung dari Andika dan Erlina.
Kala pintu hendak terbuka, dengan cepat Fishya berbaring di tempat tidur. Seolah-olah tidur cantik, dengan wajah tanpa ekspresi. Terdengar dengkuran halus.
Virgo memasang pose menggoda, ingin merayu Fishya. Tapi tidak jadi, menatap ke arah sang gadis yang telah tidur nyenyak.
"Dia sudah tidur." Gumam Virgo berusaha tersenyum.
Perlahan dirinya berbaring, saat itu juga Fishya bergerak cepat memeluknya.
"Dapat!" Batin Fishya memeluk erat-erat, karena tekanan hidupnya yang berat.
Walaupun tubuh pemuda ini tidak begitu berotot, yang terpenting kekuatan uangnya tahan banting.
Siluman rubah putih yang bergerak pelan. Merayu manusia lemah iman, menggosok-gosokkan wajahnya pada dada Virgo. Kakinya kini memeluk dengan posisi berada di atas paha tapi dibawah perut sang pemuda.
Sensasi yang terasa, jakunnya bergerak naik turun. Memejamkan matanya, ini enak... ingin lebih...tapi sayangnya ada yang terjadi.
Perangkat keras untuk memproduksi keturunannya tidak dapat diajak kompromi. Kalau Fishya sadar pasti akan menjauhinya mengganggap dirinya mesum.
Fishya tersenyum menyadari ada hal yang memalukan.
Tapi.
Brak!
Dengan cepat Virgo mendorong sang siluman hingga terjatuh di lantai. Sungguh tebal iman pemuda ini. Wajahnya memerah karena malu.
"Ada apa?" Fishya mengusap-usap matanya seolah-olah baru saja terbangun dari tidurnya.
Dalam hatinya berteriak."Dasar pria sial! Tidakkah aku menggoda! Apa kelebihan Erlina hingga kamu bisa tetap setia, bahkan setelah dia membuatmu!"
"Tidak... tidak apa-apa. Sebaiknya kita tidur di kamar yang terpisah mulai sekarang." Tegas Virgo, membawa barang-barang Fishya kemudian melemparkannya keluar dari kamar.
"Ke.... kenapa?" Tanya Fishya polos dengan mata berkaca-kaca. Duduk di lantai, piyama bagian bahu kanannya sedikit melorot, menunjukkan godaan yang sulit untuk ditahan.
Sebagai manusia normal Virgo menelan ludah. Tapi jika tiba-tiba melakukan hal yang tidak-tidak, susah pasti Fishya akan membencinya.
"Karena... karena... keluar!" Teriak Virgo, menahan rasa di dada, sebab dikau begitu menggoda.
Fishya menunduk, bagaikan kelinci kecil tidak bersalah. Padahal aslinya wanita ini rubah putih penggoda. Melangkah keluar dari kamar sembari menangis, air mata penuh cinta dan kebenaran mengalir. Seakan-akan tidak tau salahnya dimana.
Virgo menelan ludah, imajinasinya lebih liar lagi. Bagaimana jika Fishya menangis tanpa pakaian karena ulahnya. Tidak! Fishya harus segera keluar, karena dirinya harus melakukan hal yang memalukan di kamar mandi. Benar-benar wanita yang meminta untuk digigit.
"Ayo! Hentikan aku..." Batin Fishya kala sampai di depan pintu kamar Virgo.
Tapi.
Brak!
Hanya satu langkah, pintu langsung ditutup kasar. Membuat dirinya terkejut setengah mati.
"Apa bentuk tubuhku tidak menarik?" Gumam siluman rubah dengan suara kecil. Menghela napas, mungkin dirinya harus mengatur rencana lain, agar dapat keluar dari kekuasaan Erlina dan Andika saat Virgo pergi nanti.
Virgo yang ada di balik pintu menghela napas berkali-kali. Merutuki dirinya sendiri yang terlalu bernapsu."Sial!" gumamnya terlanjur mengatakan untuk pisah kamar.
***
Ada alasan tersendiri mengapa Erwin membiarkan Fishya tinggal di rumah Virgo sebagai guru private. Pemuda yang terlalu baik dan polos. Sudah tentu berbeda dengan Andika. Lagipula kalau sudah terlanjur dan memiliki cucu, cucunya akan menjadi pewaris keluarga kalangan atas. Ayah yang sedikit serakah bukan...
Fishya menikmati sarapannya tanpa terlalu banyak berkomentar.
Suasana hening tidak seperti biasanya. Virgo menelan ludah, apa Fishya marah? Tidak! Dirinya harus menjelaskan pelan mengapa harus pisah kamar. Tapi bagaimana...
"Tentang kamar---" Kalimat Virgo disela.
"Aku mengerti, kita hanya sekedar teman. Kamu masih mencintai Erlina, begitu juga aku yang menyukai Andika. Setelah aku fikirkan kembali, Virgo... memang hal yang baik. Kita dapat membedakan antara pertemanan atau lebih." Senyuman menawan, siluman rubah putih ini menyerah, untuk memungut sampah Erlina. Telah memikirkan matang-matang untung dan ruginya. Cukup sulit untuk menaklukkan penggemar berat Erlina.
"Ta... tapi jika tidak sekamar bagaimana kamu mengajariku?" Tanya Virgo gugup, kenapa tiba-tiba seperti ini.
"Seperti hari ini, aku bisa mengetuk pintu kamarmu. Mengajak kamu belajar dan lari pagi." Sebuah jawaban penuh senyuman, sebagai wanita tidak berdosa.
***
Pemuda yang berfikir, ini hanya akan berlanjut hingga tahap pisah kamar.
Tapi, kala berjalan di lorong sekolah pun, dirinya berusaha menyentuh tangan Fishya. Guna melangkah bergandengan. Namun, nyi Kunti malah meninggalkannya. Mengapa dikau meninggalkan daku, tidakkan dikau tahu daku merasa kehilangan?
"Aku akan pergi ke kelas." Fishya tersenyum, berjalan menelusuri lorong. Sementara Virgo harus berbelok, mengingat mereka berasal dari kelas yang berbeda.
Menatap ke arah punggung Fishya. Virgo mengepalkan tangannya, ini tidak boleh berlarut-larut. Dirinya melangkah mengikuti Fishya pada akhirnya. Guna menjelaskan segalanya. Entah apa yang ingin dijelaskan olehnya.
Tapi.
Tangan Fishya tiba-tiba ditarik oleh seseorang, ke dalam pintu gudang yang terbuka. Virgo berjalan cepat, ingin menyelamatkan. Tapi dirinya terdiam kala menyadari Andika yang berada di dalam sana.
"Lepas!" Ucap Fishya.
"Lepas? Fishya! Sudah aku bilang padamu, aku menerima Erlina untuk masa depan kita. Dia hanya batu pijakan. Jangan mendekati Virgo hanya untuk membuatku cemburu!" Bentak Andika masih mencengkeram pergelangan tangan Fishya.
Jadi Andika masih menyukai Fishya? Sedangkan Fishya menolaknya? Kenyataan yang membuat Virgo mundur selangkah. Menelan ludahnya.
"Aku sudah merelakan pria b*jingan sepertimu untuk melayani tuan putri. Hiduplah bahagia dengannya." Fishya tersenyum menepis tangan Andika yang mencengkramnya.
"Apa kelebihan Virgo dibandingkan denganku!? Kamu cuma berpura-pura menyukainya bukan? Mengakulah! Kembali melayani Erlina seperti dayang. Kita dapat kembali menjalin hubungan dibelakangnya." Andika bagaikan memperlihatkan sifat aslinya. Dan Fishya masih dapat terlihat tenang.
Fishya tersenyum, siluman rubah yang juga bagaikan memperlihatkan wujud aslinya."Kelebihannya? Kamu hanya parasit br*ngsek. Dan Virgo adalah putra mahkota kaya penuh kasih sayang. Cinta dapat diukur dengan kesuksesan dan uang."
Virgo tertegun, perlahan dirinya tersenyum. Kali ini Delvin benar, untuk menjerat siluman rubah putih ini, hanya cukup dengan kesuksesan dan uang.
virgo.. yaqn g akn bawa nyai kunti ke LN??klo fisya dtnggalin gmn klo fisya d injak erlina dan berahir meninggoyyy/Grin//Grin//Grin//Grin//Tongue//Joyful//Joyful//Joyful/
terima kasih andika🤗
Terbuka,terbuka,terbuka..
semangat