bijak dalam memilih bacaan!
"Kamu... siapa?" bisik Zeya lirih, tangan kirinya memegangi kepala yang berdenyut hebat.
Pria itu tersenyum lembut, menatapnya seolah ia adalah hal paling berharga di dunia ini.
"Aku suamimu, sayang. Kau mungkin lupa... tapi tenang saja. Aku akan membuatmu jatuh cinta lagi...seperti dulu."
*****
Zeya, seorang mahasiswi kedokteran, tiba-tiba terbangun di dunia asing. Ia masih dirinya yang sama,nama, wajah, usia..tak ada yang berubah.
Kecuali satu hal, kini ia punya suami.
Ares Mahendra. Dosen dingin yang terlalu lembut saat bicara, terlalu cepat muncul saat dibutuhkan… dan terlalu mengikat untuk disebut sebagai “suami biasa.”
Zeya tidak mengingat apa pun. Tapi dokumen, cincin, dan tatapan Ares terlalu nyata untuk disangkal. Ia pun mulai percaya...
Hingga satu rahasia terkuak,zeya bukan istri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 :Saat Aku Menjadi Miliknya Sepenuhnya
Zeya di dudukkan di pinggiran kasur,Ares berdiri di antara kedua paha zeya yang terbuka,seketika jantung zeya berdebar tidak karuan,telapak tangannya telah basah oleh keringat dingin.
"A-ares...hmm!"
Zeya terpekik karena Ares secara tiba tiba mencium bibirnya tanpa aba aba.Zeya melenguh pelan,sedikit terkejut saat Ares menciumnya dengan menggebu gebu,Zeya hampir saja tidak bisa bernapas.
Suara ciuman basah mengalun indah memenuhi kamar,Ares mencium istrinya dengan sedikit menuntut,sengaja dia menggigit bibir bawah Zeya ringan,dan ketika zeya melenguh ,Ares mencuri kesempatan untuk menyusupkan lidahnya kedalam mulut sang istri.
Tanpa sadar zeya meremas bahu Ares sedikit kuat,matanya terpejam dengan bibir yang terasa kebas karena Ares menciumnya habis habisan.
Ares menyudahi ciuman nya sejenak,memberi jeda agar sang istri bisa mengambil napas.Ditatapnya bibir Zeya yang tampak sangat basah dan sedikit bengkak,pria itu menyentuh bibir Zeya dengan ibu jarinya.
Ares tersenyum senang."bibirmu ini sangat mengagumkan sayang,sudah lama rasanya aku tidak menciummu seperti ini"ujar Ares dengan tatapan kagum.
Zeya menundukkan kepala,ia sangat malu saat di tatap begitu dalam oleh Ares,seorang pria tampan yang mengaku sebagai suaminya.
Area terkekeh geli."kamu sangat menggemaskan sayang,aku tidak bisa menahan diri lebih lama..."ucap Ares kembali mendekatkan wajahnya,siap untuk kembali berciuman,tapi Zeya menahan dada ares agar tidak mendekat padanya.
"s..sebentar...."cegah Zeya pelan.
Ares mengerutkan kening bingung."kenapa?,kamu ingin mundur?"tanya Ares sedikit marah.
Dengan cepat, Zeya menggeleng. “Bukan... aku cuma mau ambil napas. Rasanya dadaku sesak sekali,” ucapnya pelan, suaranya terengah, masih mencoba menenangkan debar di dadanya yang tak kunjung stabil.
Ares menatapnya dalam, sorot matanya meredup sedikit,bukan marah, tapi ia tengah berjuang mengendalikan dirinya. Napasnya berat, dan matanya menatap Zeya seolah tidak ingin kehilangan momen yang sedang mereka jalani.
Tanpa berkata apa-apa, Ares meraih pinggang Zeya dan menarik tubuhnya ke pangkuannya. Zeya terpekik pelan karena tiba-tiba tubuhnya terangkat, lalu duduk di atas paha Ares,Kini tubuh mereka benar-benar saling menempel, tanpa ada jarak pemisah sedikit pun.
“Sayang...” bisik Ares dengan suara rendah dan dalam, jemarinya menggenggam pinggang Zeya dengan lembut namun tegas. “aku sudah tidak tahan sayang,tolong Jangan menolak ciumanku.”ujar Ares dengan tatapan serius.
Zeya membuka mulut, berniat membalas, “Aku bukan menolak, aku cuma—”
kalimat Zeya tidak sampai selesai,Ares sudah lebih dulu mencium bibirnya,menghapus semua kata yang tersisa di lidah Zeya.
Zeya di buat kaget oleh ciuman Ares yang tiba tiba,tapi dia tidak menolak,tidak ada alasan untuk menolak sentuhan laki laki yang sudah menjadi suaminya.
Ciuman Ares turun ke leher istrinya,ia menyesap leher Zeya Lalau memberikan tanda ciuman yang akan membekas esok hari.
"Ahhh...!"racau Zeya pelan.antara geli dan nikmat.
"Kamu suka hm?,aku bisa lakukan lebih baik dari sekedar menyesap lehermu sayang"ujar Ares membuat Zeya tersipu malu karena ketahuan meracau tidak jelas.
Ares tidak tahan melihat ekspresi malu malu istrinya,ia kembali mencium bibir istrinya lagi,tangan Ares mulai berani merayap masuk kedalam piyama tidur milik zeya,menyentuh perut menuju dada bulat yang masih terhalang oleh penutupnya.
Zeya sempat terpekik dan hendak memberontak,tapi pria yang mengaku sebagai suaminya itu jauh lebih kuat dan dominan,Zeya mencoba menahan tangan Ares yang sibuk menggerayangi tubuh bagian atasnya dari balik piyama tidur,tangan itu terlihat sibuk meremas hingga membuat Zeya kelimpungan.
"Ahh...Ares..kamu ter..terlalu kuat meremasnya"racau zeya disela sela kenikmatannya.
Zeya berusaha kuat untuk menahan suara merdunya agar tidak keluar, tapi tidak semudah itu,Ares terlalu pintar membuat nya terbuai dan akhirnya terjatuh dalam permainan pria itu.
"teruslah mend3sah sayang,aku ingin terus mendengar suara des@h@n mu yang seksi itu"ujar Ares sambil terus meremas dada bulat milik sang istri.
"Akh..."racau zeya entah untuk yang keberapa kalinya.
"Kamu membuatku gila sayang"
Ares tak bisa menahan diri lebih lama. Dengan gerakan perlahan namun pasti, ia mulai melepaskan satu per satu pakaian yang membalut tubuh sang istri, menyisakan hanya lapisan terakhir yang masih menutupi kulit lembut Zeya.
"to..tolong berhenti dulu..."Zeya mengiba,berusaha agar Ares memberinya waktu sedikit untuk menormalkan napas.
"Kenapa ingin berhenti sayang?,bukankah kamu menikmati sentuhanku?"
Zeya terdiam tanpa bisa membalas ucapan Ares,tidak bisa dipungkiri bahwa dia memang menikmati setiap sentuhan tangan Ares di tubuhnya.pusat tubuhnya bahkan sudah lembab akibat dari sentuhan Ares yang menggairahkan.
"tenang saja sayang,aku akan pelan pelan,mungkin ini sedikit terasa sakit karena kita sudah dua bulan tidak bercinta"ujar Ares sambil membelai pipi Zeya lembut,lalu kembali berbisik."tapi...aku jamin,kamu akan menyukainya sayang"bisik Ares lembut.
Meskipun Zeya masih diliputi kebingungan akan dunia baru yang kini ia tempati, ia tetap berusaha menjalankan perannya sebagai seorang istri. Dengan kesadaran penuh, ia rela memenuhi kebutuhan biologis sang suami.
Malam itu, mereka bercinta tanpa mengenal waktu. Zeya bahkan tidak sadar kapan Ares berhenti menyentuhnya semuanya.yang ia tau, tubuhnya terasa remuk, pinggulnya kebas, dan pahanya nyeri karena terus terbuka sepanjang malam.
Sebelum bercinta,Ares sempat memperingatinya kalau rasanya sedikit sakit. Tapi nyatanya, rasa sakit itu jauh lebih tajam dari yang ia bayangkan. Kewanitaannya terasa seperti ditusuk sesuatu yang asing dan menyakitkan,ia merasa sakitnya sama seperti pecah perawan.
Tapi,terlepas dari rasa sakit dan perih yang Zeya terima,semua itu sebanding dengan kenikmatan yang Ares janjikan padanya.