NovelToon NovelToon
Satu Malam Dengan Kakaknya

Satu Malam Dengan Kakaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Tukar Pasangan / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Meldy ta

Dikhianati oleh pria yang ia cintai dan sahabat yang ia percaya, Adelia kabur ke Bali membawa luka yang tak bisa disembuhkan kata-kata.

Satu malam dalam pelukan pria asing bernama Reyhan memberi ketenangan ... dan sebuah keajaiban yang tak pernah ia duga: ia mengandung anak dari pria itu.

Namun segalanya berubah ketika ia tahu Reyhan bukan sekadar lelaki asing. Ia adalah kakak kandung dari Reno, mantan kekasih yang menghancurkan hidupnya.

Saat masa lalu kembali datang bersamaan dengan janji cinta yang baru, Adelia terjebak di antara dua hati—dan satu nyawa kecil yang tumbuh dalam rahimnya.

Bisakah cinta tumbuh dari luka? Atau seharusnya ia pergi … sebelum luka lama kembali merobeknya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meldy ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta Baru

Di sisi lain, Vincent berdiri di tengah kamar adiknya, Vierra, dengan wajah gelap. Matanya tajam menatap sekeliling ruangan yyang sedikit berantakan.

"Ponselnya mati. Semua barang pribadinya ada di sini. Tapi dia nggak pernah kembali sejak malam itu." Suara Vincent berat, menahan rasa gelisah yang mulai merambat ke dadanya.

Ia mengangkat telepon, menghubungi asistennya. "Juan, kamu udah sampai Singapura?"

"Udah, Bos. Ini gue lagi di depan apartemen Nona Vierra. Tapi kosong, nggak ada siapa-siapa. Mau gue dobrak aja nggak nih? Siapa tahu dia pingsan di kamar mandi."

"Jangan asal gerak!" bentak Vincent.

"Cari ke tempat-tempat yang biasa dia datangi. Tanya orang-orang di sekitarnya. Kalau sampai ada yang nyentuh adik gue tanpa izin, gue nggak akan tinggal diam."

"Siap, Bos! Gue bakalan jadi detektif andalan hari ini."

Juan benar-benar melaksanakan perintah itu dengan caranya sendiri. Ia masuk ke kafe langganan Vierra sambil membawa foto gadis itu.

"Permisi ... pernah liat cewek ini nggak? Cantik, galak, suka marah-marah kalau kopinya pahit."

Pelayan kafe itu menggeleng. "Nggak pernah."

"Serius? Masa nggak pernah? Dia sering banget di sini. Kalau ketemu tolong hubungin saya. Ini kartu namanya."

Juan menyerahkan kartu nama dengan gaya sok cool.

Setelah dari kafe, Juan berjalan ke hotel-hotel sekitar. Ia terus menanyakan hal yang sama, tapi jawaban yang didapat selalu nihil.

"Haduh ... Nona Vierra. Lo ke mana sih? Jangan bikin gue jadi orang hilang nyariin orang hilang begini."

Di sisi lain, Vincent semakin frustasi. Ia kembali melacak lokasi terakhir ponsel adiknya lewat tim IT.

"Tuan Vincent," kata salah satu stafnya.

"Lokasi terakhir Nona Vierra ada di sini, Singapura. Tapi ponselnya sudah tidak aktif tiga hari yang lalu. Kemungkinan dia sudah tidak ada di sini."

Vincent mengepalkan tangannya. "Kalau dia masih di sini, kenapa nggak ada satu pun jejaknya?"

Begitupun dengan Juan menunduk dengan wajah lesu. "Nggak ada kabar, Bos Vin."

"Gue udah cari ke semua tempat nongkrong favorit Vierra di Singapura. Bar-bar yang biasanya dia datengin, kafe langganan, sampai apartemen lama pun nggak ada tanda-tanda. Nih cewek kayak ditelan bumi."

Vincent duduk di kursi kulit hitam di ruang kerjanya, jari-jarinya mengetuk meja dengan ritme cepat, tanda pikirannya sedang penuh. Matanya menatap layar laptop yang memunculkan peta pelacakan terakhir dari ponsel adiknya.

"Kamu yakin ponselnya masih di Singapura?" tanya Vincent dengan suara yang dingin.

"Iya, Bos. Lokasi terakhirnya di pusat kota dekat Marina Bay. Tapi setelah itu sinyalnya hilang." Juan menjawab cepat, tapi kemudian menyeringai kecut. "Eh … tapi ada kemungkinan juga ponselnya sengaja dibuang buat ngelabui kita."

Vincent mendengus pelan. "Vierra bukan tipe perempuan yang tiba-tiba memutus kontak tanpa alasan, Juan. Ada sesuatu yang salah." Pandangannya tajam, seolah menembus layar laptop di hadapannya.

Juan mendongak dengan wajah khawatir. "Kalau sampai dia diculik orang, gimana, Bos? Atau jangan-jangan dia sengaja ngumpet karena nggak mau ketemu sama mantannya yang nyakitin dia dulu itu?"

Vincent menatap Juan lama. "Kamu pikir adikku itu anak kecil yang bisa sembunyi cuma karena patah hati?"

"Gue cuma mikir kemungkinan terburuk. Tapi santai, Bos. Gue udah sebar orang-orang buat mantau rumah sakit, kantor polisi, pokoknya semua titik yang kira-kira ada jejak dia."

Vincent memijat pelipisnya pelan. "Bodoh. Kalau benar dia diculik, kamu pikir penculiknya akan membawanya ke tempat yang bisa kita lacak dengan mudah?"

Juan tersenyum kaku. "Iya juga sih. Tapi kita nggak boleh diem aja dong, Bos. Gue siap kalau disuruh berangkat lagi ke lapangan. Mau itu siang, malam, atau subuh sekalipun."

Dia menepuk dadanya, lalu bergumam pelan, "Asal jangan disuruh nyelam di laut, gue trauma sama ikan hiu."

"Berhenti bercanda, Juan!" bentak Vincent tajam.

Juan langsung diam seribu bahasa, hanya menunduk dengan wajah takut.

Hatinya gelisah. Vierra memang keras kepala, tapi dia juga adik yang paling disayanginya. Jika benar ada yang berani menyentuhnya atau melukainya sedikit pun.

"Aku sendiri yang akan membuat orang itu menyesal dilahirkan," gumam Vincent pelan, suaranya nyaris seperti bisikan iblis.

---

Di lain tempat, setelah kepulangan Reyhan dan Adelia. Sejak saat itu, Emma tidak hentinya mondar-mandir dalam kecemasan. Hingga Reno menyusulnya ke kamar.

"Dipanggil sama mama tuh. Oh ya tadi itu seru banget drama kalian berdua." Reno tersenyum sinis. Ia menyadari sisi lain dari Emma.

"Drama apa? Cukup, Ren. Kamu fokus aja pada urusanmu."

"Ok. Ini pun mau ke kantor. Ya udah sana tuh mama nungguin kamu terus. Jangan sampai diusir sebelum resmi jadi menantu," ledek Reno sebelum melangkah pergi.

Emma tidak merespon. Ia masih dalam kebingungan.

"Kamu ke mana, Emma? Dari tadi Mama tungguin. Udah siap-siapnya? Biar kita pergi sekarang."

"Ma, kenapa Mama bilang ke Reyhan kalau aku hamil?" Emma menatap Ny. Jonathan dengan wajah sedikit kesal. "Aku sendiri nggak pernah bilang kayak gitu."

"Aku tahu kamu belum hamil," ucap Ny. Jonathan tenang. "Tapi kamu bisa memulainya kan? Kalau kamu ingin Reyhan benar-benar jadi milikmu, kamu harus bawa sesuatu yang membuatnya tidak punya pilihan selain menikahimu."

"Maksud Mama?" Emma berusaha mengatur nada suaranya yang gelisah.

"Entah dengan cara alami atau dengan program bayi tabung. Aku tidak peduli, Emma. Yang penting kita ke dokter dulu. Aku mau memastikan kondisi rahimmu, supaya nanti nggak ada masalah," Ny. Jonathan menatap Emma tajam.

"Ayo kita ke dokter sekarang."

Emma mendadak gelisah. "Ma, aku nggak bisa. Aku nggak mau ke dokter."

Ny. Jonathan mengernyit, nadanya berubah dingin. "Kenapa nggak mau? Jangan bilang kamu menyembunyikan sesuatu dariku, Emma."

"Bukan begitu." Emma menunduk. Wajahnya pucat. Ada trauma yang sulit ia jelaskan.

"Kalau begitu ikut aku. Kita cek sekarang. Kalau ada masalah sekecil apapun, kita bisa segera cari solusinya sebelum semuanya terlambat. Apalagi tadi aku keceplosan bilang kalau kamu hamil." Ny. Jonathan berdiri, meraih tas tangannya.

Lalu menatap Emma penuh tekanan. "Ingat, kalau kamu ingin tetap jadi bagian keluarga ini, kamu harus pastikan dirimu pantas."

Emma terdiam. Ia tahu tak bisa melawan Ny. Jonathan. Dengan langkah berat, ia mengikuti wanita itu keluar rumah.

Dua jam kemudian, di ruang dokter kandungan.

Dokter wanita paruh baya itu duduk di kursinya dengan wajah serius sambil membaca hasil pemeriksaan. Emma duduk tegang, jemarinya menggenggam erat tasnya. Ny. Jonathan menatap dokter penuh harap.

"Bagaimana, Dok?" tanya Ny. Jonathan. "Kondisi rahim Emma baik-baik saja kan? Dia bisa hamil, kan?"

Dokter menarik napas pelan sebelum menjawab. "Maaf, Bu. Tapi setelah pemeriksaan menyeluruh, ada masalah pada rahim Emma. Sepertinya ada kecelakaan yang pernah dialaminya dulu."

Emma menunduk, matanya berkaca-kaca. "A-aku pernah kecelakaan parah beberapa tahun lalu, Ma. Tapi aku nggak pernah menyangka efeknya sampai—"

"Efeknya membuat rahimmu rusak sebagian. Peluang hamil sangat kecil, hampir mustahil. Kalau pun bisa, ada risiko besar bagi keselamatan Emma dan calon bayi," jelas dokter dengan hati-hati.

Ny. Jonathan terdiam. Wajahnya berubah pucat lalu kembali tegas dalam sekejap.

"Terima kasih, Dok." Suaranya datar, penuh perhitungan.

Saat keluar dari ruang dokter, Emma berjalan lesu. Air mata jatuh di pipinya. "Maaf, Ma … aku nggak pernah berniat menyembunyikan ini. Aku takut kalau Mama kecewa."

Ny. Jonathan menatap Emma tajam, tapi tak ada kelembutan di sana. "Emma, kalau saja aku tahu sejak awal … rencana ini akan berbeda. Tapi sekarang kita tidak bisa mundur. Kita harus temukan cara lain. Atau … kamu bersiap kehilangan Reyhan sepenuhnya."

Emma terisak pelan, namun Ny. Jonathan sudah melangkah cepat ke arah mobil, pikirannya sibuk merancang rencana baru.

1
Adinda
bodoh si adel ini lakinya selingkuh sampai menghamili wanita lain bukannya marah
Adinda
lanjut thor
Adinda
sudah del lebih baik cerai saja
NurAzizah504
seromantis ini dibilang datar?! /Sob/
NurAzizah504
mantapppp
NurAzizah504
dan kamu termasuk salah satunya
NurAzizah504
kali aja reyhan memiliki firasat kalo adel hamil
NurAzizah504
hai, Thor. aku mampir nih. jgn lupa mampir di lapakku juga, ya. 'Istri Kontrak Sang Duda Kaya'. terima kasih ^^
NurAzizah504
hayo, Del. tanggungjawab tuh /Facepalm/
NurAzizah504
ya ampun /Sob/
NurAzizah504
wah, ada juga ya kasus begini. hubungan hambar lah istilahnya
NurAzizah504
ini bukan lagi ditusuk. tp ditikam berkali2
Adinda
cerai Saja del suami kamu gak perduli sama kamu,kamu keguguran saja dia tidak tau karena asyik dengan jalangnya
Adinda
cerai saja adelia untuk apa sama suamimu tukang selingkuh
Cindy
lanjut kak
Adinda
cerai aja del tinggalin reyhan buat apa bertahan kalau dia bersama dengan jalangnya terus
Adinda
pergi adelia tinggalin reyhan buat apa bertahan sama pria yang tidak bisa lepas dari masalalu
Cindy
lanjut kak
Adinda
lebih baik adel tinggalin reyhan dan cerai tak usah punya urusan sama keluarga itu lagi
Cindy
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!