"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"
"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia
"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena
"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia
Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
“Bagaimana keadaan nya ?”
“Kondisi nya sudah tenang, Yang Mulia. Tia sudah tertidur.” Jawab Diana sambil menutup pintu kamar.
Empat pasang mata kini langsung terarah pada Charles seperti busur panah. Penuh kecurigaan yang mendalam.
“Yang Mulia, Saya tahu bahwa Anda sangat menyukai Tia, tetapi apa harus menggunakan cara seperti ini ? Anda sangat mengecewakan Saya, padahal Saya sudah sangat setuju Tia bersama dengan Anda.” Tutur Dia sambil bersedekap da*,da.
Aurora mengangguk kemudian berbicara sambil memberikan tatapan yang sudah di runcing kan dengan tajam. “Padahal Tia sudah sangat berjasa, tetapi Anda tampak sangat terburu-buru. Tindakan Anda seperti ini akan membuat Tia lari ke Kerajaan Fern.”
“Yang Mulia... sebagai sesama lelaki, Saya kecewa dengan cara Anda yang seperti preman di gang-gang sempit.” Sambung Ricard sambil menggeleng pelan.
“Haahh... Charles, Apa Tia mengatakan bahwa Dia sudah menaruh hati pada orang lain sehingga Kau menggunakan trik itu ? Yang benar saja. Kau akan membuat Tia kecewa. Sudah syukur kalau Dia masih mau membantu Kita turun ke medan perang bersama monster. Aku tidak tahu seperti apa respon Ayah nanti.”
“Kalian berempat membayangkan Aku melakukan hal tidak senonoh itu pada Tia ?”
“Memang nya bukan ?” Jawab Mereka berempat dengan kompak.
“Kalian gila! Aku sangat yakin otak Kalian sudah rusak. Ckckckck,” Charles hanya mendecak kan lidah nya berkali-kali sambil menggelengkan kepala. “...Aku tidak mungkin melakukan hal itu. Kalau tidak percaya tanyakan hal ini pada Tia saat Dia bangun nanti.”
Keempat orang yang sudah menghujani Charles dengan kritikan langsung kehilangan tenaga untuk berbicara usai pernyataan penuh kejujuran yang keluar dari mulut nya.
“Aku ingin menghukum Kalian, tetapi Karena besok Kita akan berangkat, sebaiknya Kalian semua bubar dan beristirahat. Pastikan besok tidak kekurangan tenaga sedikit pun.”
“Baik yang Mulia.” Jawab Mereka bertiga dan Enzo sudah berjalan di sebelah Charles. Karena tidak mungkin memberikan hukuman, Charles langsung melayangkan satu sikutan ke perut Enzo.
Bukh
“tidak adil!” Protes Enzo dan di tanggapi oleh Charles.
“Kau pikir Aku pendek akal dan akan melakukan hal itu ?”
“Kenapa tidak ? Kita laki-laki, Bung. Insting liar Kita membuat Kami semua membenarkan hal ini.”
“Aku lebih memilih bunuh diri jika berada di situasi seperti itu. Aku tidak ingin membuat Tia menanam pikiran bahwa Aku ini sangat breng*sek.”
...***...
Keesokan harinya, pukul enam pagi.
Semua pasukan pembasmi sudah berkumpul di halaman kediaman Perch. Jumlah pasukan kesatria kali ini berjumlah 200 orang, sedangkan para pemilik kekuatan suci berjumlah 21 orang. Para pengguna kekuatan suci di bawah naungan Putra Mahkota adalah orang-orang yang mau terjun ke medan perang yang berbahaya. Bagi pemilik kekuatan suci yang tidak bersedia, Mereka di ijinkan untuk bergabung di kelompok pembasmi yang lain dengan skala resiko yang lebih kecil.
“Selama sebulan ke depan Kalian hanya akan bertarung dan bertarung, walau sulit, Ku mohon bertahan lah sekuat tenaga. Kalian harus sampai di kediaman Grand Duke Araxie dengan jumlah lengkap, dan kembalilah ke kediaman ini. Pada saat itu Kalian akan di ijinkan untuk menghabiskan semua minuman yang ada di gudang anggur Ku sesuka hati.”
Perkataan Grand Duke Perch selalu berhasil membangkitkan semangat. Kini hanya penuh dengan sorakan-sorakan para kesatria yang berbahagia. Para rombongan pun mulai bergerak dengan kuda masing-masing.
Rara tentu di tunggangi oleh Aurora, dan Celestia duduk di belakang dengan tangan yang melingkar di pinggang Aurora. Diana bersama dengan Ricard. Pengguna kekuatan suci yang lain bebas memilih Kesatria mana saja.
“Kondisi Mu sudah lebih baik, Tia ?” Tanya Ricard. Diana juga memberikan reaksi wajah yang sama dengan Ricard.
“Umm... Aku baik-baik saja. Kemarin itu hanya sesuatu yang tidak terduga. Aku sungguh merepotkan Yang Mulia Putra Mahkota.”
“Oh... Begitu.. Apa kemarin terjadi sesuatu yang.. Ehem... Keterlaluan ?” Tanya Diana menghaluskan perkataannya, namun malah di disalahartikan oleh Celestia.
“Tentu saja terjadi, Diana. Aku menangis tiada henti-henti nya di pelukan Yang Mulia Putra Mahkota. Memikirkan hal itu lagi membuat Ku ingin bunuh diri sekarang.”
“Be.. begitu rupanya..”
“Hahaha, syukurlah..”
“Aurora apa Ricard dan Diana baik-baik saja ? Tuan Enzo juga aneh. Kau juga bersikap aneh. Apa Kalian membuat kesalahan ?”
“Bukan apa-apa Tia. Hahaha, nikmati saja udara segar ini. Iya kan Rara ?”
Phurrhh
Walau ada sinyal aneh, Celestia memilih abai. Toh selagi bukan Dia yang membuat kesalahan itu sudah cukup.
...***...
Trangg!!
Bhukkhh!!
GROOAAHHHH
KHIIIIKKKK
AAARRKKHHH
Blaarrrr
Sreeettttt
Padahal Mereka baru saja bercanda beberapa saat yang lalu, namun kini Mereka sudah di hadapkan dengan para monster yang datang terus menerus. Pedang juga kekuatan sihir langsung Mereka kerahkan seperti perintah Putra Mahkota. Para pemilik kekuatan suci sudah tersebar kemana-mana, menjumpai para kesatria yang terluka.
Walau wujud dari para monster tidak seperti di hutan sebelum nya, tetapi jumlah Mereka sangat lah banyak. Mati satu tumbuh seribu. Apalagi kali ini bukan lagi percikan darah yang menjadi masalah, melainkan raga Monster yang sudah mati dan di bakar oleh sihir api.
BLAARRRRR
"Tia, sebelah sini!" Panggil Aurora karena Ricard sudah tumbang tanpa luka besar.
"Dia baru saja ambruk. Tiba-tiba sekali padahal tidak ada luka besar!" Jelas Aurora
Setiap kali berhubungan dengan organ dalam tubuh, mata Celestia reflek bercahaya. Dan saat ini itu tidak lagi menjadi sesuatu yang di perhatikan. Terlalu banyak monster yang harus di hancurkan.
"Ini racun... Tetapi datang dari mana ?" Batin Celestia sambil memberikan pengobatan dan menganalisa. "...Area yang paling tercemar adalah bagian paru-paru. Itu artinya...Udara!" Monolog Celestia dan memindahkan atensi ke sekitar. hanya ada asap ringan yang berasal dari bangkai monster yang di bakar. Tidak ada yang lain.
"Ughhh..."
Brukh
Srukh
Taakhh
Sebagian Kesatria perlahan-lahan ambruk. Celestia yang sudah tau akar permasalahannya langsung melepaskan kekuatan suci berskala besar sampai mengenai semuanya. Tidak seperti sebelumnya Celestia harus melindungi seluruh tubuh, kali ini Celestia hanya melindungi bagian leher ke atas. Maka dari itu penggunaan kekuatan suci yang keluar dari tubuhnya tidak terlalu memberatkan tubuh nya.
Saat para monster tidak bisa memasuki penghalang yang Celestia pasang, Dia menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dengan empat pilar utama dalam penyerangan. Charles, Enzo, Ricard dan Aurora.
"Racun berasal dari bangkai monster yang di bakar." Tutur Celestia membuat mata semua yang mendengar langsung membola.
"Kita tidak mengetahui ini dari hasil laporan tim penyelidik." Keluh Ricard sambil menggaruk kepala.
"Sudah pasti Mereka tidak tau. Mereka hanya menyelidiki tentang perkembangan monster, bukan bertarung dan mengumpulkan informasi akurat seperti saat ini."
"Ini akan sulit, Tia. Jika tidak membakar monster yang mati, tubuh nya akan di makan oleh monster-monster yang lain. Hal ini malah akan memberikan keuntungan bagi monster karena bisa berevolusi menjadi semakin kuat." Pungkas Enzo yang tengah berpikir keras.
"Apa Tia tidak bisa melindungi Kami semua dengan kekuatan suci ?" Aurora menimpali, namun sebelum Celestia menjawab, Charles sudah nyosor duluan.
"Tidak bisa. Saat ini Kita masih di pinggiran hutan, lingkaran hitam di hutan ini masih berkilo-kilo ke dalam, jika Celestia memakai semua tenaga nya... Dia akan pingsan saat sampai di lingkaran hitam hutan ini."
"Yang Mulia, tentu saja bisa." Timpal Celestia. "...Tenang saja, kali ini haya bagian leher ke atas. Tidak akan sulit untuk mengontrol nya."
"Kau yakin tidak akan memaksakan diri ?"
"Tentu. Kondisi saat ini harus membuat Kita bergerak lentur untuk beradaptasi dengan cepat. Jika tidak, Kita akan kalah dalam pertarungan."
"Semuanya, siapkan serangan terbaik. Sedikit lagi pelindung dari kekuatan suci akan raib!" Teriak Charles dan disahuti oleh pada 200 Kesatria yang lain.
...***...
...Jangan lupa like dan komen Guys ...
...Thank you so much ♥️...