Selama 20 tahun, dirinya menduduki tahta. Raja Lee Yun selalu tenggelam dalam ingatan kelam. Ingatan kelam yang membuatnya sulit untuk terlelap, bahkan sulit untuk melakukan segala hal. Karena tragedi buruk yang berhasil memecah belah dirinya dan sahabat karibnya, membuat Raja Lee Yun selalu bertahan agar tidak depresi karena rasa bersalah yang mendalam.
Suatu hari, saat putra mahkota JunHwa kembali dari pendidikan nya di Sungkyunkwan. Dan berhasil menjadi murid No. 1. Raja Lee Yun yang sudah tidak tahan, meminta bantuannya untuk menemukan dalang dari konspirasi 20 tahun lalu di balai kerajaan yang mengakibatkan perpecahan antara dirinya dan sahabat karibnya. Dan satu hal lagi yang dia minta, Yang Mulia Raja Lee Yun meminta agar putranya menemukan Sahabatnya yang pergi meninggalkan ibukota tanpa jejak.
Mampukah Putra Mahkota JunHwa memecahkan konspirasi 20 tahun lalu itu? dan apakah dia juga dapat menemukan dimana sahabat karibnya ayahnya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke Sungkyunkwan 2
Perwakilan dari masing-masing grup mahasiswa maju dan dari grup Jun Hwa Si Woo yang maju sedangkan dari grup Hae Jun dia sendiri lah yang maju.
Mereka mulai mengambil secarim kertas yang di gulung dan dimasukan kedalam wadah lalu mengambilnya secara acak. Setelah utu mereka kembali ke tempat semula.
"Baik.. Sekarang Bukalah"
Mereka semua membuka kertas itu.. Dan ternyata 2 grup mendapatkan nomor satu dan sisa nya yang berjumlah 3 grup mendapatkan nomor dua yaitu Grup Jun Hwa, Grup Hae Jun dan salah satu grup lainn..
"Ya ampunnnn Si Woo tanganmu sial sekali. Jadi kita harus bekerja di bawah sinar matahari terik... "
Si Wan protes sambil menarik-narik pakaian Si Woo.
"Guru bilang aku hanya kurang beruntung"
Si Woo tidak mau menyalahkan takdir, dia berusaha agar terlihat tenang walau dalam hati dia merutuki dirinya sendiri.
"Justru kita masih punya nasib yang baik, karena kita punya burung gagak kan? "
Jun Hwa menenangkan mereka sambil melirik ke arah Jae Gil.
"Sepertinya mahasiswa baru sudah datang, berikanlah masa orientasi yang baik bagi mereka. Aku akan berdiskusi bersama guru lain untuk beberapa hal sebelum memulai kurikulum pembelajaran untuk mereka. "
"Baikkk guru... "
Ucap mereka serempak.
Benar saja mahasiswa baru terlihat memasuki area sungkyunkwan. Si Woo memberikan arahan kepada mahasiswa
Kehormatan.
"Baiklah semuanya grup 1 bertugas menyambut mereka di pintu masuk sungkyunkwan sambil mengawasi para mahasiswa baru yang terlihat membawa barang bawaan yang tidak lazim dan berhak menyita nya. Lalu grup 2 akan mengumpulkan mereka di balai, dan kembali menyortir isi tas bawaan mereka. Juga sebagian mengecek identitas mereka. Terimakasih atas kerja samanya"
Mereka mengikuti arahan Si Woo tanpa protes karena tampaknya mereka juga tidak sabar untuk menjadi kakak pembimbing bagi para mahasiswa baru. Grup 1 terdiri dari 8 orang dan grup 2 terdiri dari 12 orang.
"Selamat datang adik-adikkkkk.... "
"Wahhh kacamata mu bagus ya"
"Hey!! apa itu? Ya ampun kalian, dilarang membawa binatang peliharaan... "
"Kauuu.. Kauuu kemari iyaaa yang subur itu.. Berikan makananmu"
Satu persatu dari mahasiswa kehormatan mulai mengerjakan tugas mereka. Mereka menyita barang bawaan yang yang tidak perlu. Sambil menunjukkan jalan bagi mahasiswa baru menuju balai mahasiswa dimana pendaftaran dilaksanakan.
Di balai, Jun Hwa dan 4 orang lainnya terlihat duduk sambil mengelola pendaftaran mahasiswa. Dan yang lain mengumpulkan mahasiswa yang sudah lolos pendaftaran untuk berkumpul di lapangan dengan berbaris rapi sambil mengecek isi tas dan bawaan mereka lagi.
"Ya ampun, kauuu otak mesum sekali... Hae Jun.. Hae Junnnn lihat"
Hun Ma berhasil menemukan sebuah buku komis erotis dari salah satu tas milik mahasiswa baru.
Hae Jun dan teman-temannya mengerubungi siswa yang terlihat polos itu.
"Siapa namamu nak???? "
Hae Jun bertanya padanya sambil sedikit mengintimidasi nya.
"Aku.. Aku... Yang Yu Chan. "
Mahasiswa baru itu terlihat sangat gugup.
"Kau tau, kau bisa di anggap gugur sebagai mahasiswa baru jika didapati membawa hal seperti ini.. "
"Maaamaaaf sunbae.. Aku.. Aku tidak tau.. "
"Baiklah begini saja.. Kami anggap kau tidak membuat kesalahan apapun. Tapi buku ini, akan menjadi milik kami bagaimana? "
Hae Jun menekan mahasiswa baru bernama Yu Chan itu.
"Ba.. Bai.. Baiklah sunbae.. Tapi aku mohon.. Jangan diserahkan.. Kepada panitia pendaftaran"
"Selama kau menuruti kami... Semua beres bawa ini Ra Hwi..dan ayo kembali berburu"
Hae Jun melempar buku itu pada Ra Hwi lalu melanjutkan langkah untuk memeriksa isi tas mahasiswa baru yang lain, dengan sigap Ra Hwi menangkap buku itu lalu menepuk-nepuk buku itu di wajah Yu Chan.
"Huuuu dasar anak nakal.. "
Yu Chan hanya menunduk mendengar sindiran Ra Hwi.
"Kau.. Kau penggemar puisi dan syair Yun Dong Hae.. Wahhhh, hebattt siapa namamu? "
Si Wan mendapatkan sebuah buku yang berisi puisi dan syair dari Yun Dong Hae master syair terkenal di zaman itu.
"Namaku Im Beon Ja sunbae"
Beon Ja menunduk menyapa Si Wan.
"Ckckckckck padahal dari wajahmu kau terlihat keras tapi ternyata kau suka syair.. Baiklah.. Bagus dan pertahankan Karena tak banyak anak muda unik dan langka seperti kita rapikan kembali isi tasmu"
Si Wan menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum pada Beon Ja.
"Anak muda siapa namamu? "
Si Woo mendekati seorang mahasiswa baru yang bertubuh subur yang langsung tertunduk saat Si Woo mendekatinya dan menanyakan namanya.
"Namaku.. Namaku... Hwang Ki Hyeop sunbae"
"Angkat kepalamu saat ada yang bertanya padamu dan tatap matanya.. Ulangi! "
Si Woo berkata dengan nada tegas.
"Namaku Hwang Ki Hyeop Sunbaenim! "
Untuk percobaan kedua mahasiswa baru bernama Hwang In Hyeop itu akhirnya sedikit percaya diri.
"Bagus, sekarang buka isi tas mu dan tunjukkan padaku barang yang menurut mu tidak penting. "
Si Woo memperhatikan Ki Hyeop dengan seksama. Sedangkan mahasiswa baru itu mulai mengeluarkan isi tasnya. Hanya ada satu buku dan beberapa alat tulis sisanya adalah makanan.
"Tapi... Tapiii sunbae semua ini penting bagiku. "
Ki Hyeop merasa tidak ada hal yang aneh yang dia bawa. Akhirnya Si Woo mengalah dengan menghela nafas panjang.
"Ya.. Ya.. Baiklah... Masukkan kembali semua amunisimu itu"
Si Woo pasrah menghadapi mahasiswa baru yang subur itu.
"Siapa Namamu dan tunjukkan tanda pengenalmu"
Jun Hwa meminta tanda pengenal dari setiap mahasiswa baru yang baru datang. Mahasiswa yang ia tanyain sekarang terlihat gugup saat dia meminta tanda pengenal nya. Jun Hwa kembali menatapnya.
"Ayo.. Perlihatkan lah jangan sungkan"
Jun Hwa membujuk mahasiswa baru itu. Dan akhirnya, mahasiswa itu menunjukkan tanda pengenal nya dan ternyata ia agak gugul karena berasal dari kastakasta sangmin dengan nama Ju Hak Tae.
"Akan lebih baik kalau kau percaya diri dan buktikan bahwa kasta tidak mempengaruhi kepintaran dan ketekunan seseorang berjuanglah.. Semoga kau bisa lulus dan menjadi seseorang yang kau inginkan"
Jun Hwa mengatakan hal itu sambil memberikan kembali tanda pengenal Hak Tae. HakTae merasa senang karena disemangati oleh Jun Hwa.
"Terimakasih banyak sunbaenim!! "
Hak Tae memberi hormat pada Jun Hwa sebelum meninggalkan tempat pendaftaran itu.
"Kau tidak perlu terlalu ramah pada mereka. "
Jae Gil yang sedari tadi berdiri dibelakang Jun Hwa dan hanya mengawasi akhirnya bicara.
"Daripada kau disini sebaiknya kau bantu yang lain..
" Aku malas, lagipula aku ikut denganmu bukan untuk mengurusi hal ini"
"Terserah apa yang ingin kau lakukan tapi jangan hanya diam dibelakang ku karena mereka akan mengira hal yang tidak-tidak"
Jun Hwa mengatakan iyu dengan nada rendah agar tidak ada yang mendengar.
"Dasar Gila.. "
Jae Gil berjalan meninggalkan Jun Hwa untuk pergi ke suatu tempat dan tidur.
Setelah segala bentuk formalitas selesai akhirnya. Semua mahasiswa baru yang berhasil lolos berkumpul di balai mahasiswa sekarang.
"Aku ucapkan Selamat untuk kalian yang lolos dan resmi menjadi mahasiswa baru di sungkyunkwan.Se etelah ini kalian akan di bimbing melakukan orientasi oleh para pembina. Jika ada yang ingin ditanyakan, tanyakan langsung kepada para pembina mengerti? "
"Mengerti..... "
Mahasiswa baru dibagi menjadi beberapa kelompok dan do bimbing eh para pembina untuk mengenal setiap tempat dan bangunan yang ada di sungkyunkwan lalu mereka dibawa untuk melihat asrama mereka.
Setelah melakukan masa orientasi, mahasiswa baru itupun diizinkan untuk merapikan barang bawaan mereka dan beristirahat sebelum melaksanakan hari pertama pembelajaran dengan para guru besok.
"Hahhh... Lelah juga ya.. Membimbing mereka.. Rasanya seperti membimbing puluhan anak ayam"
Si Wan terbaring di dekat sebuah pilar di balai mahasiswa.
"Aku senang saat melihat semangat belajar dari beberapa mahasiswa. Namun, aku masih merasa miris saat bberapa diantara mereka yang berasal dari kasta Sangmin. Dibanding dengan yang lain mereka selalu tampak ragu dan gugup. Aku ingin memberantas kesenjangan seperti itu. "
Jun Hwa merasa kasihan pada mahasiswa baru yang seorang rakyat jelata. Karena mereka tampak tidak percaya diri
"Hmmmm.... Kau memang benar. Padahal pendidikan adalah hak bagi semua orang. "
Si Woo setuju dengan yang dikatakan Jun Hwa.
"Tunggu, sejak tadi.. Aku tidak melihat si burung gagak"
Si Wan tiba-tiba terduduk karena selama hampir seharian penuh tidak melihat Jae Gil.
"Sejak tadi dari pendaftaran, masa orientasi hingga mahasiswa baruberistirahat dia sudah melakukan nya lebih dulu"
Jun Hwa sedikit kesal membicarakan Jae Gil.
"Licik sekali dia.... Sudahlah.. Kita sudah boleh kembali ke Dalbich-Arae kan... Aku sangat lapar. Disini makanannya tidak seenak disana... "
Si Wan merengek karena sangat lapar
"Sepertinya sudah selesai, karena mahasiswa baru sudah beristirahat di asrama masing-masing. Jadi ayo kita kembali ke Dalbich-Arae "
Jun Hwa bangkit lebih dulu, ntah kenapa dia merasa merindukan tempat itu.
Mereka bertiga memutuskan kembali ke Dalbich-Arae tanpa mengajak Jae Gil, toh mereka pun tidak tau Jae Gil dimana.