jatuh cinta dengan pria seumuran itu adalah hal yang sudah biasa bukan?, namun bagaimana jika perasaan itu malah tertuju pada seorang pria dewasa yang seumuran dengan ayahnya?.
"hot, seksi, dan menggetarkan." gumam gadis beseragam SMA menatap tak berkedip pada tubuh tegap di depannya.
"Dasar gadis gila, menyingkirlah." penolakan terjadi, namun apakah gadis SMA itu menyerah?. ck, tentu saja tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mian Darika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Lampu ruangan yang semula agak terang, kini langsung berubah jadi tamaran, membuat orang orang yang tadi hanya fokus pada diri mereka sendiri langsung menoleh ke arah sebuah pangung tak terlalu besar di depan sana, lebih tepatnya panggung yang berada di belakang sakuma yang tingginya bisa di kontrol.
Dan tak lama, suara musik pelan dan sen sual pun di putar membuat mereka yang mendengar itu langsung bersorak dengan binar mata penuh penasaran menunggu sosok yang akan datang, sosok yang akhir akhir ini membuat mereka lebih bersemangat untuk datang ke tempat tersebut , sosok wanita bertopeng dengan gaunnya yang begitu 'indah'.
Sosok itu pun sudah memulai pekerjaannya, menari dengan gerakan lembut yang indah membuat mata siapa saja langsung tertuju ke arahnya. Apa lagi gaun yang bisa di bilang hanya mampu menutupi aset aset berharganya itu sudah mampu membuat mata para tamu yang datang langsung melotot seakan akan tidak ingin berkedip dan melewat kan penampilan itu.
Sedang kan itu di sudut ruangan yang tak begitu jauh dari area panggung, terlihat 2 orang pria yang di temani asisten masing masing sedang membahas akan sesuatu.
"Tak ku duga kau akan datang tuan, karna ku rasa kau akan menolak saat aku mengajak mu untuk bertemu di tempat seperti ini." Ucap pria seumuran stanley itu, sambil menyesap segelas vodka yang baru saja dia pesan.
Pria di depannya yang tak lain adalah tuan levian benjamin, terkekeh kecil mendengar itu.
"Ya, aku juga merasa heran pria terhormat dan tak tersentuh seperti mu nyatanya memilih tempat seperti ini. Tempat tersembunyi, yang bahkan aku sendiri baru tau jika ada. Dan Aku kira putra tuan leminos akan memilih tempat seperti biasanya, restoran mewah atau hotel bintang lima." levi berucap sarkas, ia mencoba bersikap profesional menghadapi klien yang merupa kan pria yang sudah merebut tunangannya.
Sialan...
Ia tak menyangka jika perusahaan tempatnya menjalin kerja sama merupa kan milik ayah dari pria di depannya ini.
Pria bernama ben itu tertawa, tak keras namun cukup membuat wajah levi tampak mengeras. Ia yakin jika tempat pertemuan ini adalah tempat yang di sengaja oleh pria bernama ben yang merupa kan anak dari kliennya.
"Santai saja tuan, aku hanya bosan saja di trmpat tempat seperti itu. Lagi pula aku pun tak menyangka jika kau akan menyetujui kerja sama yang ayah ku ajukan, mengingat masalah kita terkahir kali."
Levian berdiri, hendak menyerang. Namun lengannya sudah lebih dulu di tahan oleh sekertarisnya, membuatnya berdecak lalu kembali duduk.
Ia bukannya takut, tapi teringat jika hari ini ia harus pulang cepat karna putrinya sudah menunggu untuk meraya kan bersama ulang tahun mendiang istrinya.
Tak lama dari itu semua orang yang ada di sekitar panggung bersorak keras, bahkan beberapa terdengar memuja penari bertubuh indah itu.
seperti tamu lainnya, levi pun menoleh ke sumber suara dan matanya menangkap sosok wanita yang hampir telánjáng di atas panggung sana.
"Ada apa tuan? Apa kau tidak tertarik untuk ikut bergabung dengan para tamu yang lain, ku rasa kau juga sama dengan mereka, langsung tertarik begitu pertama kali melihat penari kami yang memukau itu." Ben tersenyum kala melihat tatapan pevi yang tak berkedip selama bebetapa detik ke arah panggung, menatap penari baru yang ia pekerja kan beberapa minggu ini.
di mana ben adalah pemilik tempat itu, dan dia adalah bos di mana remika saat ini bekerja. Padahal sama saja, ben sendiri pun sangat terpukau pada gadis SMA twrsebut, dan sayangnya ben tidak bisa mendekatinya karna saat ini dia sudah terikat dengan wanita yang dulunya menjadi tunangan dari stanley.
dan selang beberapa menit kemudian, sesi itu pun selesai dan penari yang ada di atas panggung sudah turun dan mendapat kan tepung tangan dan sorakan yang meriah dari pada tamu.
"baik lah tuan, ku rasa pertemuan kita sudah selesai. Dan untuk sisanya, kau bisa tanya kan pada asisten ku." setelah mengatakan itu levi pergi lebih dulu, karna sedikit lagi jam menunjuk kan pukul 12 malam.
Brukk...