Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29
Mobil Mercedes Benz hitam milik Antonio yang di kemudikan Andik sudah tiba di depan rumah Laras.
Laras pun bersiap untuk turun dari mobil tapi sebelum itu dia berkata pada Andik "makasih ya Ndik," ucap Laras pada Andik.
.
"Sama-sama," ucap Andik dengan ramah pada Laras.
Kemudian Laras pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Laras, kamu pulang, bagaimana keadaan Antonio?" tanya Bu Weni pada Laras ketika melihat Laras sudah masuk ke dalam rumah.
"Mas Antonio sudah baikan Bu," ucap Laras tanpa sadar menyebut panggilan mas di depan ibunya.
Bu Weni mengerutkan keningnya heran mendengar panggilan baru Laras untuk Antonio.
"Mas, kamu memanggil Antonio dengan sebutan mas?" tanya Bu Weni.
Laras terdiam sejenak sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
"Kok sekarang kamu memanggil mas pada Antonio?" Bu Weni masih penasaran.
Laras melepaskan tangan kanan yang menutup mulutnya kemudian dia mulai bercerita pada Bu Weni.
"Bu...ceritanya beberapa hari yang lalu mas Antonio itu pernah menyatakan perasaan cintanya pada aku tapi aku belum memberikan jawaban padanya, sampai pada akhirnya kemaren itu ketika aku menunggui mas Antonio di rumah sakit dia mempertanyakan lagi soal jawaban aku tentang perasaan yang ia ungkapkan pada aku, lalu aku jawab aku menerima cintanya Bu ."
Bu Weni tersenyum pada Laras ada perasaan bahagia yang menyelip di hatinya setelah mendengar cerita Laras, karena Bu Weni juga akan setuju kalau Laras menjadi pacar Antonio sebab menurut pandangan Bu Weni Antonio itu orang yang baik ramah dan selalu menolong Laras di saat Laras mengalami kesulitan apalagi dengan kejadian kemaren itu yang sampai membuat lengan kiri Antonio terluka karena menolong Laras dari pencopet .
"Ibu senang kamu sudah bisa membuka lembaran baru dalam hidupmu dengan menerima antonio," ucap Bu Weni kemudian pada Laras.
"Iya Bu, aku harus bisa melupakan Edo sebab aku juga tidak bisa menunggu Edo terus tanpa ada kepastian darinya," tatapan Laras menerawang.
Bu Weni mendekati Laras dan mengelus rambut putri satu-satunya itu.
Satu Minggu setelah pemulihan dari lukanya Antonio sudah mulai beraktifitas lagi di kantornya lagi.
"Pagi pak," sapa Mira pada Antonio ketika lewat di depan meja kerjanya.
"Pagi,"jawab Antonio yang kemudian masuk ke dalam ruang kantornya.
Antonio duduk di kursi kerjanya sambil memperhatikan jadwal meeting nya dengan beberapa klien yang sempat tertunda beberapa hari lalu karena dirinya sedang dalam masa pemulihan dari luka robek lengan kirinya itu.
Kemudian Antonio memanggil Mira lewat tablephone yang ada di atas meja kerjanya.
Terdengar suara pintu di ketuk dari luar dan sejurus kemudian Mira masuk ke dalam ruangan Antonio.
"Iya pak," kata Mira ketika sudah di depan meja kerja Antonio.
"Untuk meeting klien yang di cancel apa kamu sudah membuatkan jadwal ulang nya Mir?" tanya Antonio pada Mira.
"Emmmm.....itu pak emmmm....anu pak," Mira terlihat kebingungan tidak bisa menjawab pertanyaan dari Antonio.
"Aku sudah menghandle meeting nya semua," tiba-tiba Roy masuk ke dalam ruang kantor Antonio.
"Roy! apa-apaan kamu ini main handle sendiri tanpa persetujuan dari aku," seketika Antonio berdiri dari tempat duduknya, dia terlihat marah sekali pada Roy saudara tirinya itu.
"Masalahnya di mana Anton....?" ucap Roy dengan mendongakkan wajahnya pada Antonio.
"Masalahnya kamu sudah berbuat seenak hatimu dengan klien klien aku," ucap Antonio dengan nada masih marah.
Roy tersenyum sinis pada Antonio dan berkata " kamu lupa Anton, kalau aku juga berhak atas perusahaan ini karena aku juga menanam saham di perusahaan ini ingat itu!"
"Aku tahu itu! tapi kamu juga perlu tahu satu hal, klien yang aku tangani itu menjadi urusan aku dan kamu tidak seharusnya ikut campur!" Antonio meradang.
"Oh ya, apa karena aku ini hanya anak dari istri ke dua papa lalu aku tidak boleh mengurus perusahaan ini juga hah!" Roy juga tidak kalah meradang nya dari Antonio.
"Brengsek kamu Roy," Antonio mengumpat Roy dan langsung berjalan keluar dari ruang kantornya.
"Pak, pak Antonio!" Mira berlari mengejar Antonio yang sudah berjalan dengan cepatnya meninggalkan ruang kantornya.
Terlihat Roy tersenyum puas melihat Antonio marah, dia pun akhirnya keluar dari ruangan kantor Antonio itu.
"Pak Roy bagaimana ini? saya takut pak Antonio marah pada saya nanti," Mira ketakutan sekali.
"Sudahlah Mir kamu tenang saja," ucap Antonio sambil berlalu dari hadapannya.
"Ya ampun bagaimana ini...." Mira jadi kacau karena sebenarnya kemaren dia juga tidak bisa berbuat apa-apa ketika Roy tiba-tiba menghandle meeting dengan klien-klien Antonio.
Antonio keluar menuju ke arah mobilnya dan sejurus kemudian mobil itupun bergerak dengan kecepatan tinggi di jalanan, Antonio masih emosi dengan sikap Roy yang seenaknya saja itu.
"Brengsek kamu Roy," kembali Antonio mengumpat dengan memukul kemudi mobilnya karena kesal pada Roy.
Wajar kalau Antonio sangat marah sekali pada Roy kali ini karena bukan sekali ini saja Roy berlaku seperti itu pada klien-klien Antonio.
Handphone Antonio berdering,Antonio mengangkat telepon dari pak Arnaf salah satu dari kliennya yang di handle Roy kemaren.
Antonio menstabilkan emosinya sejenak sebelum menjawab telepon dari pak Arnaf.
"Halo pak Arnaf," ramah Roy menyapa pak Arnaf.
"Maaf pak Antonio setelah saya pikir-pikir, setelah saya meeting dengan pak Roy, saya mengundurkan diri untuk mengadakan kerja sama dengan perusahaan pak Antonio," ucap pak Arnaf membuat Antonio sangat terkejut.
"Tapi kenapa pak? Ada apa? bukan kah bapak sudah tertarik dengan perusahaan saya untuk mengadakan kerja sama?" Antonio panik.
"Tadinya sih saya sangat tertarik untuk bekerjasama dengan perusahaan pak Antonio tapi sekarang tidak lagi, sekali lagi maaf pak," pak Arnaf mengakhiri pembicaraannya di telepon.
Antonio terdiam terlihat dia sangat geram dan marah sekali dengan ulah Roy yang di lakukan pada klien-klien nya.
"Benar-benar brengsek kamu Roy, apa yang sudah kamu katakan pada pak Arnaf sampai dia membatalkan kerjasama dengan aku," tangan Antonio mengepal dia pukul kemudi mobilnya dengan geram.
Tiba-tiba Antonio membelokkan mobilnya masuk ke dalam sebuah cafe yang bernama Bernady cafe miliknya sendiri.
Antonio memarkir mobilnya di teras cafe lalu dia pun masuk ke dalam cafe dan duduk di salah satu sofa yang terletak di sudut ruangan cafe tersebut.
Antonio menyandarkan kepalanya di punggung kursi sofa panjang itu sambil memejamkan matanya seolah ingin melepaskan penat yang ada di kepalanya saat ini.
Terlihat seorang kepala pelayan cafe mendatangi sofa tempat Antonio duduk.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode