James Morgan adalah seorang pria dengan sejuta pesona yang dapat membuat banyak wanita terpikat olehnya. Tetapi di jaman sekarang ketampanan apa gunanya jika tidak memiliki uang dan kekuasaan?
Kisah tragis seorang pemuda tampan ditinggalkan oleh pacar materialistisnya karena mendambakan kemewahan.
Hingga suatu hari dia memiliki sistem kekayaan terhebat yang mengubah hidupnya yang biasa biasa saja menjadi luar biasa. Mobil super? Rumah mewah? Kehormatan? dan Wanita?? bahkan secantik bidadaripun bisa dia dapatkan dengan mudah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Workshop
Keesokan harinya, James memutuskan untuk membawa mobil yang tergores kemarin ke jasa perbaikan mobil.
Terlihat di sana beberapa mobil berjejer dari berbagai jenis merek.
Kedatangan James membuat tempat itu seketika riuh, bagaimana tidak, semua orang di sana rata rata adalah penggemar berat jenis mobil super, mungkin sebagian dari mereka adalah anak anak orang kaya yang hobi memodifikasi body mobil mereka.
"Woah lihat, bukankah itu koenigsegg?"
"Mobil itu sering terlihat akhir akhir ini di kota kita, aku sangat penasaran siapa pemiliknya."
"Ck sungguh membuat orang iri."
James keluar dari mobilnya di bawah tatapan kagum dari semua orang.
Salah satu pemuda yang sedang memantau proses modifikasi mobilnya, fokusnya teralihkan ketika melihat kedatangan mobil edisi terbatas koenigsegg, dia segera menghampiri James dengan wajah bersemangat.
"Hei bro, mobilmu sangat keren, apa kau kemari untuk memodifnya?" Tanya nya akrab pada James.
James cukup terkejut dengan sambutan yang sangat bersahabat itu. "Bukan, aku hanya ingin memperbaiki goresan cat yang terdapat di depan mobilku."
"Goresan? Apa kau terlibat dengan kecelakaan? Ah sayang sekali mobil se keren ini harus tergores." Tanya nya penasaran, sembari menyentuh goresan cat yang James katakan.
"Goresan nya kecil, tetapi mengingat mobilmu termasuk tipe yang langka, mungkin sulit untuk mencari jenis cat nya." Ujarnya pada James.
James sedikit khawatir mendengar itu, dia tidak menyangka ternyata jenis cat mobil mahal sangat sulit di dapatkan.
Melihat wajah bingung James, pria itu menepuk bahu James menenangkan. "Tenang saja kawan, kebetulan aku mengenal pemilik workshop ini, dia mempunyai koneksi cukup luas di dunia permobilan."
"Kalau begitu aku akan mengandalkanmu, ngomong ngomong namaku James, dan kau?"
"Namaku Alexander, semua orang memanggil ku Alex." Jawabnya.
"Ayo ikut aku, kebetulan aku juga sedang memodifikasi mobil milikku di sini, nanti ku kenalkan dengan temanku yang tadi ku sebutkan." Ajak Alex pada James.
James mengangguk dan mengikuti Alex di belakangnya.
Dia melihat sekelilingnya, semua orang sedang sibuk dengan mobilnya masing masing, James melirik Alex, dia sedang menelepon seseorang, mungkin pemilik tempat ini, pikirnya.
James menunggu untuk beberapa saat hingga Alex datang menghampirinya.
"James, aku sudah menghubungi temanku, kebetulan dia hari ini memang tidak masuk, tetapi katanya dia mempunyai kenalan yang memiliki stok cat untuk jenis mobil milikmu, jadi mungkin perbaikannya dapat di lakukan besok atau lusa, bagimana?"
"Ya tidak apa apa, aku juga tidak terlalu terburu buru untuk menggunakannya. Oh ya bolehkah aku menambahkan kontakmu?" Ujar James pada Alex.
"Tentu, aku juga membutuhkan kontakmu untuk mengabari tentang proses perbaikanya." Alex memberikan detail kontaknya pada James.
"Terimakasih Alex, oh ya bagaimana dengan biaya perbaikannya? Apa aku harus mentransfernya sekarang?" Tanya James.
"Tidak usah terburu-buru, kau sudah menjadi salah satu temanku jadi santai saja, nanti akan ku kabari setelah mobilnya selesai di perbaiki."
"Baiklah kalau begitu, aku akan mengandalkanmu tentang perbaikan mobilku. Kalau begitu aku pamit ya, aku titip mobilku di sini." Ujar James pada Alex sembari memberikan kunci mobilnya.
"Oke bro, tenang saja workshop ini sangat dapat di percaya, selama aku berlangganan di sini, tidak pernah ada satupun mobil yang hilang atau di curi." Jelas Alex meyakinkan James.
James menganggukkan kepalanya, lalu pamit pergi dari sana.
Dia senang bertemu orang seperti Alex, sangat jarang ada orang yang memiliki sifat friendly dan baik sepertinya. Melihat dari mobil milik Alex, sepertinya dia juga termasuk anak orang berada, jadi James tidak khawatir di tipu dan mobilnya di bawa kabur.
James pulang dengan memesan taksi online. Dalam perjalanan menuju villa nya. Dia melihat sosok gadis muda yang familiar tengah berebut sebuah tas dengan seorang pria berpakaian hitam di jalan yang sepi, sepertinya dia sedang di rampok.
"Merampok di siang bolong seperti ini benar benar sangat berani." Ucap sopir taksi menggelengkan kepalanya.
"Bukankah itu teman kampus Olivia." Gumamnya, ingat dengan gadis yang menjemput Olivia di mobilnya kemarin.
"Berhenti pak, aku sepertinya kenal dengan gadis itu." Ujar James pada sopir taksi.
Sopir taksi seketika segera menghentikan mobilnya sesuai dengan perintah James.
Keluar dari taksi, James berlari dengan cepat dan menendang pria perampok itu dari belakang.
Duak
Brugh
Pria itu tersungkur ke jalan aspal yang keras dan meringis kesakitan.
"Ugh sial." Umpatnya. Dia menatap James dengan tajam, tetapi melihat postur tubuh James yang lebih tinggi dan berotot darinya, seketika membuat keberaniannya menciut.
Dia berdiri dengan tertatih, lalu berusaha berlari dengan sekuat tenaga.
James yang melihat pencuri itu berlari dengan tergopoh-gopoh seketika menaikkan satu alisnya heran, dia kira dia kan terlibat perkelahian dengan pria itu, sekalian dia ingin menguji seberapa hebat ilmu beladirinya saat ini, tetapi tidak menyangka pencuri itu akan lari setelah melihatnya tanpa adanya perlawanan.
"Sepertinya dia adalah pencuri amatir." Tebak James kecewa.
Masih ingat dengan gadis yang membantu Olivia, namanya adalah Zea.
Zea merasa sangat bersyukur ada seorang seseorang yang menolongnya saat ini. Dia baru saja tadi keluar dari bank untuk mengambil uang yang di kirimkan keluarganya untuk keperluan kampus, tetapi tidak di sangka dia akan diikuti oleh seorang pria yang ternyata adalah perampok.
"Terima kasih telah menolongku." Ujar Zea membungkuk, belum menyadari jika pria yang menolongnya adalah James, pria tampan yang kemarin mengantarkan sahabatnya.
"Sama sama, bukankah kau adalah temannya Olivia?" Ujar James yang membuat Zea seketika mendongak melihat lamat wajah James.
"Eh, kau adalah Kakak tampan yang mengantar Oliv kemarin, dan namanya kalau tidak salah, kak James kan?" Zea teringat.
James menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis.
"Sekali lagi terimakasih kak, kalau tidak ada kamu, mungkin uang untuk keperluan kampus dari orang tuaku akan lenyap." Ujarnya menatap James dengan nafas lega.
"Sama sama, lain kali hati hati jika sedang membawa uang tunai, bawalah teman atau keluarga agar tidak terjadi sesuatu seperti tadi." Ingat James pada Zea.
"Baik kak, kejadian ini memang karena kelalaianku."
"Kau mau ke kampus? Mau ku antarkan?" Tawar James, tetapi Zea menolaknya dengan enggan karena merasa tidak enak. Bagaimana mungkin dia dengan tidak tau malu meminta James untuk mengantarkannya setelah berjasa telah menolongnya.
"Tidak usah kak, lagian sudah dekat dengan area kampus." jawabnya.
"Baiklah kalau begitu, hati hati, aku pergi dulu." James tersenyum tipis lalu hendak pergi dari sana, tetapi Zea menghentikan langkahnya sejenak.
"Kak James tunggu, eh itu... Bolehkah aku meminta nomormu?" Ujar Zea ragu, tetapi tetap memberanikan diri.
"Olivia kemarin bercerita kepadaku kalau dia berhutang traktiran makan padamu, tetapi tidak ada cara untuk menghubungimu kak James." Alasan Zea pada James.
James menganggukkan kepalanya lalu memberikan nomornya pada Zea.
'yes.' batin Zea senang, karena berhasil memiliki kontak pria tampan yang di kaguminya.
'Kau telat satu langkah di belakangku Liv hahaha.' Zea sedikit memuji kecerdasannya.
"Sekali lagi terimakasih kak James." Ujarnya lalu segera pergi dari sana sebelum James menyadari alasan anehnya.