From Debt Collector To Great Mother

Caroline cukup lama memandangi kertas yang menampilkan gambar hasil karyanya. "Teacher, gambar teacher bagus!" Aveline langsung mengambil kertas itu dan bersorak gembira sembari berlari.

"Aku memang menguasai bahasa, tapi menggambar.... Itu bukanlah keahlian ku. Bahkan membuat bunga saja aku tidak bagus. Tapi ini... Semua detail itu, itu benar-benar." Ujar Caroline tak menyangka.

"Apa ini dari Grace sendiri?"

"Tapi aku tidak mendapatkan ingatan apapun akan itu."

***************

"Ada apa? Apa yang kau pikirkan? Ada yang sakit?" Zian langsung menuju istrinya setelah mencuci tangan dan mengeringkan nya.

"Tidak..." Caroline menarik napas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Zian, bagaimana jika kita membuka usaha asesoris atau fashion, bagaimana?" Tanya Caroline untuk memancing respon Zian.

Hening, Zian diam untuk beberapa saat. Caroline menunggu dengan sabar. "Kenapa? Maksudku, kenapa terpikirkan itu tiba-tiba." Ujar Zian.

"Aku ingin dan sepertinya itu bisnis yang menjanjikan serta tidak sulit untuk kita lakukan." Jelas Caroline.

"Kenapa? Kau tidak suka?" Zian langsung menggeleng.

"Bukan begitu, aku cukup kaget kau mengatakannya."

"Itu artinya kau setuju kan?"

"Tentu saja, kenapa tidak. Kau ahli dalam bidang itu. Kau menyukainya, aku senang melihatmu bahagia dan melakukan apa yang kau senangi."

"Iya. Terimakasih."

"Kapan kita akan pergi membelinya?"

"Hmmmm?"

"Membeli barang-barangnya. Perlengkapannya."

"Ah iya, tentu saja. Kita akan pergi, bagaimana kalau lusa?"

"Tentu."

Dentingan jam terdengar memecah kesunyian, Caroline masih terjaga. Entah mengapa Semenjak keahlian Grace keluar, dia mudah terpaut dengan alat gambar.

"Baiklah, kita coba sedikit." Caroline ingin mencoba hal lain, jika tadi dia bisa membuat gambar baju, mungkin sekarang dia bisa membuat desain perhiasan, pikirannya tertuju pada gelang.

"Ternyata benar, ini bakat sosok yang aku tempati ini. Ini sangat aneh, kemampuan ku dan kemampuannya bersatu."

"Grace, seperti apa kehidupan mu sebenarnya? Kenapa aku hanya mendapatkan sedikit sekali ingatan akan itu. Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi?"

*************

Setelah meminta izin pada Madam, keluarga kecil itu melanjutkan pencarian mereka menuju toko peralatan jahit dan juga manik-manik. Caroline akan terus mengulik masa lalu dari pemilik tubuh ini.

'Tidak mungkin Zian tidak tau. Dia pasti tau sesuatu kan. Atau mungkin dia menyembunyikan nya?' tentu saja Caroline hanya bergumam dalam hatinya saja.

"Ayo kita masuk." Ajak Zian, Caroline mengangguk, alat jahit dan kerajinan tangan untuk gelang itu berada di hadapannya.

"Kau mau yang mana?"

"Yang ini. Dan aku akan melihat yang lain dulu."

'Kalau untuk membuat pakaian aku belum bisa, apakah dia bisa menjahit atau tidak. Setidaknya aku mulai dengan yang ini dulu.'

Setelah berbelanja, Caroline membuka barang-barang yang telah mereka beli. "Grace." Panggil Zian.

"Iya, kenapa?" Jawab Caroline sembari membereskan peralatan nya.

"Ini hasil gambar mu Grace?" Caroline langsung menoleh dan matanya melihat kertas-kertas yang ada di tangan Zian.

"Iya."

"Aku akan simpan....." Tapi belum sempat Caroline mengambil nya, Zian mer3mas kertas itu di depannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Caroline dengan nada tinggi.

"Kau menggambar nya dengan tangan mu sendiri?"

"Iya, aku sudah bilang kan!"

"Aaa..." Caroline terkejut ketika bahu nya dicengkeram oleh Zian, mata pria itu menatap dengan tatapan aneh.

"Apa yang kau lakukan?"

"Lebih baik kau hentikan saja."

"Apa?" tanya Caroline tidak mengerti.

"Kau hentikan saja, aku tidak mau terjadi sesuatu padamu, Grace.... hentikan saja. Aku tarik kata-kata ku kembali." Tentu saja Caroline semakin tidak mengerti.

Bersambung......

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏