IG : Srt_tika92
Giska, gadis yatim piatu yang tinggal dengan keluarga mantan majikan kedua orang tuanya.
Aurel adalah salah satu anak dari keluarga dimana Giska tinggal.
Aurel dan Giska selalu bersekolah di tempat yang sama, karena memang usia mereka sebaya.
Mereka pun terjebak mencintai pria yang sama. Hingga Giska merelakan pria itu untuk menikah dengan Aurel.
Hingga suatu saat, Aurel datang tiba tiba menemui Giska untuk menikah dengan suaminya.
Ikuti kisah cinta mere hanya disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlibur
Malam harinya Giska meminta Davon untuk menyiapkan makan malam yang romantis. Dengan senang hati Davon memenuhi keinginan Giska.
Davon mem-booking Private room di sebuah restoran bintang lima. Suasana di ruang itu begitu romantis, sorot lampu yang temaram membuat suasana terasa begitu intim.
Giska menikmati makan malam romantis itu, wanita itu tak hentinya menatap pria tercintanya. Malam ini Giska ingin merekam hal romantis bersama Davon untuk selalu ia kenang.
" Sayang.. apa kamu gak bosen ngliatin aku terus? " tanya Davon.
Giska menggelang, " Aku gak akan pernah bosen Von. Aku sangat mencintaimu sampai kapan pun. " jelas Giska.
" Meski aku sudah beruban? " tanya Davon.
" Hem. " Giska mengangguk.
" Meski aku tidak punya apapun? "
" Iya, meski kamu tidak sekaya sekarang, aku akan tetap mencintaimu. "
Davon terkekeh, " Kamu itu kenapa? gak biasanya gombal kaya gini. "
" Gak boleh nih.. gombalin suami sendiri? "
" Boleh sih.. tapi aneh aja.. " ucap Davon yang merasa Giska berbeda saat ini.
" Setelah ini, kita langsung pulang ya.. " ucap Giska mengalihkan pembicaraan.
Davon mengangguk setuju. " Tapi lanjutin yang tadi ya. " ucap Davon dengan mengerlingkan sebelah matanya.
" Iya.. " jawab Giska yang sudah tau keinginan suaminya itu.
Setelah pulang makan malam yang romantis, Davon dan Giska melanjutkan kegiatan panasnya. Davon sangat senang karena Giska sangat aktif membalas sentuhannya, bahkan Giska tanpa malu memegang kendali kegiatan percintaan mereka.
*
Keesokan harinya, sesuai permintaan Aurel yang ingin menghabiskan waktu libur bersama Giska dan Davon di Dufan.Mereka bertiga sudah berada dalam perjalanan menuju Dufan.
Giska duduk di belakang, sedangkan Aurel duduk di samping Davon yang tengah mengemudi.
" Von, Tomi gak di ajak? " tanya Aurel.
" Kita ketemu di sana. " jawab Davon.
" Di sendirian atau sama pacarnya? " Aurel.
" Kayanya sendiri aja. "
" Oh baguslah.. "
" Kenapa emang? "
" Gak papa sih.. "
Giska yang mendengar percakapan Aurel dan Davon, segera menghubungi temannya Laura, untuk ikut bergabung bersama mereka.
Giska ingin memberi kesempatan pada Laura agar bisa bertemu dengan Tomi, meski tidak akan banyak merubah kenyataan jika Tomi sudah memiliki seorang kekasih.
Sesampainya di Dufan, Giska dan Aurel berjalan beriringan. Sedangkan Davon berjalan mengekori kedua wanita itu, sambil menghubungi Tomi memberi tahu letak keberadaan nya.
Butuh lima belas menit Tomi menemukan keberadaan Davon dan kedua istrinya. Mereka saling menyapa satu sama lain. Setelah itu, Giska dan Aurel menaiki wahana yang tersedia di arena itu.
Davon memilih menunggu saja, tanpa ikut menaiki wahana bersama kedua istrinya, di temani Tomi tentunya.
" Bro.. bini-bini lo udah akrab lagi? " tanya Tomi yang penasaran sedari tadi melihat kedekatan Giska dan Aurel. Karena setau Tomi, kedua wanita itu saling berseteru, terutama Aurel.
Davon mengangguk menanggapi pertanyaan Tomi sambil meminum air dalam kemasan botol, cuaca begitu panas membuat Davon sudah menghabiskan dua botol dalam sekejap.
" Seneng ni ye... punya bini dua sekaligus, ah.. nikmatnya dunia ini... " goda Tomi. Namun Davon hanya diam, menampilkan wajah datarnya.
" Lo kenapa bro? diem aja, bukannya senang. " Tomi.
" Gak tau Tom, gue harus seneng apa gak. " jawab Davon dengan tatapan masih tertuju pada Giska yang sedang tertawa lepas menikmati wahana.
" Hufft... " Tomi menghembuskan nafasnya dengan kasar. " nikmati aja bro.. gak usah banyak mikir. "
Bukannya tidak senang atau bahagia melihat Giska dan Aurel akur kembali. Justru Davon merasa takut jika semua ini akan menjadi beban baginya yang harus adil dalam membagi waktu, karena hati nya selalu tertuju pada Giska.
" Laura... " teriak Giska yang melihat Laura sahabatnya.
Laura mencari ke sumber suara yang memanggilnya, lalu melambaikan tangannya saat menemukan Giska.
Giska bergegas menghampiri Laura saat wahan yang ia naiki berhenti, begitu pun dengan Aurel.
" Hai Rel.. apa kabar? " sapa Laura pada Aurel setelah lebih dulu menyapa Giska.
" Baik, Laura kan? " ucap Aurel yang belum mengingat jelas pada Laura.
Laura mengangguk. " Iya.. "
Giska mengajak Laura menghampiri Davon dan Tomi yang tengah berteduh.
Laura terlihat senang saat melihat pria pujaan hatinya. Saat Giska memberi kabar jika Tomi ikut berlibur bersamanya, Laura dengan senang hati menyusul Giska berharap bisa bertemu dan bercengkrama seperti dulu lagi.
" Laura.. " ucap Davon dan Tomi bersama. Tentu saja kedua pria itu mengenal Laura, karena mereka berteman saat kuliah dulu.
" Hai Von... Hai.. Tom. " Sapa Laura, tidak lupa memperlihatkan senyum manis di wajahnya.
" Lu apa kabar? " tanya Tomi.
" Baik Tom. " Laura.
" Udah lama gak ketemu, lu makin cantik aja. " gombal Tomi.
" Bisa aja lu! " cibir Davon.
Laura yang mendengar gombalan Tomi tersipu malu, " He.. he.. biasa aja kok. "
" Laura, mau ikut kita apa tunggu disini? " tanya Giska yang ingin menaiki wahana lainnya bersama Aurel.
" Ikut deh... " Laura.
" Ya udah yuk. " Aurel.
" Kalian gak ikut nih? " tanya Giska pada Davon dan Tomi.
" Gak sayang.. aku disini aja. " jawab Davon, sedangkan Tomi hanya menggeleng.
Aurel cukup terkejut mendengar Davon memanggil Giska dengan sebutan sayang, berbeda dengannya, Davon tidak pernah memanggilnya sayang. Tapi tarikan Giska membuyarkan pikiran Aurel.
" Ayo Rel.. " ajak Giska yang sudah menarik lengan Aurel.
Mereka bertiga meninggalkan Davon dan Tomi.
" Woii... bengong aja lu! " seru Davon saat melihat pandangan Tomi tak lepas dari Laura. " Inget ama Arini. " ucap Davon mengingatkan Tomi dengan kekasihnya.
" Apaan sih lu! ngagetin gue aja. " sangkal Tomi, padahal pria itu mengagumi Laura yang terlihat berbeda, lebih terlihat dewasa dari waktu jaman mereka kuliah.
Tidak di pungkiri, Tomi mempunyai ketertarikan pada Laura, namun pria itu urungkan karena Laura gadis polos yang tidak mungkin menjadi bahan penjajakannya yang masih ingin bermain-main.
*
*
*
...Jangan lupa berikan dukungan kalian...
...Like. komen. vote. ...
...Bye.. bye.. ...
👍👍👍💪💪💪🙏🏻🙏🏻🙏🏻