YUWEN anak yang terlahir tanpa bakat, dan siapa sangka dia menemui pedang yang tak bertuan dan di situlah dia mendapatkan kekuatan, ikuti kisah nya YUWEN. selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Setelah hening beberapa saat. Kemudian patriak sekte kapak merah mulai bicara lagi.
"Ternyata ini adalah perbuatan mereka!".Gumam ketua sekte kapak merah.
"Maksud patriak. Sekte naga neraka yang misterius itu?!". Tanya balik salah satu tetua sekte kapak merah.
"Benar! Tapi, walau sekuat dan sekejam apa sekte mereka. Tapi kita harus membalas kan dendam akan tewas nya anggota kita yang telah mereka bantai!". Ujar patriak sekte kapak merah. dengan tangan yang mengepal karena rasa marah yang mulai memuncak.
"Patriak, apa tidak sebaik nya, kita memberitahukan hal ini, kepada sekte yang menjadi sekutu kita?!". Tanya salah satu tetua.
"Jangan dulu! Kalau memang kita sudah tidak mampu. Baru kita akan memberitahu ini kepada sekte pedang darah!". Ungkap patriak itu.
Semua kalangan sudah pada tahu, kalau sekte kapak merah yang arogan itu, sudah bersekutu dengan sekte besar. Yaitu dengan sekte pedang darah.
"Apa kita akan langsung menyerang sekte naga neraka, yang ada di jurang awan itu!". Tanya tetua sedikit penasaran.
"Benar! Dua hari lagi kita akan menyerang mereka! Kita buktikan pada mereka. Kalau sekte kapak merah tidak bisa mereka ancam!"Gumam patriak sekte kapak merah.
Di tempat lain.
Prajurit roh yang di kirim Yuwen untuk memata-matai sekte kapak merah, akhirnya memberi kabar pada Yuwen lewat transmisi suara.
Mereka memberi kabar bahwa sekte kapak merah, akan menyerang sekte naga neraka dalam waktu dua hari lagi.
Setelah mendengar kabar dari ajudan nya, kemudian yuwen mengumpulkan semua tetua di aula pertemuan.
"Para tetua semua. Menurut informasi yang telah saya terima. Kalau sekte kapak merah, akan menyerang sekte kita dalam waktu dua hari lagi. Jadi bagaimana menurut kalian semua. Apa ada ide untuk menghadapi mereka !". Tanya Yuwen.
"Seberapa besar anggota mereka yang akan di kirim ke mari?!". Tanya li mey, dengan raut wajah penasaran.
"Menurut informasi yang saya dapat, mereka akan mengirim anggota separuh nya saja. Jadi mereka tidak akan menyerang dengan kekuatan penuh!". Yuwen menjelaskan.
"Mungkin, mereka akan mengirim kan anggota sebanyak seribu lima ratus anggota saja. Sedang kan sisa nya, itu untuk persiapan menyerang kita di tahap berikut nya!". Ucap Yuwen lagi.
"Kenapa, ada tahap kedua, seperti dalam turnamen aja!". Tanya li mey sedikit bercanda.
"Mungkin, nanti juga kalian akan tahu sendiri jawaban nya, setelah perang benar-benar pecah!". Jawab yuwen tanpa memberi penjelasan lebih.
"Mending sekarang kalian persiap kan dulu, seribu anggota saja. untuk menyambut kedatangan mereka di kaki gunung. Dua ratus murid inti, tidak usah kalian bawa. Karna perang ini akan berkepanjangan. Jadi kita harus memiliki banyak kartu trup!". Ujar Yuwen memaparkan pada semua tetua.
"Apa si bocah nakal akan kita bawa bermain?!". Tanya li Mey.
"Maksud kamu. Si bocah Hou xin jie !". Tanya balik Yuwen.
Tapi li mey hanya menjawab dengan senyuman.
"Tidak! Sekarang dia sedang berkultivasi, untuk meningkatkan kekuatan. Mungkin satu Minggu lagi dia baru keluar dari ruangan semedi nya". Jawab Yuwen, menjelaskan ke adaan hou xin jie yang tidak mungkin untuk di bawa berperang.
"Jadi, kita tidak akan menunggu serangan di dalam sekte?!". Tanya tetua Guan yu.
"Tidak usah! Lebih baik kita sambut mereka di kaki gunung ini. Jangan sampai tempat kita ini, di kotori oleh darah-darah orang seperti mereka!". Jawab Yuwen lagi.
Setelah perbincangan selesai, akhirnya merekapun meninggalkan aula pertemuan, untuk mempersiapkan anggota yang akan di bawa untuk berperang.
Esok harinya. Dari duaribu Lima ratus anggota, yang akan di kirim ke kaki gunung untuk menyambut musuh hanya seribu orang saja.
"Tetua, kami sudah siap berangkat". Ujar tetua guan yu sambil membungkuk setengah badan kepada Yuwen.
"Tetua Guan yu! Untuk pergerakan yang sekarang. Kamu sendiri yang memimpin. Sedangkan para tetua yang lain, termasuk li mey tetap tinggal di dalam sekte. Dan mofeng akan mengawasi dari kehampaan. Apa tetua Guan yu mengerti!". Tanya Yuwen dengan wajah serius.
"Saya mengerti patriak. Dan saya akan berusaha sekuat tenaga, untuk memimpin seribu anggota kita. untuk menghancurkan semua musuh yang datang". Ucap tetua Guan yu, dengan penuh semangat.
"Bagus! Berangkat. Dan berhati-hatilah!". Gumam Yuwen.
Sebenar nya. bagi Yuwen, menghancurkan sekte kapak merah, hanyalah masalah kecil. Dengan menggunakan prajurit roh saja, itu sudah lebih dari cukup.
Tapi, Yuwen ingin memiliki anggota yang kuat. Jadi, Yuwen menyuruh anggota nya untuk berperang, hanya dianggap untuk latihan mereka supaya menjadi pasukan yang sangat kuat.
Setelah itu, seribu anggota di pimpin tetua Guan yu langsung berangkat menuju kaki gunung. Mereka berklebatan di atas pohon, seperti tawon yang akan pindah sarang. Dan sesosok mahluk hitam bertanduk, terbang melesat di kehampaan. Dia adalah mofeng yang di tugas kan untuk memantau situasi, dan membantu di waktu anggota nanti kalau mulai terdesak.
Akhirnya, mereka pun sampai di kaki gunung jurang awan. Mereka semua berdiri di antara lebat nya hutan belantara.
Setengah hari pun sudah berlalu. Saat hari lagi panas-panasnya, rombongan anggota dari sekte kapak merah pun sampai ke tempat di mana tetua Guan yu dan anggota nya menunggu.
Orang-orang dari sekte kapak merah, tidak menyadari. kalau sudah banyak orang yang menunggu nya. Di kaki gunung.
Waktu mereka sampai di kaki gunung, lalu muncul tetua Guan yu dengan seribu anggota nya.
"Siapa kalian!". Ucap salah satu tetua dari sekte kapak merah.
"Yang harus bertanya itu kami! Bukan kalian!". Jawab tetua Guan yu santai.
Sekte kapak merah mengirim anggota seribu Lima ratus orang, dengan lima tetua yang memimpin.
Melihat pakaian yang di gunakan tetua Guan yu dan anggota nya, para tetua dari sekte kapak merah baru menyadari. Ternyata orang-orang yang ada di hadapan nya itu adalah musuh yang sedang mereka incar.
Tanpa berbasa-basi lagi. Semua tetua dari sekte kapak merah, langsung mengeluarkan aura qi yang di miliki nya, sambil mencabut pedang dari sarung nya.
Begitupun dengan semua anggota sekte naga neraka. Merekapun melakukan hal yang sama.
Akhir nya, perang pun pecah. Sedangkan Yuwen dan semua yang ada di dalam sekte.
Mereka memantau jalan nya peperangan, lewat formasi pemantau yang di buat oleh Yuwen.
Perang pun pecah, mereka saling serang mengunakan kekuatan pisik dan kekuatan qi masing-masing. Semua Anggota dari sekte naga neraka bertarung begitu ganas.
Gerakan mereka waktu membantai musuh nya begitu cepat seperti bayangan yang berklebatan. Bahkan lima tetua dari sekte kapak merah tidak sanggup bertahan lama.
Dari lima tetua, kini yang tersisa hanya tinggal dua tetua. Anggota dari sekte kapak merah pun sudah banyak yang tewas. Sedangkan dari pihak sekte naga neraka, hanya puluhan orang saja yang meninggal.
Melihat anggota nya yang tinggal sedikit.
Akhirnya sekte kapak merah mencoba untuk mundur dan melarikan diri.
Waktu tetua Guan yu beserta anggota nya mau melakukan pengejaran. Mofeng muncul dan mencegah mereka untuk mengejar.
"Biarkan saja mereka pergi! Ini baru pemanasan. Perang besar yang sebenar nya, baru akan terjadi setelah ini!". Ujar mofeng.
Kemudian tetua Guan yu dan rombongan nya kembali pulang ke sekte tanpa melakukan pengejaran.
