NovelToon NovelToon
Shadows In Motion

Shadows In Motion

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: KiboyGemoy!

Karya Asli By Kiboy.
Araya—serta kekurangan dan perjuangannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KiboyGemoy!, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29

Rifan mulai menghilangkan bekas ciuman yang membuat Araya tidak nyaman, ia menghisap pipi gadis itu, memberinya sedikit j'latan di sana.

"Rifan, sudah, sepertinya sudah hilang," ucap Araya.

Namun, Rifan tidak kunjung menarik dirinya melainkan ciuman yang awalnya di tempat, berjalan semakin mendekat ke arah b'birnya dan terpaut.

Hal yang semakin membuat Araya membulatkan wajahnya. Tiba-tiba saja debaran hatinya berkompa kencang, sangat kencang. Matanya pun membulat dengan napas yang tertahan.

Rifan menarik dirinya, ia menatap Araya lekat. "Bagaimana?" tanya Rifan membuat Araya gugup.

"H-hah ... anu, sepertinya sudah." Pipi gadis itu bersemu dan memanas.

"Benarkah?" tanya Rifan lembut.

Araya mengangguk, segera ia berdiri dan terkekeh-kekeh. "Ah, sudah malam. Maaf merepotkan."

Rifan ikut berdiri, menahan pergelangan Araya dengan lembut. Demi apapun debaran di dalam diri Araya semakin terguncang hebat, oh... apakah ini, apakah ini!!!

Araya menoleh ke arah Rifan dengan kekehan yang begitu gusar, gelisah. "K-kenapa?" tanya-nya.

"Setidaknya balaslah c'umanku," ucap Rifan keluar begitu saja membuat Araya tersentak semakin canggung dan bingung.

"Tidak perlu terburu-buru setidaknya tahap demi tahap," lanjut Rifan yang mengerti maksud dari ekspresi Araya yang tegang itu.

"Sebenarnya, ada apa denganmu, Rifan?" tanya Araya merasa penasaran dengan sikap Rifan yang sepertinya memiliki keganjalan.

"Aku tidak apa-apa, Raya. Aku hanya merasa kesal sekarang," jawabnya serius.

Araya tidak ada pilihan lain, selain mengangguk dan ber 'Oh'.

"Begitu, yah. Sepertinya kamu butuh istirahat, sudah malam juga, sebaiknya pulang." Sebenarnya Araya tidak enak mengusir pemilik apartemen tapi sepertinya suasana kamar ini begitu panas, yah.

"Kapan kamu akan membayar ku?" tanya Rifan.

"O-oh, kamu lagi butuh duit, yah?" tanya Araya, karena ini adalah pertama kali pemuda itu berkata demikian.

Rifan menggeleng ringan, tatapannya begitu lekat pada wajah Araya, tidak berpaling sama sekali.

"Oh, sekarang a-aku hanya punya lima ratus ribu, apa kamu mau?"

Rifan menggeleng.

"Ngga mau, yah? Iya, sih, soalnya hutang aku banyak banget sama kamu," ucapnya sedikit malu.

"Em, bagaimana kalau Minggu depan?"

"Araya~ aku ngga mau semua itu," ucap Rifan semakin membuat Araya pusing.

"Terus apa dong?!"

Rifan tersenyum, satu tangannya menangkup tengkuk leher jenjang milik Araya. Kedua mata mereka saling melempar pandang yang sangat dalam, seakan ada sesuatu yang belum terungkap.

"Buka sedikit mulut-mu." Pentihnya.

Araya tidak menoleh, ia dengan polosnya membuka mulutnya sedikit. Betapa gemasnya, pikir Rifan.

Cup!

Lagi-lagi dan lagi serangan penyatuan itu membuat Araya menahan napasnya.

"Raya, bernapaslah, bawa santai, okey?" bisik Rifan terengah.

Araya pun patuh, saat pautan kembali, gadis itu menutup matanya dan melakukan seperti apa yang Rifan katakan. Ini adalah pertama kalinya dan Araya masih sangat kaku.

Rifan semakin memperdalam l'matannya, mendorong leher Araya.

"Sebenarnya apa yang kita berdua lakukan? Berciuman? Apakah begini rasanya berciuman? A-anu aku hanya sedikit malu," batin Araya.

"Bagaimana-pun ini adalah kali pertanya, aku takut mengecewakan!" lanjutnya berlirih di dalam batin.

Saat ciuman mereka semakin dalam, Araya tidak sengaja mengeluarkan suara keluhan yang membuat l'matan terhenti sejenak.

"Suaraku!" teriak Araya di dalam hati.

Rifan menarik dirinya, pemuda itu menyentuh bibir Araya yang sedikit membengkak. Ia menyungging senyum denhan telinga yang sedari tadi memerah.

"Bagaimana?" tanyanya.

Araya menggihit bibir bawahnya. "Aku tidak tahu," jawabnya yang membuat Rifan mengacak rambutnya.

"Aku pulang, ingat untuk mengangkat panggilanku nanti, hm?"

"Iya."

_o0o_

Langkah yang begitu menggema memasuki ruang tamu rumah di mana Rifan tinggal sekarang. Berpakaian rapi serta bergaya bak seorang pangeran dan putri.

"Selamat datang, nyonya!" sambut para pelayan yang dengan sigap menyambut tuannya.

"Bagaimana kabar bibi?" tanya wanita paruh baya dengan senyum merekah di wajahnya.

"Baik, nyonya," jawab Bibi.

Sedangkan suami wanita itu berjalan ke arah sofa dan duduk di sana. "Rifan mana, Bi? Dia sehatkan selama kami tinggalkan?"

"Baik dong, Om, Tante." Bukan Bibi yang menjawna melainkan Syam yang baru saja memasuki rumah. Senyumannya mengembang lebar, mulai melamglah dengan gagah.

"Syam, bagaimana kabarmu?" Tanya Om Rusman.

Syam duduk di sebelah Tante Tita.

"Baik, Om. Dan, ada kabar yang lebih baik lagi."

"Soal Rifan, yah? Di mana dia? Oh, yah, cerita aja," ucap Tita begitu senang hingga belibet.

Syam terkekeh. "Rifan menyimpan perempuan Tante," bisik yang berhasil membuat Tita membuatkan matanya dan berteriak seakan itu adalah mimpi.

"Yang benar kamu?" hebohnya mengguncang tubuh Syam.

"Kenapa, Ma? Kenapa?" tanya Rusman penasaran.

"Tante ini rahasia. Bisa-bisa aku mati ditangan Rifan jika dia tau." Ciutnya.

"Aih, aman."

Sedangkan Rusman terus menatap keduanya denga raut wajah penasaran. "Apaan sih, heh?"

"Ayah yang apaan?" Rusman menghela napas.

-O0O-

"Bagaimana, Ra? Apa kamu sudah siap tampil Minggu depan di acara event peninggalan jejak?"

Araya mengangguk dengan yakin. "Aku akan berlatih dengan keras," jawabnya.

Raisa berjalan ke arahnya, memegang bahu Araya dengan tatapan hangat. "Buktikan pada dunia bahwa kamu bisa."

.

.

"Cie, udah di jemput aja nih," ledek Raisa membuat Araya terkekeh malu.

"Sudah biasa," jawabnya.

"Kalau begitu kalian hati-hati, yah, aku duluan." Raisa pun berlalu pergi meninggalkan Rifan dan Araya.

"Bagaimana?" tanya Rifan.

"Semuanya berjalan dengan lancar. Tapi, jujur saja aku gugup dan takut," lirihnya.

Rifan menarik napas, ia turun dari motor lalu menarik Araya ke dalam pelukannya. "Jangan takut, yah? Aku bakal jagain kamu dari jauh nanti," ucapnya yang selalu membuat Araya tenang.

Araya mengangguk di dalam pelukan hangat itu. "Makasih."

_o0o_

Rifan mengerutkan keningnya saat ia melewati pagar rumah. Langkah pemuda itu semakin tegas namun pasti dalam melangkah.

"SELAMAT DATANG!!!" seru semua yang berada di dalam rumah.

Rifan tersenyum tipis, ia berjalan ke arah Tita kemudian memeluknya dengan erat. "Bagaimana kabarmu, sayang?"

"Semuanya baik-baik saja," jawab Rifan.

Rusman menepuk bahu Rifan dengan gagah. "Terimakasih karena sudah mengurus perusahaan Ayah. Semuanya berjalan dengan baik."

"Jelas pintar Om, sepupu siapa dulu!" seru Syam.

Suasana rumah terasa hangat, kini mereka sudah berbincang kecil di ruang tamu. Jangan tanya, Rifan awalnya senang dengan bincang-bincang hangat di ruang tamu. Namun, tangannya terus menerus membuka layar ponsel menunggu pesan dari — siapa lagi kalau bukan Araya.

Tapi, tak kunjung ada kabar.

"Rifan juga sudah membangun bisnis, Om," ucap Syam—pemuda yang banyak bicara diantara mereka.

"Benarkah? Bisnis apa itu Rifan?" tanya Rusman, melirik ke arah anaknya yang mengerutkan kening dengan tatapan tajam.

"Rifan? Are you okey?"

"H-hah?"

"Sepertinya kamu banyak pikiran," ucap Tita merasa kasihan pada anaknya yang terlihat begitu banyak pikiran.

Rifan hanya tersenyum tipis.

"Mungkin lagi nungguin pesan yang tidak kunjung datang, Tante, Om," celetuk Syam disertai kekehan, di tsmbah tatapan tajam yang sudah mengarah padanya.

"Pesan siapa?" tanya Rusman.

Tita mendekat ke arah Syam. "Beneran, yah?"

"Kapan cowok setampan aku bohong Tante?"

1
Alexander
Ceritanya bikin aku terbuai sejak bab pertama sampai bab terakhir!
Kiboy: semoga betah😊
total 1 replies
Mèo con
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Kiboy: aaa makasih banyakk, semoga seterusnya seperti itu ಥ⁠‿⁠ಥ
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!