Penculikan yang terjadi membuatnya merasa bersalah dan bertekad untuk pergi dan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi seorang gadis kecil yang sangat ia sayangi yaitu cucu dari Boss ayahnya. Tanpa ia sadari rasa sayangnya terhadap gadis kecil itu berubah menjadi rasa cinta yang sangat mendalam saat mereka tumbuh besar namun menyadari statusnya yang merupakan seorang bawahan, ia tidak berani mengungkapkan hati kepada sang gadis.
Namun siapa sangka saat mereka bertemu kembali, ternyata menjadi kuat saja tidak cukup untuk melindungi gadis itu. Nasib buruk menimpa gadis itu yang membuatnya hidup dalam bahaya yang lebih dari sebelumnya. perebutan kekayaan yang bahkan mengancam nyawa.
Apakah pria tersebut dapat melindungi gadis yang disayanginya itu? dan apakah mereka bisa bersama pada akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyla18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Tepat tengah malam, lampu di kamar Azka menyala samar. Di hadapannya, layar laptop menampilkan isi file dari flashdisk yang mereka temukan di Safe House.
Alya sudah tidur di kamar, tubuhnya lelah setelah perjalanan panjang kemarin dan rapat strategis hari ini. Tapi Azka masih terjaga, ia baru saja selesai membaca semua isi file dari ayah Alya yang sudah berhasil mereka buka.
Dan kini saatnya untuk menonton video dari file 'Rahasia Azka'. Tiba-tiba ia merasa keringat dingin, tangan dan kakinya terasa sangat dingin seperti es batu. Dan Jantungnya berdegup pelan namun berat.
Ia mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk menerima kebenaran apapun itu.
Klik.
File terbuka dan ia segera memainkan video itu.
Siluet pria paruh baya muncul di layar, duduk di balik meja besar berlapis kayu jati. Suaranya berat dan penuh rasa bersalah.
Pria itu adalah Ayah Alya, Rudi Hartono.
“Jika kamu melihat ini, berarti kamu sudah membaca dokumen yang sebelumnya. Dan aku percaya kamu sudah siap mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya,"ucap ayah Alya dalam video itu
“Azka... kamu bukan anak Tri Wijaya. Dia memang membesarkanmu, melindungimu, dan membimbingmu. Tapi dia bukan ayah kandungmu,"ucap ayah Alya lagi.
Azka menegang mendengar kata-kata Ayah Alya.
“Ayah kandungmu adalah Adrian Mahendra. Dia adalah rekan bisnis sekaligus sahabatku. Mahendra adalah seorang pengusaha yang sangat berpengaruh dan jauh lebih tajir dari apa yang diketahui publik. Dia punya musuh yang banyak. Dan saat dia tahu nyawanya tak lama lagi karena sakit dan juga ancaman dari internal perusahaannya sendiri, dia datang padaku,"jelas ayah Alya
“Dia meminta satu hal dari ku yaitu melindungi anaknya. Lindungi kamu,"lanjut ayah Alya
Gambar berubah menjadi foto tua yang menunjukan seorang pria gagah dengan senyum tenang berdiri di samping bayi kecil. Dan Azka menyadari bahwa bayi kecil itu adalah dirinya sendiri.
“Kami sengaja menutupi identitas aslimu. Nama ‘Azka Wijaya' adalah nama pemberianku. Untuk melindungi kamu dari orang-orang yang ingin merebut warisan dan kekuasaan Adrian,"ucap ayah Alya
“Aku membuatmu menjadi anak angkat Tri Wijaya karena kamu tau sendiri sekarang bahwa aku juga memiliki musuh yang banyak baik dari luar maupun dalam perusahaan. Oleh karena itu aku tidak bisa menjadikanmu anak angkatku"lanjutnya
Azka menatap layar dengan mata kosong. Tangannya perlahan menggenggam sisi meja, seolah ia bisa mencengkeram kenyataan yang mulai muncul di sekelilingnya satu per satu.
Dua buah lampiran dokumen muncul setelah video itu selesai di putar. Azka pun segera membukanya dan isi dokumen yang pertama itu adalah surat warisan Adrian Mahendra untuk dirinya yang menyatakan bahwa
“Aset Adrian Mahendra secara legal telah di alihkan ke Yayasan Nusantara, yang selama ini di kendalikan oleh Rudi Hartono secara anonim. Beberapa aset tersebut kini menjadi bagian dari perusahaan induk perusahaan Hartono”
“Azka berhak atas setidaknya 30% nilai total portofolio Adrian Mahendra, namun akses keuangan sepenuhnya dikunci sampai ia berusia 25 tahun atau apabila terjadi kondisi darurat nasional pada perusahaan Hartono.”
Azka mengusap wajahnya, ia pusing dengam kenyataan yang tiba-tiba datang di hadapannya. Seluruh hidupnya selama ini di bangun di atas identitas palsu. Namun ia mengerti bahwa itu bukan untuk menghancurkannya, tapi untuk melindunginya. Ia tidak menyalahkan siapapun, ia mengerti apa maksud dan tujuan dari Ayah kandungnya dan juga Ayah Alya.
Azka pun membuka dokumen kedua yang berjudul struktur Aylazka. Dan dokumen kedua itu ternyata berisi cetak biru sistem restrukturisasi perusahaan Hartono. Di situ, tertera nama-nama yang di percayakan untuk mengelola sistem bisnis baru yang telah di rancang almarhum Rudi Hartono.
Yang mengejutkan adalah nama Alya ada di dalamnya, sebagai CEO inti yang di siapkan untuk masa depan.
Tapi ada nama kedua?
Nama kedua adalah namanya, Azka Mahendra yang memiliki posisi sebagai pelindung strategi & perencana yang bekerja sama. Dan ayah Alya juga menambah keterangan agar hal ini tidak di ketahui oleh Alya dan harus tetap di rahasiakan hingga waktunya tiba.
Azka menutup dokumen itu perlahan dan menyimpannya dengan baik.
Selama ini, ia menyadari bahwa bahkan sebelum kematian, ayah Alya sudah merancang semuanya. Termasuk perannya.
______________
Jam 3 dini hari, Azka berdiri di balkon ruang keluarga mansion Hartono menatap langit gelap. Walaupun kota Jakarta tidak pernah tidur, tapi dunia di dalam dirinya terasa senyap. Angin malam membelai wajahnya, dan di belakang, suara pintu terbuka pelan.
Alya yang terbangun pun keluar dari kamarnya dan ketika melihat Azka di balkon, ia pun berhenti dan berdiri di ambang pintu ruang keluarga.
“Kamu belum tidur?” tanya Alya pelan sambil mengusap matanya
Azka hanya mengangguk.
“Masih mikirin strategi dewan?” tanya Alya lagi dan mendekati Azka
“Ada yang lebih besar dari itu,"ucap Azka lalu menoleh ke Alya
Alya mengangkat alis, tapi tak bertanya. Ia sudah tahu bahwa Azka tak akan bercerita.
Ia berdiri di sampingnya, diam-diam. Seperti biasa.
Tak satu pun dari mereka bicara, tapi udara di antara mereka penuh—penuh beban, rahasia, dan sesuatu yang lain, yang belum boleh diucapkan.
Azka melirik ke samping dan melihat Alya yang masih memakai piyama tipisnya. Ia pun segera mengambil kain selimut yang ada di kursi keluarga dan memakaikan selimut itu pada Alya.
"Jangan suka keluar dengan pakaian tipis. Jaga kesehatanmu dengan baik. Jangan khawatir, semuanya baik-baik saja dan pasti ada perubahan yang lebih baik," ucap Azka menenangkan Alya karena ia tau Alya memang diam namun di pikirannya ia sibuk menebak-nebak apa yang di pikirkan oleh Azka.
Azka pun mengelus pelan kepala Alya dan Alya hanya terdiam saja mendapat semua perlakukan dari Azka yang sedikit berbeda dari biasanya.
Sebenatnya Azka ingin memberitahu kenyataan yang baru saja ia ketahui namun ia tidak jadi melakukannya. Karena Ia tahu, kalau ia mengatakan kebenaran sekarang tentang siapa dirinya, tentang warisan yang dititipkan ayah Alya untuknya, tentang hubungan mereka yang lebih dalam dari sekadar pelindung dan majikan maka semuanya akan berubah.
Tapi bukan sekarang.
Belum waktu yang tepat.
Cukup Azka saja yang kini tahu siapa dirinya. Ia bukan hanya pelindung. Ia adalah bagian dari warisan itu sendiri. Tapi untuk menjaga Alya, menjaga stabilitas perusahaan, dan menjaga hatinya sendiri maka ia harus terus diam.
Dan Alya yang berdiri di sisinya malam itu, tidak tahu bahwa pria yang selama ini ia percaya sebagai pelindung adalah kunci dari seluruh kekuatan yang ditinggalkan ayahnya.
Dan cinta yang tumbuh perlahan, tetap harus dikubur diam-diam hingga waktunya tiba.
Bersambung
