Kecelakaan satu tahun yang lalu, telah mengakibatkan kaki kiri Arsy menjadi cacat, Arsy seorang ibu satu anak ini telah di selingkuhi oleh suaminya dengan wanita lain.
"Mas, apa salahku sampai kamu tega mengkhianatiku?"tanyanya sampai menangis tersedu.
"aku sudah bosan dan muak hidup dengan wanita cacat sepertimu, kau sudah tak mampu melayaniku di atas ranjang, sebaiknya kita bercerai saja!" Jawabnya tanpa memperdulikan perasaan Arsy yang masih berstatus istri sah nya.
Suatu ketika Arsy dipertemukan dengan seorang pria paruh baya dalam kondisi sekarat, Arsy menyelamatkan nyawanya, siapa sangka pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu, sebut saja Tuan Handoko menjadikan Arsy sebagai putri angkatnya.
Dan putra dari Tuan Handoko, yakni Galaksi Pramudya rupanya diam-diam menaruh hati kepada Arsy, meskipun di awal pertemuan mereka, Gala begitu membencinya.
Mampukah Arsy merubah takdir hidupnya dan menerima Galaksi sebagai pendampingnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapapun, tolong aku!
Zaki menatap sinis Gala, Zaki melihat Gala dari ujung rambut sampai kaki, sama persis dengan apa yang sudah ia lakukan terhadap Arsy, dan pada akhirnya Zaki melepaskan genggaman tangannya.
Kemudian Gala mendekat ke arah Arsy, dan mengatakan sesuatu padanya, ia terlihat khawatir.
"Apakah kau tidak kenapa-kenapa?"
"Tidak, Tuan, saya baik-baik saja!" jawabnya tak berani menatap.
Kemudian Zaki bertanya kepada Arsy soal siapa pria yang saat ini berada di dekatnya, bukannya Arsy yang menjawab, justru malah Gala.
"Untuk apa kau tahu siapa aku? Lagian apa maksudmu menggangu Arsy, hah?" Gala mulai nyolot, ia menatap tidak suka terhadap Zaki.
kemudian Zaki mengasongkan salah satu tangannya untuk berjabat tangan.
"Perkenalkan, Namaku Zaki Hermawan, aku adalah mantan suaminya Arsy Latifah!"
Deg!
Mendengar kata mantan suami, Gala semakin geram dibuatnya, ia benar-benar tidak suka dengan pria satu ini.
Kemudian Gala beralih menatap Arsy yang sedari tadi menundukkan kepalanya.
"Arsy, apakah betul pria ini adalah mantan suamimu?" tunjuk Gala ke arah Zaki.
Arsy menoleh sejenak sebelum ia mengangguk."Iya Tuan, Pria ini adalah mantan suamiku!"Arsy memekik pelan.
Mendengar jawaban dari Arsy, entah kenapa dadanya serasa terbakar, begitu panas membara.
"Lantas apakah kau masih ada urusan dengan mantan suamimu ini?" Gala bertanya cukup ketus kepada Arsy, begitu kentara kalau dirinya tidak suka atas kejadian ini.
Arsy menggeleng cepat, ia sudah tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Zaki.
"Yasudah, sebaiknya kita pergi dari sini!" Gala meraih pergelangan tangannya dan segera membawa Arsy pergi.
Zaki pun tidak terima atas sikap Gala yang seperti itu padanya, ia mencoba mencegahnya.
"Tunggu sebentar, aku masih ada urusan penting dengan mantan istriku ini, karena aku ingin menanyakan soal putraku padanya!" Zaki berusaha mencari alasan agar Arsy tidak buru-buru pergi dari hadapannya.
Gala semakin geram pada Zaki, ingin sekali ia mematahkan lehernya, namun ia tahan.
"Maaf Mas, kau tidak usah tanya soal Adnan lagi, putraku sudah tidak membutuhkanmu lagi, bukankah kau yang mengatakan sendiri bahwa Adnan bukan lagi putramu, dan itu artinya kau sudah memutuskan hubungan dengan Adnan!" ucap Arsy seraya menahan rasa sakit di dadanya.
Mendengar Arsy berkata seperti itu, ia tersenyum puas dan segera membawanya pergi dari hadapan Zaki.
"Tapi Arsy, aku...!
Gala tak bisa menahan amarahnya, ia menarik kerah kemejanya Zaki.
"Kau itu tuli ya, Arsy sudah menjelaskan semuanya padamu, lagian kau pria yang tidak tahu malu! " Gala meneriaki Zaki, dan Zaki lebih memilih untuk bungkam dan ia tak berani berkata apapun lagi.
Dengan cepat, Gala membawa Asy menuju lift, karena Tuan Yamazaki sudah menunggunya di Restoran yang terdapat di lantai tujuh Hotel Panama.
Saat berada di dalam lift, Arsy kembali gugup, ia jadi teringat akan peristiwa seminggu yang lalu dimana dirinya dan juga Gala terjebak di dalamnya. Arsy menggenggam ujung jas milik Gala, sedangkan Gala tak menyadari hal itu, ia berdiri tepat di depan Arsy.
Sedangkan Zaki, ia berusaha mencari tahu kepada pihak Hotel, apa yang dilakukan mantan istrinya serta pria yang bersamanya di tempat ini.
Kebetulan Zaki kenal dengan Manager Hotel ini, dan ia bergegas untuk menemuinya.
Zaki yang saat ini menjadi salah satu pegawai di hotel Panama, ia tak menyangka akan bertemu kembali dengan Arsy.
.
.
Setibanya di lantai tujuh, Gala dan Arsy Bergegas pergi menuju Restoran meskipun Arsy tak bisa mengimbangi langkah dari Gala, namun Gala bisa memakluminya, ia tahu keadaan Arsy saat ini seperti apa.
Gala menoleh sejenak ketika melihat Arsy berada jauh di belakangnya.
'Ish...ingin sekali rasanya aku menggendong tubuhmu agar bisa segera sampai, jalanmu sudah seperti putri keraton,ck!'
Gala mengeluh dalam hati, ia sampai menghela napasnya secara kasar.
Pada akhirnya Gala dan juga Arsy bertemu dengan Tuan Yamazaki, chef Reno dan juga Tuan Beni, yang merupakan seorang food vloger terkenal, mereka bertiga lah yang pada saat itu menjadi dewan juri perlombaan memasak.
Arsy dan Gala di persilahkan duduk, dan mereka duduk bersebelahan.
Gala menyapa ketiga pria di hadapannya, di susul oleh Arsy.
"senang bisa bertemu kembali dengan Tuan Gala dan juga Ibu Arsy!" ucap Tuan Yamazaki, kemudian Chef Reno dan juga Tuan Beni ikut menyapa Gala dan juga Arsy.
Kemudian mereka memutuskan untuk makan siang bersama dan rencananya setelah selesai makan siang, Gala akan menanyakan soal hasil penilaian lomba untuk meyakinkan Arsy bahwa dirinya memang layak, sekaligus membicarakan soal tanda tangan kontrak kerjasama antara Arsy dengan Tuan Yamazaki mengenai produksi kue mochi, dan tentunya Tuan Yamazaki begitu tertarik dengan kue mochi bites yang pernah Arsy jelaskan padanya. Karena di negaranya tidak ada sejenis kue mochi yang seperti itu, dan tentunya ini adalah terobosan baru yang bisa menguntungkan kedua belah pihak.
.
.
Kini Arsy berada di dalam kamarnya yang memang sudah di persiapkan oleh pihak Hotel atas perintah dari Tuan Yamazaki.
Arsy duduk termenung di depan balkon, sembari melihat pemandangan pantai yang eksotik, Arsy tersenyum kala mengingat perkataan dari ketiga dewan juri lomba, dimana tadi Tuan Yamazaki menyampaikan padanya bahwa tak ada kecurangan ataupun hasutan agar dirinya keluar sebagai pemenangnya, justru mereka bertiga sangat menyukai hasil kreasi dari masakannya, yakni kue Mochi yang ia olah menjadi makanan yang sangat lezat dan juga menarik.
Akhirnya terbayar sudah rasa penasarannya selama ini dan ia tersadar bahwa Soraya dan juga Nyonya Maria hanya ingin membuatnya kesal dan juga marah, hanya saja Arsy sampai saat ini masih bingung terhadap kedua orang tersebut, pikirnya ia tak pernah mengusik kehidupan mereka berdua, namun mengapa mereka sampai tega berbuat seperti itu padanya?
"Aih... Sudahlah Arsy, kau tidak usah memikirkan hal itu lagi, anggap saja Kedua wanita itu adalah manusia yang tidak waras."
Arsy berbicara kepada dirinya sendiri.
Malam sudah semakin larut, besok siang ia akan menandatangani surat perjanjian kontrak dengan perusahaan milik Tuan Yamazaki.
.
.
Keesokan harinya.
Karena nanti siang Arsy akan bertemu kembali dengan Tuan Yamazaki, Arsy memutuskan untuk sekedar berjalan pagi di sekitar pesisir pantai, ia jadi teringat Adnan, andaikan putranya ada bersamanya saat ini, mungkin mereka berdua sudah bermain air laut sembari membuat istana pasir, ditambah Adnan begitu menyukai hewan laut terutama kepiting hantu. Dulu Adnan senang sekali memburu nya dan pada saat itu Adnan pergi mencari hewan tersebut bersama dengan Ayahnya.
Ketika Arsy asik menikmati sunrise di pesisir pantai, tiba-tiba saja sebuah mobil jeep hitam tanpa plat nomer datang menghampiri, dan muncullah tiga orang pria, kemudian pria tersebut membawa paksa Arsy ke dalam mobil, Arsy berusaha melawan dan berteriak meminta tolong, namum karena suasana pada saat itu masih sepi, dan tenaga Arsy kalah kuat oleh ketiga pria kekar yang mencoba menculiknya, pada akhirnya Arsy tak bisa berbuat apa-apa, dengan mudahnya ia berhasil dibawa oleh ketiga pria bertubuh kekar.
'Siapapun tolong aku?'
Arsy menjerit dalam hati, karena saat ini mulutnya di sumpal dengan lakban serta kedua tangan dan kakinya telah di ikat dengan menggunakan tali tambang.
Bersambung...