Zira adalah gadis yang mandiri, dia mempunyai butik yang bernama Zira Boutique. Pada suatu hari ada keluarga konglomerat memesan hasil rancangannya yang harus di selesaikan dalam waktu satu hari.
Apakah Zira bisa menyelesaikan hasil rancangannya tepat waktu, atau tidak?
Dan konsekuensi apa yang akan diterimanya jika tidak selesai.
Karya di terbitkan atas izin Noveltoon dan isi konten hanya pandangan dari penulis, tidak mewakili dari Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Rachman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 29
Zira keluar kamar langsung menuju dapur. Melihat Zira Keluar dengan memakai celana pendek, pahanya yang bersih mulus terlihat sangat jelas membuat kaum adam ingin memangsanya.
Ziko membulatkan matanya melihat Zira yang semakin seksi. Sedangkan Kevin menelan salivanya.
"Hey kamu jangan lihat." Perintah Ziko kepada Kevin.
"Tuan muda boleh lihat kenapa aku tidak boleh melihatnya." Jawab Kevin santai.
"Hey kamu! berani membantahku." Bentak Ziko.
"Enggak tuan, yang seharusnya di salahkan nona Zira, kenapa dia pakai baju seperti itu. Aku kan hanya melihat saja." Kevin melakukan pembelaan.
Mendengar Kevin berkata seperti itu ziko langsung tidak tenang.
"Hey ganti lagi bajumu."
Zira yang berada di dapur kembali lagi ke ruang tamu.
"Ada apa lagi dengan bajuku, tadi kamu yang bilang pake celana." Rengek Zira.
Zira berdiri di depan dua pria itu. Jantung keduanya berdebar-debar melihat bentuk tubuh Zira.
Ziko melirik kearah Kevin yang masih melotot melihat tubuh mulus itu.
"Tutup matamu." Perintah Ziko ke Kevin.
Kevin langsung menutup matanya.
Aku di suruh tutup mata sedangkan si bos tidak, nasib jadi asisten.
"Aku bilang pakai celana tapi bukan celana pendek." Ucap Ziko lagi.
Walaupun dia menikmati keindahan tubuh Zira tapi dia berusaha menutupinya.
"Pakai celana panjang dan baju panjang." Perintah Ziko sekali lagi.
"Makanya kalau kasih perintah itu yang jelas."
Zira cemberut dia meninggalkan Ziko dan Kevin. Dan kembali kekamarnya untuk ganti baju.
Keseharian Zira di rumah memakai celana pendek dan kaos yang longgar, sedangkan kesehariannya di butik memakai celana panjang atau rok, tetap menampilkan kesan feminim.
Zira hanya mempunyai satu celana yang cocok untuk di pakainya memasak.
Zira memperhatikan dirinya di depan kaca, sambil terus menggerutu.
"Mau masak aja ribet banget sih." Gerutu Zira.
Zira Keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tamu, dia berdiri di depan dua pria itu.
Ziko melihat penampilan Zira dari atas sampai bawah begitupun Kevin.
"Nah itu baru betul, dah sana masak." Perintah Ziko lagi.
Ziko tersenyum sedangkan Kevin tertawa terbahak-bahak melihat penampilan Zira.
"Kalau pakai ini aku seperti orang demam tau." Ucap Zira sambil cemberut kepada Ziko.
Zira menggunakan celana training dan baju panjang tebal, sehingga bentuk tubuhnya tidak terlihat sama sekali.
Akhirnya dengan penuh perjuangan Zira menyelesaikan masakannya.
Zira menghidangkan makanannya di meja makan.
"Makan malam sudah siap." Ucap Zira sedikit berteriak.
Ziko dan Kevin berjalan menuju dapur, mereka duduk bersebelahan di kursi makan. Zira duduk di depan Ziko.
"Kamu baru ngapain?" ucap Ziko mengejek.
Ziko melihat keringat Zira yang bercucuran, dia tertawa melihat Zira mengelap keringatnya.
"Kenapa tertawa? aku itu baru marathon." Ucap Zira jutek.
Zira memasak makanan rumahan, Ziko menikmati makan malamnya dengan lahap.
"Tuan apa betul kamu homo." Tanya Zira santai sambil menyuapkan sendoknya ke mulutnya.
Ziko yang mendengar pertanyaan Zira langsung tersedak.
Zira memberikan air putih kepada pria itu. Ziko meminumnya, selesai minum, wajahnya berubah merah terlihat dengan jelas kemarahannya.
"Jangan marah tuan aku hanya bertanya." Zira mencairkan suasana yang sedikit tegang.
"Kenapa kamu bisa berpikir kalau aku homo!" bentak Ziko.
"Eh eh eh." Zira gugup.
"Begini tuan, selama ini aku tidak pernah melihat kamu membawa ataupun menggandeng perempuan, dan kamu selalu berdua saja dengan asistenmu Kevin. Wajarkan kalau aku berpikir kalian mempunyai hubungan." Ucap Zira santai sambil menikmati makanannya.
Mendengar ucapan Zira, Ziko dan Kevin secara bersamaan saling pandang. Mereka berdua langsung memindahkan kursi makannya berjauhan.
"Hahahaha." Zira tertawa melihat tingkah dua orang di depannya.
"Hello readers like episode favorit kalian ya, dan komen yang banyak."