NovelToon NovelToon
Istri Kecil Dokter Dingin

Istri Kecil Dokter Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alin Aprilian04

Amira, wanita cantik berumur 19 tahun itu di jodohkan dengan Rayhan yang berprofesi sebagai Dokter. Keduanya masih memiliki hubungan kekerabatan. Namun Amira dan Rayhan tidak menginginkan perjodohan ini.

Rayhan pria berumur 30 tahun itu masih belum bisa melupakan mendiang istrinya yang meninggal karena kecelakaan, juga Amira yang sudah memiliki seorang kekasih. Keduanya memiliki seseorang di dalam hati mereka sehingga berat untuk melakukan pernikahan atas dasar perjodohan ini.

Bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin Aprilian04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pertama

Rayhan tengah menyetir mobil, ia hendak mengunjungi sebuah cafe bersama dengan Bian. Setelah menikah ia jarang menikmati waktu sendiri karena menghargai Amira, ia juga tak ingin istrinya itu merasa kesepian sehingga lebih baik berdiam diri di rumah dari pada keluyuran. Namun kali ini ia ingin sesekali santai bersama dengan Bian, orang yang selama ini ia anggap sahabatnya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, akhirnya mobil yang ia sewa itu tiba di salah satu Cafe yang lumayan besar. Ia duduk bersama dengan Bian, lalu memesan beberapa coffee lengkap dengan cemilannya.

"Rindu masa-masa ini yaa? Dulu kita sering ngobrol bareng di Cafe," ujar Bian seraya menyeruput coffe pesanannya.

"Hmmm.... Semuanya berubah saat Khadijah meninggal." ujar Rayhan.

"Yaa.... Dia adalah wanita paling baik dan sabar sedunia. Aku bahkan selalu bercita-cita ingin membahagiakannya karena kurasa selama ia hidup selalu bekerja keras demi orang lain, terutama adiknya. Makanya setelah menikah denganmu, aku sedikit lega. Setidaknya Khadijah bahagia karena telah ada laki-laki yang bertanggung jawab atas dirinya."

"Iyaa, tapi sayangnya umurnya tidak panjang. Allah mengambilnya dariku, Bian. Kepergiannya cukup membuat batinku tersiksa. Dia adalah perempuan terbaik, sesuai dengan namanya." Rayhan menghela nafas pelan.

Bian menepuk-nepuk bahu gagah Rayhan. "Aku mengerti apa yang kamu rasakan. Tapi sekarang kamu sudah punya istri baru. Semoga saja kamu bahagia dengannya."

"Insyaallah, Bian. Mohon do'anya, semoga aku bisa membimbingnya dengan baik. Umur Amira denganku sangat jauh. Kita beda sepuluh tahun. Mendidiknya lumayan membuatku sedikit kewalahan. Tidak seperti Khadijah, yang sudah matang baik umur maupun ilmunya."

"Gapapa, mungkin itu akan menjadi ladang pahala bagimu. Tapi aku mau tanya, bagaimana jika seandainya nanti Safira berjodoh dengan mu?"

"Itu tidak mungkin, Bian. Aku sudah punya Amira. Kau tahu sendiri aku paling tidak bisa menyakiti hati wanita."

"Kalau Amira sanggup di madu bagaimana? Tidak ada salahnya kan?"

Rayhan menghela nafas, "Itu tidak mungkin, Bian."

"Kan aku bilang kalau!"

"Yaa tentu saja kalau itu terjadi berarti itu kehendak Allah. Tapi untuk sekarang aku tidak ada niatan untuk menikah lagi. Istri satu aja belum bisa aku mendidiknya dengan baik, apalagi dua."

Bian tertawa kecil mendengar penuturan Rayhan. "Jujur saja tadinya aku sangat berharap kamu menikah dengan Safira. Yang pertama agar Safira menikah dengan pria yang shaleh dan baik seperti mu, jadi aku lega melepasnya. Yang kedua agar kekeluargaan kita tidak putus."

"Kita tetap akan menjadi keluarga meski Khadijah sudah tidak ada. Tenang aja, Bian." Rayhan menepuk pundak sahabatnya itu. "Masalah Safira, insyaallah aku akan bantu carikan laki-laki yang shaleh untuknya."

"Yaa tolong Carikan yaa. Apalagi dia sekarang kuliah di Bandung, Ray. Kamu pasti gak tahu kan?"

Rayhan mengerutkan keningnya, "Masa? Safira kuliah di Bandung?"

"Iyaa, dia kuliah disana. Sebelumnya Safira tinggal di rumahku. Sekarang dia ngontrak karena katanya mau mandiri. Sebenarnya aku tahu dia bukan mau mandiri, tapi kau tahu dia anaknya tidak enakkan dan tidak mau merepotkan orang lain."

Rayhan mengangguk pelan, "Iya, Safira memang anaknya sebaik itu."

"Iyaa makanya tolong Carikan laki-laki yang shaleh. Terutama harus bertanggung jawab. Jujur saja aku khawatir dia di berada di kota lain jauh dariku."

"Memangnya dia kuliah dimana?" tanya Rayhan.

"Aduh sebentar-sebentar, istriku telfon."

Pertanyaan Rayhan belum sempat terjawab, suara getaran handphone memotong pembicaraan keduanya.

"Duh, Ray. Istriku nyuruh aku pulang. Katanya anak-anak bangun dan cari aku," ujar Bian seraya berdiri lalu kembali memasangkan jaket di tubuhnya.

"Mashaallah, anak-anak mu segitu nempelnya sama kamu?"

"Sangat, Ray. Aku bahkan sangat kewalahan, apalagi yang perempuan."

Rayhan tertawan kecil mendengarnya. "Begitulah anak perempuan."

Keduanya kembali memasuki mobil lalu hendak menuju kembali ke Villa masing-masing.

***

Amira langkah suara kaki Rayhan yang baru saja masuk ke dalam Villa. Ia segera memposisikan dirinya untuk berbaring lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut agar suaminya itu tidak melihat wajahnya yang sembab karena dari tadi tak henti menangis.

Ia mendengar suara helaan nafas pria itu yang kini semakin mendekatinya.

"Sudah tidur."

Amira mendengar jelas kata-kata itu. Lalu ia merasakan Rayhan mengecup puncak kepalanya yang tidak tertutupi. Jantung Amira berdebar tak karuan. Satu kecupan dari bibir pria itu berhasil meluluhkan hatinya.

Satu tetesan air mata kembali mengenang di pipinya. Ia mengusapnya pelan di balik selimut agar pria itu tak mengetahuinya. Perlakukan Rayhan memang selalu menis, tapi perkataan pria itu tadi masih menusuk di hatinya. Ia takut Rayhan akan berpaling pada adik perempuan mendiang istrinya yang selama ini begitu di cintainya.

Bagaimana jika itu terjadi?

Semoga keduanya tidak akan pernah di pertemukan kembali. Gumam Amira.

Telinga Amira kini kembali di kejutkan dengan ucapan Rayhan pada seseorang melalui telepon.

"Lumayan, aku disini dua harian lagi."

"Menyuruhnya kesini?" Biar apa?"

"Oh itu hak mu, Bian. Tapi aku tidak berjanji bisa menemuinya."

"Ada istriku disini, Bian. Aku tidak mungkin melakukan hal itu."

"Yaa gimana nanti, aku ikuti takdir Allah saja."

Tubuh Amira mendadak lemas, ia tidak tahu pasti apa yang di bicarakan suaminya itu dengan pria yang bernama Bian. Namun yang pasti ia curiga yang di bahas adalah wanita itu lagi.

Ketakutan semakin muncul di hatinya. Bagaimana tidak, ia dan juga Rayhan menikah dengan di jodohkan. Keduanya berawal dari tidak saling mencintai. Ia pun tidak tahu saat ini Rayhan sudah benar mencintainya atau belum. Pria itu bersikap sangat manis, namun itu tak menjamin hatinya benar-benar seutuhnya untuknya. Bagaimana jika wanita itu datang dengan segala kesempurnaannya lalu membawa beribu kenangan bersama mendiang istrinya, hal itu mungkin saja menggoyahkan hati Rayhan. Ia takut hal itu akan terjadi.

Siapa tadi nama wanita itu? Ia benar-benar lupa.

***

Amira menggeliat saat suara Rayhan membangunkannya. Di lihatnya kini jam menunjukan pukul 05.00 subuh. Ini adalah pertama kalinya ia bangun tidur kesiangan setelah menikah dengan Rayhan.

"Astagfirullah," Amira langsung terperanjat dari tidurnya.

Semalam ia baru bisa tidur jam 1 malam.

"Akhirnya bangun juga."

Amira menatap Rayhan yang kini tengah duduk di hadapannya.

"Iya amira kesiangan."

Rayhan menatap wajah Amira yang begitu sembab. Ia mengerutkan keningnya heran, "Kenapa matanya kok sembab gini?" ucapnya seraya mengelus pipi Amira.

"Gapapa."

"Yang bener? Habis nangis yaa?"

"Gak, gapapa. Udah ah aku mau shalat subuh dulu."

"Hey, jawab dulu pertanyaan, Mas. Kenapa nangis?"

"Gapapa, ih."

Amira berdiri hendak melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Namun Arga kembali menghadangnya, menghalangi jalannya.

"Apa Mas punya salah?"

"Mas gak punya salah, aku yang hanya  berlebihan. Seharusnya aku tidak mencintai laki-laki yang cintanya masih terikat pada wanita di masa lalunya."

"Apa maksudnya, Amira?"

"Dan aku hanya di jadikan opsi kedua. Tidak lebih dari itu."

***

Gimana seru gak ceritanya?

Kalau seru komen sama vote nya jangan lupa yaa...

Biar author nya gak males buat lanjutin.

Kemaren sepi yang vote sama komen, jadi mogok nulis😅

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!