NovelToon NovelToon
Deonall Argadewantara

Deonall Argadewantara

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mycake

Deonall Argadewantara—atau yang lebih dikenal dengan Deon—adalah definisi sempurna dari cowok tengil yang menyebalkan. Lahir dari keluarga kaya raya, hidupnya selalu dipenuhi kemewahan, tanpa pernah perlu mengkhawatirkan apa pun. Sombong? Pasti. Banyak tingkah? Jelas. Tapi di balik sikapnya yang arogan dan menyebalkan, ada satu hal yang tak pernah ia duga: keluarganya akhirnya bosan dengan kelakuannya.

Sebagai hukuman, Deon dipaksa bekerja sebagai anak magang di perusahaan milik keluarganya sendiri, tanpa ada seorang pun yang tahu bahwa dia adalah pewaris sah dari perusahaan tersebut. Dari yang biasanya hanya duduk santai di mobil mewah, kini ia harus merasakan repotnya jadi bawahan. Dari yang biasanya tinggal minta, kini harus berusaha sendiri.

Di tempat kerja, Deon bertemu dengan berbagai macam orang yang membuatnya naik darah. Ada atasan yang galak, rekan kerja yang tak peduli dengan status sosialnya, hingga seorang gadis yang tampaknya menikmati setiap kesialan yang menimpanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mycake, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Deonall Story

Pukul 19.03.

Langit kota sudah gelap, lampu-lampu jalan menyala, menciptakan pantulan keemasan di bodi mobil Damian yang mengkilap sempurna.

Deon dalam tubuh Damian berjalan santai menuju parkiran basement. Dasi sudah longgar, lengan kemeja tergulung rapi, dan langkahnya enteng seperti anak magang baru gajian.

“Finally, jam pulang juga,” desah Deon lega. “Gue butuh makan enak dan tidur sampe kiamat kecil.”

Tiba-tiba, suara berat penuh semangat menggema dari belakang.

“DAMIAN! Minum gak? Gue traktir!”

Deon menoleh, dan seperti udah bisa nebak, Bobby muncul dengan gaya santainya, satu tangan di kantong, satu lagi ngangkat kunci mobilnya sendiri.

“Gue dapet tempat baru sapi panggang premium. Saus spesialnya katanya kayak pelukan iblis, bro. Lo harus coba.”

Deon nyaris loncat kegirangan. “GILA! Mau! Ayoklah, makan sapi panggang trus minum, ditraktir pula, ini ini hari keberuntungan gue!” pikir Deon sambil membuka mulut untuk setuju.

Tapi sebelum suaranya keluar, bibirnya bergerak sendiri.

“Gue capek. Besok pagi ada conference call jam tujuh. Gue pulang.”

Deon langsung kaget. "EH?! SIAPA YANG JAWAB BARUSAN?!” teriaknya dalam hati.

Bobby memutar bola matanya. “Oh come on, Dam. Hidup lo tuh kurang liar. Sekali-kali lepas dasi, pake tangan buat makan daging, bukan tanda tangan dokumen!”

Deon coba bicara lagi. Kali ini dia niat banget, siap ngelawan.

“Iya deh, boleh-” tapi bibirnya membeku.

Yang keluar malah...

“Gue bukan lo, Bob. Gue masih punya kendali.”

Deon hampir nabrak mobil sendiri karena shock.

“APAAN LAGI ITU?! SIAPA YANG NGOMONG?! GUE?! BUKAN GUE?! YA GUE DONG! TAPI GAK JUGA?!”

Bobby terkekeh, nyenggol bahu Deon pelan. “Lo emang gak pernah berubah. Tapi yaudah deh, next time you pay, jangan ngeles!”

Bobby pergi sambil bersiul.

Deon membuka pintu mobil, duduk di kursi pengemudi, lalu menatap refleksi wajahnya sendiri di spion tengah.

Pelan, dia bicara sendiri.

“Lo denger gue, Damian. Ini badan sekarang punya gue. Tapi kalau lo pikir lo bisa ngontrol gue kayak remote TV, salah orang.”

"Kaku banget sih lo jadi orang Damian! Lagian ya apa salahnya sih minum sambil nikmati sapi panggang premium? Di traktir pula!"

"Astaga bro! Hidup lo kata gue membosankan banget!"

"Monoton banget Damian!!"

“Nah, lo sendiri tau kan hidup lo monoton?! Yaudah ayok ikut gue!” Suara itu meledak tepat di samping telinga Deon, bikin jantungnya hampir lompat ke dashboard mobil.

Deon menoleh cepat. Di sana, berdiri Bobby senyum lebar, sebelah alis naik kayak presenter acara kuis, lengkap dengan vibe ngajak rusuh.

Gaya santainya gak berubah sejak 5 menit lalu, tapi sekarang auranya kayak salesman sapi panggang edisi terbatas.

“Sejak kapan lo ada di sini?” tanya Deon, setengah kaget, setengah curiga.

“Sejak gue denger lo ngomel sendiri kayak orang debat sama Google Translate,” jawab Bobby sambil cekikikan.

Deon memelototi dia. “Gue gak ngomel, gue lagi introspeksi.”

“Introspeksi muka lo! Lo kayak orang baru cerai. Yaudah yok, malu-malu bae lo, gue tau lo mau,” Bobby nyengir sambil langsung narik lengan Deon.

Deon mendelik ke arah lengannya yang ditarik.

“Lo ngapain sih?” suaranya datar, tapi tajem kayak file Excel penuh deadline.

“Apasih?” kata Bobby, mulai bingung.

“Lepasin tangan gue. Gue. Mau. Pulang.”

Nada Damian keluar dingin, datar, khas villain yang udah males negosiasi.

Tapi di dalam kepalanya, Deon udah teriak-teriak,

“ASTAGA DAMIAN!! MULUT LO KENAPA SIH! GUE MAU NGIKUT! GUE MAU SAPI PANGGANG ITU!”

Bobby ngakak. “Damian, plis deh. Lo tuh ibarat tupperware keluarnya susah tapi dalemnya penuh makanan. Gue tau lo pengen!”

Deon ngangguk, lalu refleks dia GELENG.

Bobby langsung jongkok ketawa sambil megang lutut. “Ya Tuhan! Ini orang kayak Google Maps error arahnya ganda!”

“INI BADAN GUE TAPI REMOTE-NYA ADA DI TANGAN ORANG LAIN!” Deon hampir teriak dalam hati, frustasi.

“Udahlah, fix lo butuh diselamatin dari diri lo sendiri.”

Bobby langsung narik lengan Deon lagi, lebih niat sekarang.

Dan di dalam sana, Deon bersinar. “YES! PAKSA DIA BOB! GASS!! JANGAN KASIH AMPUN!!”

Sementara Damian, entah di mana pun dia bersembunyi di dalam pikiran itu, mungkin lagi ngelus jidat sambil bilang, "Astaga, ini tubuh gue di masukin bocah kelaparan."

Dan akhirnya, mereka jalan berdua.

Satu tubuh, dua jiwa.

Yang satu pengen sapi panggang.

Yang satu pengen pulang.

Tapi yang dapet spotlight?

Bobby.

Karena dia berhasil ngerjain manajer paling dingin di perusahaan buat makan daging sambil mabuk nostalgia.

__

Restoran premium itu mewah banget lampunya redup, pelayan pakai jas kayak mau nikah, dan aroma daging panggangnya kayak nyium surga dari jarak dekat.

Tiga gelas soju, dua gelas whiskey, dan sepiring sapi wagyu ukuran dinosaurus kemudian...

Bobby udah ngelantai. Bukan beneran di lantai, tapi mentalnya udah tenggelam di antara meja, gelas, dan nasib cinta yang makin gak jelas.

Sementara itu, Deon masih dalam tubuh Damian duduk dengan santai. Gelas di tangan, mata tajam, wajah tenang, tapi dalam hati dia teriak.

“DAMN! GUE KUAT MINUM!! GUE SUPERHUMAN DALAM TUBUH CEO!!”

Di seberangnya, Bobby nyender ke kursi sambil nunjuk-nunjuk meja kayak lagi ngadain sidang.

“Lo tau nggak, Dam...” Satu cegukan dramatis.“Cewek yang gue deketin tiga bulan terakhir ternyata punya pacar!”

Deon ngunyah daging sambil angguk pelan. “Astaga klasik. Lo HTSan ya?”

Bobby garuk kepala, ngambil gelas, terus ngomong setengah teriak, “HTS KEPALA LO! Ini bukan HTS, ini ini MALAM CINTA! Gue invest waktu, effort, nonton drama Korea, tapi hasilnya orang lain yang panen!”

Deon hampir semprot daging ke muka Bobby saking nahan ketawa.

Dalam hati dia mikir, “GILA, tubuh Damian tuh tahan minum parah. Tapi kuping gue gak tahan denger drama percintaan level FTV Rabu pagi.”

Bobby melanjutkan dengan suara gemetar.

“Gue udah... udah ngasih semuanya, Dam. Jemput dia. Dengerin dia curhat. Bayarin dia kopi tiap hari. Bahkan, BAHKAN GUE BELIIN TUMBLER STARBUCKS!”

Deon langsung nge-freeze.

Dia taruh garpu, minum sedikit, dan pelan-pelan ngelus pundak Bobby.

“Bro, itu udah pengorbanan terakhir. Cewek yang dikasih tumbler Starbucks dan tetep milih cowok lain itu bukan wanita, itu plot twist.”

Bobby tiba-tiba bangkit setengah sadar. “LO NGERTI GUE, DAM! LO SAHABAT GUE, DAM! JANGAN PERNAH TINGGALIN GUE, DAM!”

Deon bengong. “Gue baru kenal lo 3 jam dan itu pun karena tubuh ini yang punya koneksi. Tapi yaudah lah, demi sapi wagyu, persahabatan ini kita resmikan.”

Dan malam itu, di balik asap sapi panggang dan gelas-gelas kosong, lahirlah ikatan baru.

Antara Deon yang nyasar ke tubuh orang dan Bobby yang nyasar ke cinta sepihak.

Mabuk? Iya.

Pulang? Belum tentu.

Tapi lucu?

Gak usah ditanya.

Jam udah nunjuk setengah sebelas malam. Restoran mulai sepi. Lampu makin remang-remang, musik makin jazzy, dan di salah satu sudut di meja paling premium ada dua makhluk Tuhan yang beda takdir tapi sama-sama chaos.

Bobby udah rebahan setengah hidup di sofa, napas berat, mata sayu kayak sapi panggang terakhir yang gak sempet dimakan.

“Dam...” suaranya pelan, serak, tragis, “Lo percaya karma gak?”

Deon, masih duduk tegak, masih minum, masih segar bugar kayak iklan elektrolit. Dia ngelirik Bobby yang udah mirip guling isi luka batin.

“Percaya sih tapi kayaknya karma lo dateng kilat banget, Bob.”

Dia sruput soju. Santuy. Extra chill.

“Dia-” Bobby mulai ngisak, tangannya goyang kayak sinyal HP di basement.

“Dia bilang gue lucu, Dam, LUCU! Tapi abis itu dia pacaran sama cowok yang mukanya kayak stapler rusak!”

Deon ngelirik sambil tahan ngakak. “Bhahahaha, itu bukan cowok, itu error sistem.”

“DAN YANG PALING SAKIT, DAM...” Bobby nunjuk ke atas, matanya merah. “Gu- gue masih nge-like semua story dia. PADAHAL GUE SENGSARA, DAM!”

Deon akhirnya ngakak. Ketawa bebas, keras, dan nyaring. Sampai waiter ngelirik, sampai sapi panggang sisa ikut merinding.

Dalam hati, Deon teriak, “INI MALAM TERBAIK GUE SEJAK TERJEBAK DI TUBUH ORANG! GUE MABUK, MAKAN WAGYU, DENGERIN DRAMA CINTA ABSURD, HIDUP INI INDAH, BRO!”

Tiba-tiba Bobby duduk tegak mendadak serius.

Mukanya serius, nadanya rendah. “Dam, lo pernah mikir gak lo sebenernya siapa?”

Deon langsung freeze.

Gelas berhenti di udara. Musik jazz tiba-tiba kayak ngefade. Dunia diem sejenak.

“Nah lo mulai berat.” batinnya.

“GUE AJA GAK YAKIN GUE SIAPA SEKARANG. GUE DEON, DALAM TUBUH DAMIAN, YANG TADI PAGI MASIH JADI AGRA, YANG SEBENARNYA ANAK DARI TAPI YA UDAHLAH!”

Tapi bibir Damian malah bilang, “Haha gue? Gue tuh cuma cowok biasa yang doyan sapi panggang.”

Bobby tepuk tangan pelan. “Puitis banget, bro. Gila, gue makin sayang lo.”

Dan begitu aja...

Malam yang harusnya pulang jam tujuh, berakhir jam setengah dua belas, dengan satu orang mabuk patah hati, dan satu orang mabuk identitas.

Besok kerja?

Masalah besok, bro. Yang penting malam ini. Sapi, soju, dan sad boy satuan.

1
🌻🍪"Galletita"🍪🌻
Ga nyesel banget deh kalo habisin waktu buat habisin baca cerita ini. Best decision ever!
Isabel Hernandez
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Mycake
Mampir yukkk ke dalam cerita Deonall yang super duper plot twist 🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!