Lanjutan kisah Sudah Cukup Aku Sakit
kisah tentang Hendri dan Fitria.
Karena persaingan bisnis Hendri dijebak oleh Rekan bisnis yang ingin menjatuhkannya. Hingga Hendri berakhir diatas ranjang bersama Fitria. mereka digerebek oleh warga dan menikahkan mereka secara paksa.
Apakah keluarga Wijaya bisa menerima masa lalu Fitria dan memperlakukan dia dengan baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Kevin Pergi
Risal tiba diperusahaan Hendri dia berusaha menemui Hendri, kondisi Gabi sangat tidak baik, dia terus mengigau memanggil Fitria.
“Maaf pak anda dilarang masuk oleh CEO kami” Ujar Satpam depan
“Tapi ini penting, tolong katakan padanya pakai hati nuraninya, Gabi sedang sakit sekarang dia berada dirumah sakit, apa dia tidak bisa membiarkan Fitria menemui anaknya sebentar saja”
“Maaf Tuan kami hanya menjalankan perintah, kami mohon kerjasamanya”
“Tolong sampaikan pada Tuan Hendri Wijaya ini darurat, kalau sampai anak itu terjadi apa-apa kami akan menuntutnya”
“Ada apa ini ribut-ribut?” Ujar Kevin dengan suara nyaring
“Tuan tolong sampaikan kepada Tuan Hendri Wijaya kalau saat ii Gabi sedang berada dirumah sakit, dia sangat membutuhkan Fitria. Demamnya sangat tinggi”
“Baiklah aku akan sampaikan padanya, saya harap anda segera pergi jangan buat keributan disini”
“Saya tidak akan berbuat keributan kalau saja dia mengijinkan Fitria menemui Gabi, dimana hati nuraninya memisahkan anak dari ibunya”
“Tuan kalau anda tidak pergi kami akan memanggil polisi”
“Baiklah sampaikan padanya, kalau sampai terjadi apa-apa dengan Gabi, lihat saja apa yang akan kami lakukan” Ujar Risal dan pergi dari sana.
Kevin segera masuk kedalam perusahaan, dia sebenanrnya akan makan siang dikantin tapi mendengar keributan didepan dia segera menuju kesana.
“Hen ada yang harus kita bicarakan?”
“Aku tidak bisa aku dan Dara akan makan siang Hen, tunggu aku kembali”
“Hen ini tidak bisa, ini sangat penting Hen?”
“Penting, katakan?’
“Ini tentang Fitria?’
“Aku tidak mau mendengar apapun tentang wanita sialan itu”
“Hen tapi anaknya”
“Kevin sekali lagi kuperingatkan jangan pernah sebuta nama wanita sialan itu”
“baiklah Hen kalau itu maumu, aku suha berusaha peringati kamu dan aku harap kamu tidak akan menyesalinya untuk kedua kalinya” Jawab Kevin menekankan kata-katanya dan pergi dari sana.
“Sepertinya kamu sudah bosan menjadi asistenku Kevin?”
“Terserah Hen, Aku pergi”
“Baiklah pergilah, mulai saat ini aku memecatmu jadi asistenku”
“Baik Hen, semoga kamu sukses selalu” Jawab Kevin dan menutup pintu ruangan kerjanya.
Hendri memijit keningnya kepalanya terasa sakit, Kevin selalu menyebut nama wanita yang sangat dibencinya.
“Ka Hen, kita pergi sekarang?”
“Baik Dara” jawabnya.
Kevin kembali keruangannya dan menyerahkan semua pekerjaannya kepada sekretaris Hendri sangat kecewa dengan sikap Hendri yang egois dan keras kepala.
“Tuan anda serius akan berhenti?”
“Ia, aku ingin istirahat, mungkin sudah saatnya aku istirahat”
“Tapi anda dan Tuan Hendri sahabat, tanpa anda tuan”
“Dia pasti bisa, ada kalian bersamanya. Aku pergi setelah dia kembali berikan berkas-berkas ini padanya, semua filenya ada laptop ini”
“Baiklah Tuan”
Kevin menaruh surat pengunduran dirinya di atas meja kerja Hendri dan pergi dari sana, dia juga akan membereskan barang-barangnya diapartemen dan segera pergi.
“Ka Hen apa yang kaka pikirkan? Aku perhatikan kaka terlihat – “
“Makanlah, banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan”
“Baiklah Ka Hen”
Setelah makan mereka kembali ke perusahaan. Dhea yang melihat atasannya masuk keruangannya segera mengikutinya dan menyerahkan semua berkas yang akan ditanda tangani oleh CEO.
“selamat siang Tuan, ini berkas yang harus tuan tanda tangani”
“Baik taruh diatas meja, akan aku pelajari dulu”
“Baik tuan, kalau begitu aku permisi”
Dhea keluar dari ruangan Hendri, dia melihat Dara dengan pakaian sexi masuk dan menatapnya dengan tatapan datar.
‘Heran aku, hanya karena wanita seperti ini bos rela melepaskan Tuan Kevin yang sangat berjasa dalam hidupnya’ Batin Dhea kembali melanjutkan pekerjaannya.
“Ka Hen aku masuk”
“Masuklah, ada apa Dara?”
“ Ka Aku dengar Kevin dipecat?”
Hendri meletakan map diatas mejanya dan menatap Dara tajam.
“Darimana kamu tahu?”
“Dari bagian HRD Tuan Kevin menyerahkan surat pengunduran dirinya disana”
‘Ternyata dia benar-benar pergi, pengaruh wanita sialan itu sangat kuat untuknya, lihat saja apa yang akan kulakukan sialan’ Batin Hendri
“Ka Hen Kakak”
“Sebaiknya kembali keruanganmu dan bekerjalah, aku sibuk dan tidak ingin diganggu”
“Baiklah ka Hen” Jawab Dara mengepalkan tangannya, harapannya dia yang akan menggantikan posisi Kevin sebagai asisten pribadinya.
Kevin tiba diapartemen yang disediakan oleh perusahaan padanya dan membereskan barang-barangnya, sebelum pergi dia akan menemui Fitria dan memberikan ponsel lamanya pada wanita itu agar bisa menghubungi anaknya.
Risal tiba dirumah sakit, dia berusaha tersenyum didepan Bu Nani dan Ayah Agus.
“Dokter Risal bagaimana?” Tanya Bu Nani
“Sudah bu saya sudah bertemu dengan asisten Tuan Hendri. Dia akan menyampaikan kepada Tuan Hendri”
“Ia dokter, Gabi terus memanggil mamanya, ibu takut dokter” isaknya dalam pelukan suaminya
“Ia semoga mereka segera bertemu”
Risal kembali keruangan kerjanya, dia bisa melihat kekecewaan dimata bu Nani dan Pa Agus.
Kevin tiba diapartemen Hendri, dia menekan bel pintu, Fitria yang sedang masak segera menuju kedepan.
“Kevin?”
“Aku tidak bisa lama, aku hanya akan memberikan ini padamu, hubungi dokter itu, dia tadi mencarimu diperusahaan”
“Apa Kevin?’
“anakmu masuk rumah sakit, mungkin ini pertemuan kita yang terakhir setelah ini kita tidak akan bertemu lagi, maaf aku tidak bisa membantumu lagi. Jaga dirimu, aku percaya padamu”
“apa ini semua karena aku Kevin, maafkan aku” Isak Fitria.
“Tidak, aku hanya merasa capek dan ingin istirahat sebentar. Jangan sampai dia tahu kamu punya ini”
“Baik Kevin terima kasih, aku doakan yang terbaik padamu”
“Baiklah aku pergi, kalau kamu sudah tidak sanggup lagi, hubungi aku, aku akan membawamu pergi”
“Aku takut Tuan Hendri akan melakukan sesuatu pada keluargaku”
“Baiklah aku pergi”
Kevin segera pergi dari sana sebelum Hendri pulang, dia yakin Fitria akan mendapat hukuman karena semua ini.
Di perusahaan Hendri tidak fokus pada laporan dan berkas-berkas didepannya. Dia melangkah mengambil kunci mobilnya dan pergi dari sana, tujuannya adalah kembali keapartemennya. Dia akan memberi pelajaran pada Fitria.
Fitria sendiri sedang melakukan panggilan vidio dengan anaknya, semua berkat bantuan Kevin.
“Sayang ini mama, maafkan mama sayang?”
“Mama kapan mama datang, Gabi kangen. Mama janji akan menemui Gabi, apa Tuan jahat melarang mama?”
“Maafkan mama sayang, mama janji akan meminta ijin tuan Henri menemui kamu ya sayang. Tapi harus sehat rajin minum obat ya”
“Ia mama, Gabi mau disuapin oleh mama”
“Sayang mama janji akan secepatnya kerumah sakit, tapi sekarang Gabi makan dulu ya biar cepat sehat”
“Janji mama ya?”
“Ia sayang” Jawab Fitria mencoba menahan butiran bening di matanya. Disaat anaknya membutuhkannya dia tidak bisa berbuat apa-apa.
“Anak pinter makanya”
Brak pintu kamarnya ditendang dari luar hingga terbuka, Hendri melihat Fitria sedang memegang ponsel ditangannya. Dengan cepat Fitria mematikan panggilan dan menyembunyikan ponsel didalam bajunya.
“Perempuan sialan, berapa kali kamu tidur dengan Kevin hingga dia memberikan ponsel padamu sialan”
“Ampun tuan, tidak tuan ampun” Ujar Fitria saat tangan Hendri menarik rambutnya dengan keras.
“Kamu pikir aku anak kecil, kamu begitu menjijikan, wanita murahan” Ujarnya menarik Fitria masuk kedalam kamar mandi, melemparkan ponsel yang bari diberikan Kevin kedalam ember yang berisi air, kemudian mencelupkan kepala Fitria kedalam ember besar itu.
“Tuan aku mohon jangan tuan, aku hanya menelpon anakku dia se “ belum selesai kata-katanya kembali Hendri mencelupkan kepalanya kedalam ember.
“Rasakan ini, jangan pernah berulah denganku atau aku akan lenyapkan keluargamu”
Ujar Hendri dan keluar dari sana. Fitria duduk dilantai yang basah dan dengan dengan tubuh basah kuyuk, menangisi nasibnya dia meraih ponsel yang berada didalam ember berharap ponsel itu masih bisa digunakan, tapi sayangnya ponselnya tidak bisa dinyalakan. Sirna sudah harapannya.
Kevin pergi, ponsel rusak, kemana lagi dia meminta tolong agar bisa bertemu dengan anaknya walau hanya sebentar. Fitria bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Dia akan berbicara dengan Hendri agar mengijinkannya menemui anaknya sebentar.
Hendri masuk kedalam kamarnya dan menutupnya dengan sangat keras dan dia melepaskan jas mahalnya disembarang tempat dan membaringkan tubuhnya disana. Kepala begitu berat.
Tok tok tok
“Tuan bolehkan aku minta waktunya sebentar”
“Ada apa” Jawabnya memandang Fitria dengan tatapan membunuh”
“Tuan aku mohon ijinkan aku menemui anakku sebentar saja< aku berjanji aku akan melakukan apapun yang tuan perintahkan”
“Apapun?” Tanya Hendri memicingkan matanya menatap Fitria
“Ia Tuan apapun perintahmu akan aku lakukan” jawabnya dengan pasrah
“Baiklah, lepaskan pakaianmu didepanku sekarang”
“B Bbaiklah Tuan”
Tangan Fitria bergetar melepaskan kemeja yang dipakainya dengan tangan bergetar, bukit yang besar dan kulitnya yang putih bersih membuat Hendri menelan salivanya dengan susah payah.
Tangannya turun melepaskan celana kain yang dikenakan Fitria, kini tubuh Fitria hanya terbungkus dalamannya saja. Tubuh Fitria bergetar meski ini bukan pertama untuknya tapi tetap rasa takut itu ada.
“kamu begitu menjijikan, apa ini yang kamu lakukan untuk merayu Kevin? Sudah berapa kali kalian lakukan dibelakangku?”
“Aku berani bersumpah Tuan kami tidak pernah melakukan itu, dia hanya membantuku karena kasihan”
“kamu pikir aku percaya? Lepas semuanya”
Fitria menarik napas dalam-dalam berusaha menahan rasa takut, rasa sakit akan penghinaan apa yang akan diucapkan oleh Hendri padanya.