Tek ketek tek ketek tek ketek ketek ketek
'Lagi-lagi suara itu! Ingin ku buang mainan berbentuk dua onde-onde yang saling digantung pake tali dengan bunyi yang merusak panca indera ku itu. Bisa-bisanya orang seumurannya menyukai hal absurd begitu!!
"Shanuuuuuum maiiin yuuuuuk" Teriak pemuda itu terdengar tanpa dosa sudah mengganggu hari minggu indahku!
"Minggat sana! Shanum lagi ke Dubai jualan karpet terbang bareng Aladin!!!"
Bukannya pergi laki-laki itu malah duduk menunggu di depan kostku! Sumpah ya, entah kesalahan dan dosa apa yang aku lakukan di kehidupan yang lalu sampai dipertemukan dengan orang gaje super nyebelin kayak Abyan itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Hiling
Kami akhirnya memutuskan untuk hiling ke curug. Tanya ke Handi itu bener-bener menguji kesabaran ku untuk nggak nguncir bibirnya. Maaf ya Han, bukan apa-apa.. Kamu ngomongnya bikin tremor. Aku bukan nyalahin gagapnya, tapi penjelasannya yang berbelit itu. Udah model bicaranya gitu, mana pake muter-muter gaje.. Makin emosilah aku.
Dari mbak gugel dan sedikit bantuan dari Abyan kami bisa sampai di tempat indah ini. Hahaha.. Aku bilang nggak akan ngajak dia tapi dia yang mau ikut sendiri, piye dong?
"Kamu mah enak, liburan ngajak satpam.. Lha aku?" Bella manyun. Dia kesal di sepanjang perjalanan.
"Heh.. Jangan lupain aku Bel, aku juga sendiri ini." Dieska menunjuk dadanya.
"Ah kalo kamu mah aku masa bodoh, nanti abis dari sini juga ayang-ayangan lagi. Ngapain kesian sama kamu Jubedah?" Ujar Bella melirik malas.
"Hahaha.. Ya maaf, kan aku nggak ngajak, dia yang mau ikut sendiri. Lain kali deh kalo kelian jalan sama cowok kelian masing-masing aku tak ikut, aku siap jadi satpam wes!" Jawabku sekenanya.
Butuh waktu satu setengah jam untuk kami bisa sampai di surga tersembunyi di balik ramainya kota tempatku merantau. Asli, ini sih kermax alias keren maximal.
Keren kan? Airnya sebening itu. Kanan kirinya masih asri banget. Sumpah ya, meski capek, aku nggak nyesel udah napakin kaki di sini. Indah banget gengss!!
"Aku mau renaaaaang aku mau renaaaaaaaaang!!! Jangan cegah aku!!" Teriak Bella berlarian kayak anak itik baru liat emaknya.
"Baek-baek di dalem ada ulernya!" Ucapku sengaja menyurutkan niatnya. Tapi Bella nampak tak peduli, dia asik melepas sepatu dan menanggalkan jaketnya.
"Kamu mau main di pinggir aja apa gimana?" Tanya Abyan memegang tanganku yang udah keluar keringat dingin. Ya, aku ketakutan liat air sebanyak itu.
Tapi, agar liburan ini nggak kacau karena ku. Aku berlagak woles aja liat hamparan air bening kehijauan yang terpampang nyata di depan mata.
"Kamu oke?" Tanya Abyan lagi. Aku mengangguk cepat. "Harusnya jangan dipaksa ke sini kalau emang nggak bisa lihat air terjun gini.." Antara cemas dan kecewa, aku bisa dengan jelas menangkap perasaan itu dalam nada bicara Abyan padaku.
"Aku nggak apa-apa." Ucapku bohong. Tanganku gemetar. Dan aku yakin, di dalam genggamannya Abyan bisa merasakan gerakan itu.
"Kita ke sana aja yuk, aku nggak mau kamu sakit Num.. Tangan kamu dingin banget." Abyan emang seperhatian itu.
"Hei.. Kelian nggak ke sini? Ayo sini!!" Teriak Dieska melambai-lambai memanggil kami.
"Nanti.. Aku mau ngajak Shanum ngopi dulu." Kata Abyan menjawab panggilan Dieska.
"Yaelah ngopi? Dikira di sini ada kafe apa? Gini nih susahnya kalo ngajak anak mall hiling ke alam. Di ajak ngebolang bentar kulit langsung gatel gatel." Kata Dieska, ah Markonah kalo mau ghibah mok ya pelan dikit.. Aku masih bisa denger oe!
"Kamu nggak tau kalo--" Nah kalo yang itu fix kelanjutannya apa aku nggak denger.
Bella dan Dieska menatap ke arahku. Aku cuek aja. Sedangkan Abyan, entah dapet dari mana tiba-tiba dia dateng bawa kopi lho. Wah emejing..
"Kamu dapet dari mana?" Tanya ku.
"Ini airnya bukan dari hasil pipis mu yang sengaja kamu tampung kan?" Ucapku asal.
Dia yang baru saja menyeruput kopi di cup nya seketika muncrat karena ucapan ku.
"Ya nggak lah Num, kamu ini ada ada aja. Minum, jangan ke sana kalo emang nggak nyaman.. Aku temenin kamu di sini, ya?" Aiish aku udah kek balita lagi dijagain bapaknya.
Aku melihat ke sekeliling, hanya ada beberapa orang aja di sini. Hmm.. Mungkin karena tempat ini jauh dari kota makanya jarang terekspos.
"Kamu liatin apa?" Tanya Abyan masih setia di sampingku. Dia seperti enggan meninggalkan ku barang sebentar saja.
"Aku nggak liat ada pasangan lain.. Liat di sana? Ada beberapa cowok tapi nggak ada ceweknya. Dan yang di sana juga.." Ujarku memperhatikan sekitar.
"Nah kan ada untungnya aku ikut ke sini, aku bisa jagain kamu dari mereka." Kata Abyan percaya diri.
"Hilih maksudnya nggak gitu By, kok kek aneh aja gitu.. Tapi ya udah lah.. Biarin aja. Kamu nggak ke sana? Sana renang, atau main aer kan bisa. Bikin momen nggak terlupakan mumpung di sini." Aku sengaja menyuruhnya ikut yang lain, biar nggak nempelin aku mulu.
Dia malah memperhatikan ku, aku ikut liatin dia, eh.. Jantung udah nggak sopan duluan. Deg deg an nya itu lho bikin gimana gitu. Dia mengulurkan tangannya mengusap keringat di kening ku.
"Ebuset, mau bayar cicilan jangan di sini lah.. Liat tempat!" Bentak Bella.
Aku mundur karena kaget, hal yang sama dilakukan oleh Abyan. "Cicilan apa?" Tanya ku bingung.
"Nyicil dosa! Tadi kelian mau civokan kan?" Bella ini ngomongnya antara sotoy dan nyebelin udah nggak ada batasnya. Sama! Ya kali mau civokan di tempat ginian, mana bisa fokus eh..
"Eh, Num By.. Aku denger tadi ada yang bilang tempat ini punya mitos.. Siapa aja yang ngajak pasangannya ke sini, endingnya pasti nggak baik. Kalau nggak pisah karena ditinggal nikah ya pisah karena yang lain.." Bella memperhatikan perubahan raut wajah Abyan.
"Aku nggak percaya gituan." Kata Abyan mantap.
"Yang namanya udah punya komitmen, karena punya dasar perasaan yang kuat.. Mau dikasih gunung di depan mata buat jadi penghalang bersatunya kisah ku dan Shanum juga bakal aku lewati. Mungkin mitos itu dibikin dan sering di ceritakan karena nggak mau kawasan sini jadi rusak gegara ulah manusia yang nggak punya adab berkunjung di tempat seindah ini." Perkataan Abyan mampu membuat ku terpana.
"Moga aja emang gitu ya,, Aku juga nggak bisa liat Shanum nanti nangis bombay gegara mok tinggal ka_win sama cewek lain."
"Hmm ya udah aku mau ke sana lagi. Num kamu nggak mau main air di sana? Tempatnya cetek lho." Bella melanjutkan main airnya setelah berkata demikian.
"Jangan dipikirin omongan Bella tadi, makin pucet aja kamu Num.. Apa kita pulang aja?" Tanya Abyan bersungguh-sungguh.
"Nggak lah, nanti aja pulangnya. Lihat, mereka aja masih pada asik gitu. Aku pucet dari mananya? Biasa kok.." Dalih ku.
Yang sebenarnya terjadi, aku bisa melihat sesosok mahkluk hitam, besar, dengan rambut memenuhi tubuhnya tengah menatap tak suka ke arahku. Aku berusaha pura-pura tak tahu, melihat ke arah lain adalah pilihan terbaik. Dan.. Mahluk tadi menghilang.
Aku pikir mahluk menyeramkan itu telah benar-benar pergi, namun nyatanya.. Aku dibuat terkejut dengan bayangan hitam yang menghampiri Bella. Bayangan itu bergerak masuk ke dalam air. Ini nggak bener.. Bella dalam bahaya.
Hmm kalau di tanya, apa aku punya keahlian khusus bisa melihat hal hal berbau mistis? Jawabannya, iya.