NovelToon NovelToon
I LOVE YOU, BULE

I LOVE YOU, BULE

Status: tamat
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa / Tamat
Popularitas:439k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nona Fi

Sosok gadis manja dan ceria berubah menjadi gadis yang bersikap sangat dingin saat ayah yang begitu dia sayangi menyakiti hati ibunda tercinta. Ara menjadi gadis yang dewasa, bertanggung jawab pada keluarga dan sangat menyayangi keluarganya. Itu sebabnya Ara berusaha melakukan apapun untuk membahagiakan ibu dan kedua adiknya, termasuk menjadi wanita simpanan dari seorang bule tajir.

Seorang Bule yang Ara sendiri tidak tahu siapa namanya, karena yang Ara tahu hanya nama panggilan pria itu, yaitu Al.
"Jangan tanya namaku! Dan jangan mencoba mencari tahu siapa aku! Hubungan antara kita hanya sebatas ranjang, selebihnya aku tidak mengenalmu dan kau tidak mengenalku."

Ucapan bule tajir itu saat dulu membuat kesepakatan dengan Ara, menjadi hal yang selalu Ara ingat untuk membentengi hatinya.

Bagaimana kelanjutan kisah Ara?
Masukan buku ini ke rak baca kalian, ikuti ceritanya dan dukung selalu authornya. Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Fi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bule 29

"Kenapa kita tak berangkat bersama saja, Al?" tanya Ara mengeluh, saat mereka tengah bersiap untuk pergi. 

Ucapan Al kemarin yang ingin mengajaknya liburan bukan omong kosong belaka. Hari ini juga, Al mengajaknya pergi. Tapi lelaki itu menginginkan Ara untuk pergi sendiri ke bandara, juga dengan pembelian tiket dan lain-lain. Al sama sekali tak menemaninya dan memilih penerbangan yang berbeda.

"Apa kamu lupa lagi, Ara?"

Kalimat itu membuktikan, jika Al masih tetap pada pendiriannya untuk tak mengenalnya setelah keluar dari apartemen ini. Ara selalu ingat dengan peraturan itu, tapi tetap saja terkadang hatinya mengeluh tidak terima. Dia menjadi egois untuk bisa bersama Al tanpa harus sembunyi-sembunyi.

Wanita itu akhirnya menghela napas panjang, dan mengangguk dengan lesu. "Baiklah," ucapnya lemas kemudian.

"Gadis pintar!" puji Al tersenyum. Dia mendekati Ara dan memeluk wanita itu sambil mengecup kening. "Aku akan berangkat dulu, kamu menyusul satu jam lagi. Nanti setelah tiba di Bandara selanjutnya, akan ada orang yang menjemputmu."

"Oke," kata Ara memaksakan senyum.

Ara hanya bisa melambaikan tangan lesu, ketika Al mulai meninggalkannya. Kini dia berada di apartemen sendirian lagi. Wanita itu segera memeriksa kembali barang-barang yang akan dibawa, beserta dokumen-dokumen penting tentang identitasnya.

Selama satu jam itu, Ara terlihat kesal. Dia tidak bisa diam di tempat, mencari aktivitas untuk melupakan rasa tak nyamannya. Sesekali menonton tv, membaca buku, bahkan juga hanya duduk diam di balkon menikmati pemandangan sore hari.

Sampai akhirnya, alarm di teleponnya berbunyi. Ara tersenyum, menyadari jika inilah waktunya dia pergi. Wanita itu mengambil kopernya, lalu berjalan keluar dari apartemen.

Dalam setiap langkahnya itu, Ara selalu membayangkan di mana Al akan mengajaknya itu. Al memang tak berbicara banyak, yang dia ketahui hanya Al akan membawanya ke pulau pribadi. Tapi pulau pribadi yang dimaksud Al, sama sekali tak terlintas di pikiran Ara bagaimana bentuk dari tempatnya itu.

Ara terus berjalan, sampai tiba di depan sebuah lift. Wanita itu menunggu giliran pintu lift terbuka. Dan saat tiba waktunya, dia melangkah untuk masuk. Tetapi baru saja maju, gerakan kakinya terhenti saat melihat orang yang selama ini paling dia hindari. Wanita itu mematung cukup lama dengan tatapan yang nanar.

"Ara."

Suara itu, adalah suara yang sangat dia rindukan dulunya. Tapi kini rasanya terdengar begitu asing, dan hati Ara hampir saja tak mengenali.

"Ara, ini benar kamu, kan?" tanya orang itu lagi. Lelaki paruh baya yang sebagian rambutnya telah memutih itu, menatap Ara terkejut.

"Maaf, Anda salah orang!" ketus Ara, langsung memakai kacamata hitamnya untuk menyembunyikan matanya yang sudah berair.

"Aku tidak mungkin tak mengenali anakku sendiri. Ini benar kamu, kan, Ara? Anakku?"

Ternyata, lelaki yang ditemui Ara itu adalah Arya, yang tak lain ayah Ara sendiri. Lelaki itu terlihat berpenampilan rapi, dan begitu wibawa. Hanya saja, wajahnya terlihat kusut seolah ada banyak beban yang dibawa.

Suasana hati Ara langsung buruk, dia mencoba mundur dan berpindah tempat ke lift yang satunya. Sayangnya, Arya malah mengikutinya dan terus mengekor padanya.

"Ara, apa kamu tidak mengenaliku lagi, Nak?" tanya Arya kembali, menatap Ara lekat dengan mata tak berkedip sama sekali.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Nak? Kenapa kamu membawa koper? Apa kamu tinggal di sini?" Lagi-lagi, Arya bertanya meskipun Ara tak merespon sama sekali. Anaknya itu tak menjawab, dan tak juga menatap ke arahnya.

Pintu lift di depan Ara kembali terbuka, dan Arya ikut masuk ke dalam. Hal ini membuat Ara jengah, sampai-sampai dirinya berdecak dengan kesal.

"Ara, kamu--"

"Jangan panggil namaku dari mulut Anda, Tuan. Saya tidak mengenal Anda dan tak pernah melihat Anda sebelumnya. Satu lagi, saya tidak punya ayah," ketus Ara menyela ucapan sang ayah.

"Bagaimana bisa kamu bersikap seperti itu, Nak? Aku ini ayahmu!" kata Arya ikut membentak.

Hal ini membuat Ara terkekeh. "Ayah?" sindirnya. "Aku tak pernah mempunyai ayah seperti Anda."

Tepat ketika pintu lift akan tertutup, Ara langsung berlari keluar. Dia membiarkan lift itu kembali tertutup dan membawa ayahnya untuk turun.

Tubuh Ara terdiam kaku, dengan tubuh gemetar. Ada perasaan bersalah dia bersikap kasar seperti itu. Tapi mengingat lagi keegoisan sang ayah dulu membuat hatinya menjadi sakit. Karena itu pula, dia tak bisa menahan amarahnya.

Untung suasana sekitar tak ada siapapun, membuat Ara tak harus malu karena menerima kejadian tak menyenangkan ini. Dia dengan cepat masuk ke lift di sebelahnya lagi, lalu memencet tombol yang langsung mengarah ke basement parkiran. Dia tidak ingin tiba di lantai satu, karena dia takut jika ayahnya itu akan menunggunya.

Ara naik taksi, sepanjang jalan menuju Bandara dia terlihat melamun. Ada dua hal yang membuat hatinya sedih saat ini. Satu karena sikap Al yang tak mau pergi bersamanya, dan kedua karena dia bertemu dengan ayahnya tadi.

Mengingat tentang ayahnya, membuat dahi Ara berkerut. 'Apa yang dilakukan lelaki tua itu di sini?'

Entah kenapa Ara merasa khawatir, jika ayahnya akan mencari informasi tentangnya karena pertemuan yang tak sengaja tadi. Namun, setelahnya Ara kembali teringat jika itu tidak mungkin. Jika benar ayahnya peduli, maka harusnya sudah sejak lama ayahnya peduli, tapi nyatanya semua tidak terjadi.

Sudahlah, Ara. Dia yang membuangmu dan keluargamu. Dia yang menghancurkan kebahagiaan kalian. Batin Ara.

1
Vani_27
menjijikkan
Itoh
sbnernya bgs novelnya tpi pnjabarannya trlalu detail jdi bikin cpt boring
echa purin
/Good/
scarlet
Jgn mau Ara,,, lelaki sekali main tgn, maka akan terus main tgn,,, menjauh darinya Ara,,, dia bkn org yg baik
scarlet
Thor,,, AQ tak suka Al,,, 😡
scarlet
sangatttt 🤭😉
scarlet
Tuhan tau hatimu Ara,,, semoga cepat ada solusi yg baik
SUSANTI SUTISNA
syukaaaa cerita ny...seru n gk belibet sat set tp asik
Inonk_ordinary
yg makin parah lagi,,si buke ternyata ude nikah,,dan ara jd pelakor. jangan² ya. kasian ara,,dia benci pelakor tp dia malah jd pelakor..jgn yaa thorr
Inonk_ordinary
see..org yg sangat ceria ternyata...
Lina Yuliana
lanjut thor season 2 nya di tunggu
Ace Syafitri Prawitasari
Luar biasa
Aycha Aia Cw Libra
sempurna
Andriyati
gak cinta kok ada anak 3 hadehhh dasar kamu
dewi wulandari
bagus 👍
Dewi Purwanti
GPP Ra setidaknya hanya satu laki-laki yg berhubungan dengan moe
HARTIN MARLIN
🤔🤔🤔 siapa dia sebenarnya
HARTIN MARLIN
lebih baik kamu tinggalkan Al itu,agar dia menyadari kesalahannya
HARTIN MARLIN
lebih baik gak usah turuti dulu permintaannya
HARTIN MARLIN
Memang menyesak sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!