NovelToon NovelToon
Pelangi Di Ujung Rindu

Pelangi Di Ujung Rindu

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Tamat
Popularitas:199k
Nilai: 5
Nama Author: Iin Nuryati

Season 2 dari Aku Bisa Tanpamu 😘

Kehidupan pernikahan kedua Shofi yang semula berjalan begitu bahagia dan harmonis tiba-tiba diguncang dengan kecelakaan yang menimpa Awan, sang suami. Awan dinyatakan hilang dan belum bisa diketemukan dimana keberadaannya.

Tetapi Shofi dan keluarganya tidak pernah putus harapan. Mereka yakin bahwa dengan kuasa Allah SWT, Awan pasti bisa kembali dengan selamat dan rindu mereka akhirnya terobati.

Akankah kekuatan do'a dan keyakinan mereka benar-benar bisa membawa Awan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Pelangi Di Ujung Rindu ( 2 )

"Shofi," lirih Mas Awan.

"Mas Awan," ucapku juga.

Aku dan Mas Awan masih saling bertatapan dengan intens. Senyuman kebahagiaan menghiasi wajah kami masing-masing yang sudah kembali meneteskan air mata. Rindu itu terpancar dengan sangat jelas dari wajah kami berdua. Dan aku sangat bersyukur, karena akhirnya pelangi itu hadir juga di ujung rindu kami.

Mas Awan kemudian melangkah menghampiriku. Ibuku dengan sigap segera mengambil alih bayiku dan menggendongnya sedikit menjauh, memberi ruang kepadaku dan juga Mas Awan.

"Shofi," panggil Mas Awan sekali lagi yang langsung mendudukkan dirinya di hospital bedku kemudian memelukku dengan erat.

"Mas Awan," ucapku seraya membalas pelukan Mas Awan sama eratnya.

Tangisan itu lagi-lagi pecah memenuhi kamar rawat inap VIP ini. Tangis bahagia penuh kerinduan. Ucapan syukur juga tak henti-hentinya dipanjatkan kepada Allah Subhanahu wata'ala yang telah menunjukkan kekuasaan-Nya dan mengembalikan Mas Awan untuk dapat kembali berkumpul bersama dengan kami semua saat ini.

"Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Syukur alhamdulillaah, akhirnya Mas Awan kembali juga," ucapku di sela-sela isak tangisku.

"Iya, sayang. Mas sudah kembali sekarang," balas Mas Awan seraya mencium puncak kepalaku.

"Aku kangen banget sama Mas Awan," lirihku.

"Mas juga kangen banget sama kamu, sayang. Kangen sama Keinan, sama dedek bayi, dan yang lainnya juga," balas Mas Awan juga.

Mas Awan melepaskan pelukannya. Dihapusnya air mata yang membasahi wajahku.

"Tolong maafkan ketidakhadiran Mas selama hampir enam bulan ini ya, sayang," kata Mas Awan, meminta maaf.

"Mas nggak perlu minta maaf. Itu bukan kesalahan Mas Awan. Semuanya adalah takdir dari Allah Subhanahu wata'ala yang harus kita jalani bersama, Mas," balasku.

Aku dan Mas Awan kemudian sama-sama tersenyum lembut.

"Papa, Bunda. Kei juga mau dipeluk," celetuk Keinan tiba-tiba.

Aku dan Mas Awan langsung menoleh ke arah Keinan yang berdiri di sebelahku.

"Eh, iya. Sampai lupa sama anaknya Papa. Sini-sini, sayang," panggil Mas Awan seraya menarik pelan tangan Keinan.

"Dedek bayi juga," kata Keinan lagi.

"Hmm, iya deh. Sini Nek, adek bayinya," pintaku kepada ibuku.

"Iya deh iya, yang mau peluk-pelukan satu keluarga," goda ibu seraya menyerahkan bayiku kembali kepadaku.

Aku menerima putraku yang masih bayi tersebut kemudian menggendongnya dalam pelukanku.

"Udah kan, sini Papa peluk semua tiga-tiganya," ucap Mas Awan yang kemudian langsung merangkul tubuhku dan juga Keinan.

Mas Awan memeluk kami bertiga kemudian juga mencium kening kami bertiga secara bergantian. Bisa aku lihat ibuku, Mama Wulan, Papa Surya, Bang Langit, Hamzah, dan laki-laki tersebut yang ikut merasa terharu melihat berkumpulnya kembali keluarga kecilku saat ini.

"Papa sayang sama Bunda, kakak Keinan, dan juga dedek Angkasa," kata Mas Awan.

"Dedek Angkasa? Jadi dedek bayi namanya dedek Angkasa ya, Pa?" tanya Keinan penasaran dengan mengangkat wajahnya.

"Iya, Kak. Dedek namanya Angkasa. Gimana, bagus enggak namanya dedek bayi?" jawab Mas Awan sekaligus menanyakan pendapat dari Keinan.

"Hmm,,, Angkasa ya? Boleh deh. Bagus kok namanya," balas Keinan kemudian setelah berpikir sejenak.

Aku, Mas Awan, dan semua yang ada di dalam kamar rawat inapku inipun kemudian tertawa mendengar jawaban dari Keinan tersebut. Sesaat kemudian Mas Awan melepaskan pelukannya kepadaku, Keinan, dan baby Angkasa.

"Oh iya, semuanya perkenalkan itu Kang Rijal. Kang Rijal dan keluarganya yang sudah menolong Awan dulu dan juga sudah menampung Awan untuk tinggal bersama dengan keluarga mereka selama Awan mengalami amnesia dan belum bisa mengingat tentang masa lalu Awan sebelumnya," ucap Mas Awan kemudian.

Mas Awan memperkenalkan laki-laki yang tadi datang bersama dengan dirinya, Keinan, Bang Langit, dan Hamzah tadi sebagai Kang Rijal. Orang yang sudah menolong Mas Awan dulu.

"Assalamu'alaikum semuanya," sapa Kang Rijal kemudian.

"Wa'alaikumsalam," jawab kami semua.

Papa Surya kemudian menghampiri Kang Rijal.

"Terima kasih banyak ya, nak Rijal. Terima kasih karena sudah menyelamatkan putra saya Awan. Terima kasih juga karena sudah membiarkan Awan untuk tinggal bersama dengan keluarga kalian selama ini," ucap Papa Surya seraya menepuk pundak Kang Rijal.

"Sama-sama, Pak. Itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai sesama manusia untuk saling tolong menolong," balas Kang Rijal.

Mama Wulan juga kemudian ikut menghampiri Kang Rijal.

"Nak Rijal, keluarga kami berhutang sangat besar kepada nak Rijal dan juga keluarga nak Rijal yang lainnya. Tolong bilang sama kami, kami harus membalas semua hutang budi ini dengan cara seperti apa?" tanya Mama Wulan, merasa sangat berhutang budi.

"Tidak perlu sampai seperti itu, Bu. Kami semua ikhlas kok menolong Awan," balas Kang Rijal sungkan.

"Tapi nak ---"

"Sudah, ibu. Sungguh, kami semua ikhlas kok menolong Awan selama ini," potong Kang Rijal.

"Saya dan keluarga saya yang lainnya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kang Rijal dan keluarga Kang Rijal yang lainnya ya, Kang. Semoga Allah Subhanahu wata'ala membalas semua kebaikan Kang Rijal dan keluarga dengan kebaikan yang lebih banyak lagi," ucapku yang juga ikut berterima kasih.

"Iya, Neng Shofi. Sama-sama. Dan terima kasih juga untuk do'anya," balas Kang Rijal.

"Ehem, sepertinya saya sudah terlalu lama meninggalkan Abah, Umi, dan adik saya. Dan karena sekarang Awan juga sudah berkumpul kembali bersama dengan keluarganya, kalau begitu saya mohon pamit dulu, ya. Mau kembali ke kamar rawat inap Abah saya," pamit Kang Rijal kemudian.

"Loh, abangnya nak Rijal dirawat di rumah sakit ini juga, ya?" tanya Mama Wulan.

"Iya, Bu," jawab Kang Rijal.

"Iya, Ma. Abah Imron sakit hipertensi paru. Dan kemarin itu dirujuk ke rumah sakit ini untuk pengobatan lebih lanjut," kata Mas Awan ikut menjelaskan.

"Kalau gitu mari nak Rijal, biar bapak antar nak Rijal kembali ke kamar rawat inap abahnya nak Rijal. Sekalian bapak juga mau bertemu dengan abahnya nak Rijal dan keluarga nak Rijal yang lainnya, mau mengucapkan terima kasih secara langsung," kata Papa Surya kemudian.

"Eh, nggak perlu sampai seperti itu, Pak," tolak Kang Rijal merasa tidak enak hati.

"Nggak pa-pa, Kang. Saya juga mau bertemu dengan Abah dan keluarga Kang Rijal yang lainnya. Sekalian nengokin abahnya Kang Rijal juga. Jadi mari Kang, biar saya sama Papa saya mengantar Kang Rijal kembali ke kamar rawat inap abahnya Kang Rijal," kata Bang Langit juga.

"Tapi ---"

"Udah, Kang. Nggak pa-pa kok. Tolong biarkan Papa sama Abang saya untuk mengantar Kang Rijal kembali ke kamar rawat inap Abah Imron, ya," potong Mas Awan juga.

"Hmm, ya sudah kalau begitu. Mari, Pak, Kang," kata Kang Rijal yang pada akhirnya menyetujui Papa Surya dan Bang Langit mengantarkan dirinya kembali ke kamar rawat inap Abah Imron.

"Iya, Kang. Mari," balas Bang Langit juga.

"Ma, Papa nganter nak Rijal balik ke kamar rawat inap abahnya dulu, ya," pamit Papa Surya kepada Mama Wulan.

"Iya, Pa. Sekalian tolong sampaikan ucapan terima kasih dari Mama dan keluarga yang lainnya juga," pesan Mama Wulan.

"Iya, Ma. Pasti," balas Papa Surya.

"Kalau begitu saya pamit dulu ya, Awan dan semuanya. Assalamu'alaikum," pamit Kang Rijal.

"Iya, Kang. Wa'alaikumsalam," jawabku, Mas Awan, dan yang lainnya bersamaan.

Kang Rijal kemudian melangkah keluar dari kamar rawat inapku ini dengan ditemani oleh Papa Surya dan Bang Langit. Mereka bertiga hendak pergi ke kamar rawat inap Abah Imron.

1
Surya Hermawan
Luar biasa
idha idhutt
good job kakak, tetep semangat selalu ya 😘😘😘
Suyatno Galih
ayesa ngeyel, hampir kena segel lue
Suyatno Galih
gak ada kerjaan laen apa lue Chika, ngintilin org pacaran mulu sakit ati kan lue, bukan ngindar kayak buntut wae
Suyatno Galih
yaahhh biasadwh kl cpt KTM ceritanya cepet habis dehh
tarry chantiq
loo katanya hamzah da kerja kok msh kuliah ya
༄ 👑💗 ııи ρтħš αямч💗👑 ࿐: Hamzah cuma kerja sambilan kak, di kafe milik dosennya, kalau malam hari 😊
total 1 replies
¢ᖱ'D⃤ ̐Sri Wahyuni
Alhamdulillah ikut bahagia.. jadi ikutan senyam-senyum sendiri 🤭🤭
Uthie
Senang nya ma Wulan gak mudah terprovokasi dengan mulut lemes ibu-ibu yg sok suci dan gak punya dosa itu 🤨😡😡
Uthie
Masih ada misteri dan belum bisa ketebak dari cerita ini.... lanjut terus 👍👍💞
Uthie
Coba mampir untuk cerita sebuah kehancuran sebuah keluarga.. dan gak bosen untuk ingin tau bagaimana kehidupan dari pasangan yg di sakiti tsb 👍🤗
Ainisha_Shanti
cerita yang menarik dan sesuai dibaca oleh semua golongan masyarakat.
Ainisha_Shanti
Astaghfirullahalazim... bukanya mencegah mahupun menasihati adiknya, malah memberi sokongan padu pula 😠😠😠
Ainisha_Shanti
Astaghfirullahalazim... abang dan adik sama je perangai. sama-sama suka ganggu kebahagiaan orang lain 😤😤😤
༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴
Ya Allah, Berasa kayak nonton Sinetron Ini
༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴
Bayu minta di jorokin ke Jurang nih kayak Awan. Penyesalan emang selalu dateng belakang Om. Kalo di depan, namanya Pendaftaran
༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴
Jangan bilang bayu udah cerai dari Istri nya Alya. Nyesel kan lo makanya ngejer Shofi lagi
༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴
Ngga Awan, Ngga Shofi bener2 Dermawan. Karyawan nya dianggap seperti Saudara semua
༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴
Alhamdulillah Awan masih Hidup, Feeling Istri emang kuat yah☺
༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴
Chika bukan nya Cinta itu mah, tapi Obsesi
༄⃞⃟⚡🍌 ᷢ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐⏤͟͟͞R🐬🔴
Bener kak Jani. Lawan dengan cara elegan🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!