Seorang gadis yang di khianati oleh sahabat juga kekasihnya harus rela meregang nyawa dan berpindah ke tubuh seorang wanita yang sama sekali tidak di hiraukan oleh suaminya
Bagaimana cerita selanjutnya? cus baca yuk zheyeng 🏃♀️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Secangkir Kopi Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemunya Double Zan
Sebelumnya...
"Maaf Nona, apa Bapak Elvan ada di ruangannya?" tanya Arzan yang memang mengetahui CEO perusahaan itu.
"Bapak Elvan ada di ruangannya Pak, hanya saja saat ini beliau sedang ada tamu" sahut resepsionis bernama Anggi itu.
"Bisa tolong hubungi, katakan CEO Arzan ingin menemuinya" ucap Arzan tegas.
"Mohon tunggu sebentar ya Pak, saya akan menghubungi Pak Elvan dulu" sahut Anggi kemudian melakukan sambungan telepon.
Setelah beberapa saat kemudian...
*****
Setelah Nona muda dari keluarga Fauza itu pergi, Jalu sang asisten Hartono menelpon seseorang.
Tuttttt
Klik
"H-halo Bos besar" panggil Jalu gagap.
"Ya" sahut singkat dan datar dari orang yang di panggil Jalu Bos besar itu.
"B-begini Bos..." ucapan dari Jalu terpotong.
"Langsung intinya saja, gua gak punya banyak waktu buat mendengarkan ucapan gagap mu ini" perkataan dingin dari Bos besar Jalu itu membuat pria yang sedari tadi sudah ketar ketir semakin bergetar.
"Hahh" Jalu menghela nafasnya untuk menetralkan nafasnya.
"Begini Bos, Tuan Hartono meninggal"
"Apa? Kenapa dia?"
"Nona muda Fauza yang melakukannya Bos. Silakan Bos besar buka video yang saya kirim" ucap Jalu yang menahan rasa takutnya berbicara terhadap orang yang berada di seberang telepon.
"Hemm, oh ya buang ke jurang saja tubuh Hartono itu. Dia tak berguna sama sekali" perintah Bos besar entah siapa itu.
*
*
*
*
*
POV Davina.
Tok tok tok
Davina membuka kedua matanya saat mendengar seseorang mengetuk pintu ruangannya.
"Siapa ya? Kalau Arzan pasti dia masuk tanpa harus mengetuk pintu. Jikalau dokter apalagi" Davina bermonolog sendiri didalam pikirannya.
Setelah beberapa saat ketukan tetap terdengar akhirnya Davina memutuskan untuk bangkit dari brangkar nya dan menuju pintu.
Ceklek
Pintu terbuka dan muncullah seseorang yang sangat wanita itu kenali.
Davina membulatkan matanya.
"Hallo baby" sapa orang itu sembari mendekati Davina memeluk dan mencium kening kemudian mengecup bibir seksi wanita di hadapannya itu.
"K-kamu kenapa kesini?" tanya risau dari Davina takut jikalau Arzan datang memergoki mereka.
"Why baby? are you afraid your other lover sees us? tanya lelaki itu.
Translate:
"Kenapa sayang? Apakah kamu takut kekasihmu yang lain melihat kita?"
Davina menganggukkan kepalanya melihat hal itu membuat lelaki di depannya itu sontak tertawa.
"Tenanglah baby, kekasihmu saat ini sedang berada jauh dari sini" ucap lelaki itu.
"Benarkah? Memang kemana dia?" tanya Davina dan lelaki di depannya itu hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak mengetahui.
"Untuk apa memikirkan dia, Aku kesini menemui mu karena Aku sangat merindukan mu baby" ucap lembut pria itu.
"Ah baiklah, kita duduk di sofa saja" ajak Davina.
Setelah mereka berdua duduk di sofa Davina pun mulai bermanja pada pria itu.
"Aezar, lihatlah wajah juga leherku seperti ini. Semua gatal juga perih yang ku rasakan" aduan manja dari Davina.
Ya, lelaki itu bernama Aezar Affandra seorang pengusaha sekaligus kekasih sebenarnya dari Davina dan dia adalah rival dari Arzan.
"Oh baby, meskipun demikian kau tetap cantik" puji Aezar.
"Tapi ini sangat menyiksaku" keluh Davina.
"Apa kau ingin berobat keluar negri?" tanya lembut dari Aezar sembari mengelus rambut panjang Davina.
"Dokter meminta ku untuk istirahat selama seminggu untuk pengobatan jadilah Aku menginap disini" jelas Davina.
"Kalau kau mau seperti itu baiklah, tapi kalau dalam seminggu ini kau tidak ada perubahan maka Aku akan memboyong mu keluar negri" sahut Aezar.
Davina menganggukkan kepalanya kemudian memeluk Aezar.
*
*
*
*
*
POV Farzana.
Saat Elvan fokus dengan berkas yang ada di hadapannya, telepon yang berada di sampingnya itu berdering.
Krringg (benar nda suara telepon gitu 🤔)
Elvan menoleh dan mengangkat telepon.
"Ya Halo" sapa Elvan.
"...."
"Ah, suruh Joko mengantar Pak Arzan keruangan ku" suruh Elvan.
"...."
Klak Elvan menaruh gagang telepon itu.
"Siapa Van?" tanya Farzana.
Elvan menoleh kemudian tersenyum "Ada tamu dari perusahaan tetangga" sahutnya.
"Apa Aku harus keluar dulu?" tanya Farzana.
"Ah tidak perlu, kau tetaplah disini" sahut Elvan tersenyum.
Farzana menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
Sedangkan di tempat Arzan berada.
"Tunggu sebentar saya panggilkan Joko untuk mengantarkan Bapak ke ruangan Pak Elvan" ucap Anggi.
Sedangkan Arzan menganggukkan kepalanya.
Tak berapa lama seorang lelaki datang mendekati meja resepsionis.
"Mbak Anggi" sapanya.
"Mas Joko tolong antar Bapak Arzan keruangan Pak Elvan ya" ucap Anggi.
Joko menganggukkan kepalanya "Mari Pak" ajaknya.
Arzan mengangguk kemudian melenggang pergi.
Tiba di depan ruangan
Tok tok tok
Joko mengetuk pintu ruang dari Elvan.
"Masuk" suruh seseorang dari dalam ruangan yang di yakini Joko adalah suara atasannya yaitu Elvan.
Ceklek
"Maaf Pak Elvan saya membawa seseorang" ucap Joko.
"Suruh dia masuk Joko" perintah Elvan dan di angguki oleh Joko.
Joko memutar tubuhnya dan berjalan keluar menemui Arzan.
"Silakan masuk Pak dan saya pamit undur diri" ucap Joko.
Arzan menganggukkan kepalanya, setelah Joko melenggang pergi, Arzan mulai memasuki ruangan dari Elvan.
"Selamat pagi" sapa Arzan.
Baik Elvan dan Farzana sama-sama menoleh ke arah suara.
Farzana membulatkan matanya melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.
Sedangkan Elvan berdiri dari tempat duduknya dan beranjak mendekati Arzan.
"Silakan duduk Pak Arzan" Elvan mempersilahkan CEO dari Adelard corp itu untuk duduk di sofa.
Arzan menganggukkan kepalanya dan dia duduk tepat di seberang istrinya itu.
Farzana hanya diam setelah itu Elvan tanpa ragu duduk di samping Farzana.
Arzan mengepalkan tangannya melihat Elvan duduk tepat di samping sang istri.
"Ekhem, ada kabar apa ini? Kok Bapak Arzan yang terhormat bisa sampai disini" tanya Elvan tanpa basa basi.
Sedangkan Arzan sangat ingin mengatakan jikalau dirinya kesana untuk menjemput sang istri tapi sungguh sayang dirinya di kenal masih bujangan dan memiliki seorang kekasih bernama Davina seorang model papan penggilasan eh 👀 papan atas dengan jam mode terbang yang sangat tinggi.
"Ah tidak, kebetulan saya ada keperluan di daerah sini jadi saya putuskan untuk mampir kesini" sahut Arzan dengan mata yang sesekali masih melirik Farzana.
"Oh begitu rupanya" ucap Elvan dengan menganggukkan kepalanya.
"Oh ya, boleh saya tau siapa Nona di sebelah Anda ini?" tanya Arzan.
Farzana yang sedari tadi hanya melihat ke arah lain memutar arah pandangan ke depan untuk memandang lelaki yang barusan bertanya itu.
"Oh ini..." perkataan dari Elvan terpotong oleh perkataan dari Farzana.
"Saya kekasih dari Pak Elvan" ucap Farzana dengan yakin sembari memandang kedua matanya Arzan.
Tanpa di sadari oleh Farzana juga Elvan tangan Arzan mengepal kuat di bawah meja mendengar perkataan dari gadis di depannya ini.
Sedangkan Elvan yang mendengar ucapan dari wanita cantik di sampingnya ini tersenyum bahagia.
*
*
*
*
*
POV Alya.
Setelah pemotretan selesai, Alya memutuskan untuk mengganti pakaiannya, setelah keluar dari dalam kamar mandi, dia dikejutkan oleh lelaki yang sangat tidak ingin dilihat oleh Alya.
"Hai beb" sapa Abian pada Alya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Keluar dari sini!" ucap Alya dengan wajah datarnya.
"Oh beb, mari kita keluar dari sini dan pergi ke hotel bintang lima hem" ajak Abian.
Pria tampan itu beranjak bangun dari tempat duduknya dan mendekati Alya.
"Beb..."
Continue...
...🍂🍂🍂...
Untuk kakak-kakak semua yang sudah berkenan untuk mampir ke cerita receh ini ay ucapkan terima kasih banyak.
Jangan lupa untuk dukung dengan cara like komen rate bintang lima dan tap love agar masuk ke dalam rak buku kakak semua agar up Farzana ada notifikasinya 🙈.
...Salam hangat dari Aya...