NovelToon NovelToon
Jodoh Titipan

Jodoh Titipan

Status: tamat
Genre:Perjodohan / Patahhati / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Romansa / Tamat
Popularitas:3.8M
Nilai: 5
Nama Author: Sept

Taqi Bassami, hanya karena ia seorang anak angkat, pria itu harus mengorbankan hidup selamanya. Taqi menukar kebebasannya demi membayar balas budi. Berkat sang ayah angkat, hidupnya yang terpuruk di jalan, kini menjadi sukses.
Bila balas budi bisa dibayar dengan uang, Taqi pasti melakukan hal itu. Tapi bagaimana, jika Taqi harus menikahi wanita pilihan keluarga angkatnya itu untuk membalas jasa. Belum lagi latar belakang Taqi yang perlahan mencuat ke permukaan. Siapa sebenarnya Taqi? Ketika banyak pihak mengincar nyawanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kurang Tidur

The Lost Mafia Boy Bagian 28

Oleh Sept

'Kasihan Mas Taqi, dia kelihatan capek sekali. Mungkin tidak apa-apa kami berbagi ranjang. Toh Mas Taqi sekarang suami Nada ... Maz Zain, maafin Nada,' batin Nada ketika Taqi sudah naik ranjang.

Pria itu perlahan berbaring di sebelahnya. Dan mungkin mengerti perasaan Nada yang kurang nyaman. Taqi mengambil sebuah bantal. Ia letakkan benda empuk nan panjang itu tepat di tengah-tengah mereka.

Agar tidak sempit banget, Naqiyyah sudah di dalam box. Sudah tertidur pulas. Jadi kini hanya mereka berdua saja yang tidur di atas sebuah ranjang yang terasa dingin. Dingin karena aroma ketegangan di antara keduanya.

SETTT ....

Nada berbalik, rasanya ia tidak bisa tidur kalau melihat di dekatnya ada Taqi. Seolah ia melihat suaminya dulu. Merasa bersalah karena berbagi ranjang dengan pria lain, meski suaminya sendiri. Nada berbalik sembari berguman dalam hati. Meminta maaf pada Zain.

"Maafin Nada yang nggak setia Mas Zain," perlahan air matanya tumpah. Nada sudah tidak bisa membendung lagi rasa dalam dirinya. Rasa bersalah karena menikah lagi.

Padahal itu demi abah, ummi, dan Naqiyyah. Kalau boleh jujur, ia malah tidak terpikirkan untuk menikah lagi. Luka hati ditinggal mati, rasanya menyesakkan jiwanya. Seolah Nada belum siap diterpa kehilangan kembali. Sebisa mungkin ia tidak ingin jatuh cinta lagi. Karena kehilangan sekali cukup membuatnya terpuruk terlalu dalam.

***

Pukul 4 subuh

Nada yang semula sudah tertidur, mendadak terbangun. Biasanya Naqiyyah bangun juga di jam-jam seperti ini. Tapi subuh ini Naqi anteng banget. Apa karena tidur ditemani ayah Taqi?

Nada lantas menoleh, di sebelahnya sama sekali tidak ada pria yang semalam tidur bersamanya. Lalu ke mana pria itu?

Ibu dari Taqi tersebut pun menoleh ke sekitar. Dilihatnya Taqi sudah duduk di atas sajadah. Tangannya menegadah ke atas. Entah doa apa yang sedang dipanjatkan pria tersebut.

Terlihat khusuk, sampai Nada tidak berani bergerak takut menimbulkan suara. Dari atas tempatnya berbaring, Nada terus saja mengamati Taqi dari balik tubuhnya.

'Kabulkan semua doa-doanya, ya Allah, batin Nada ketika melihat suaminya dari belakang.

Sedangkan Taqi, ia sama sekali tidak tahu kalau istrinya sudah bangun. Ia duduk cukup lama. Hingga kemudian selesai dan melipat kain tebal yang semula ia jadikan alas untuk ibadah.

Sempat kaget, melihat Nada yang sudah terbangun. Dengan kaku ia pun menyapa istrinya tersebut. Istri yang baru dinikahi kemudian langsung berpisah pula.

"Sudah bangun?"

Nada mengangguk.

"Naqiyyah anteng banget tidurnya," ucap Taqi mencari bahan obrolan.

Baru juga diomongin, eh mendadak Naqiyyah menangis. Spontan keduanya saling menatap dan melempar senyum. Tepatnya senyum pertama paska mereka berdua menikah.

***

Pagi hari, suara burung berkicau di samping rumah, di atas pohon-pohon di lahan perkarangan rumah abah membuat suasana semakin syahdu.

Naqiyyah sedang diajak jalan-jalan di halaman naik troller dengan ummi. Sedangkan abah, pria itu sedang mendengar semua cerita Taqi di teras rumah.

Sementara itu, Nada sedang menyiapkan camilan bersama bibi di dapur. Setelah sudah siap, Nada pun keluar bersama makanan dan minuman di atas nampan.

"Abah ... Mas Taqi ... ini dimakan dulu."

Nada meletakkan makanan dan minuman di meja.

"Sudah Nada, duduk saja. Semalam sepertinya kamu kurang tidur," sela Taqi yang memang benar, karena semalam kan Naqiyyah sempat rewel.

Tapi abah malah menangkap sesuatu yang berbeda. Bibir abah menggembang. Seolah sudah siap menyambut anggota keluarga baru. Ya, abah Yusuf salah paham.

Nada sendiri tidak berpikir apa-apa. Memang semalam ia kurang tidur. Karena gelisah satu ranjang dengan Taqi, suaminya. Bukan karena Naqiyyah yang rewel. Naqiyyah rewel di kasih ASI langsung diam. Tapi tidak dengannya, ketika ia merasa tidak nyaman, mana bisa tidur dengan lelap.

"Nah itu Naqi!" Taqi yang terlihat wajahnya berseri-seri, lantas beranjak. Menghampiri Naqiyyah yang mendekat naik stroller.

Mungkin senang karena akhirnya seperti bebas dari penjara, Taqi berjalan dengan ringan. Ia melangkah dan langsung mengambil Naqiyyah.

Menggendong bayi itu dengan senyum yang menghiasi wajahnya yang memang tampan. Naqi sendiri sudah genit, baru diajak bicara sang ayah, langsung senyum-senyum. Bikin gemes. Hampir saja Taqi ingin mengigit pipi bakponya.

"Masyallah ... cantik betul anak ayah."

Seketika, abah, ummi, dan Nada saling menatap. Mereka seolah melihat sosok Zain. Pasti Zain juga seperti begitu jika dia masih hidup.

Tiba-tiba menjadi sendu, ummi pamit ke dalam. Katanya mau ambil sesuatu, padahal begitu masuk ruang tamu, ummi malah mengusap pipinya.

Ummi rindu Zain, melihat hangatnya Taqi, membuatnya ingat pada Zain. Zain yang sudah meninggal tanpa pernah menggendong buah hatinya.

"Ummi!" sapa Nada.

Tidak hanya ummi yang terenyuh, Nada juga merasakan yang sama. Nada menyentuh pundak ummi, dilihatnya sang sibuk mengusap mata. Nada pun langsung memeluknya.

"Ummi kangen Mas Zain, ya?" tanya Nada lirih.

Ummi hanya menjawab lewat bulir bening yang mendesak keluar dari sudut matanya.

Keduanya pun saling memeluk, mencoba menghibur. Rupanya, kerinduan terhadap sosok Zain masih begitu terasa.

***

Beberapa saat kemudian

Nada sudah berpakaian rapi, sepertinya ia mau keluar rumah.

"Dari pada diantar sopir, lebih baik diantar Taqi!" ucap abah yang melihat Nada sudah berbusana rapi.

"Nggak Abah, kasian. Semalam Mas Taqi kurang tidur. Nanti juga agak lama ngantrinya."

Abah kembali terdiam, sebenarnya semalam ngapain. Kok sampai kurang tidur terus.

"Nggak apa-apa. Mas anter!" Muncul Taqi sambil meraih kunci mobil.

"Tapi ...!"

Sambil menggendong Naqi, ummi menimpali.

"Kalian pergi berdua saja, ASI sudah dipompa kan? Antri juga nggak apa-apa. Biar perginya lebih tenang. Naqi juga sudah ada ummi."

"Maafin Nada, ngerepotin semuanya. Kalau bukan pendaftaran terakhir. Mungkin lebih baik besok saja."

"Nggak apa-apa Nada. Demi masa depan. Cepet berangkat. Nanti telat," ucap ummi perhatian.

Hari ini Nada mau ke kampus. Mau mengurus administrasi kembali. Karena mau melanjutkan kuliahnya yang sempat cuti.

"Nada titip Naqiyyah ya, Ummi."

Ummi mengangguk.

"Nada pergi dulu Abah ... Ummi. Naqi ... ibu pergi dulu. Jangan rewel ya sama Ummi."

Cup ... cup ...

***

Di dalam mobil.

Hanya ada mereka berdua, seperti biasa kalau hanya ada Nada dan Taqi mendadak atmosphere menjadi canggung. Hanya suara dari audio mobil yang terdengar mengiringin perjalanan keduanya.

Sepanjang perjalanan mereka sama diam. Tidak ada yang mengeluarkan suara. Hingga tiba di kampus.

"Mas Taqi bisa tinggalin Nada. Karena mungkin akan lama. Nanti kalau sudah selesai, Nada telpon," ucap Nada sembari melepaskan sabuk pengaman.

"Nggak apa-apa, Mas tunggu di dalam sini. Mau tidur, ngantuk juga," ucap Taqi.

Nada langsung merasa tidak enak. Sebab ia tahu, Taqi semalam kurang tidur.

"Nada belokan kopi mau?"

Taqi mengangguk.

***

Beberapa saat kemudian

Tok tok tok

Nada mengetuk kaca jendela mobil, diintipnya Taqi sudah tertidur. Akhirnya ia pun berbalik. Menaruh kopi di samping bangku yang ada di dekat sana.

Di dalam kampus.

Nada sudah mengantri di dalam, dan saat semuanya sudah beres. Ia pun mengambil telpon. Mau menghubungi Taqi. Apa mau dibawakan sesuatu. Kebetulan sedang ada di cafeteria.

"Assalamu'alaikum, Mas Taqi, sudah bangun?"

"Waalaikumsalam, iya. Ada apa Nada? Ada sesuatu?"

"Nggka. Ini nada sudah selesai, sekarang ada di cafeteria. Mas Taqi mau camilan apa?"

"Nggak usah, bawain kopi aja. Tadi sepertinya Mas ketiduran."

"Hanya kopi?"

"Iya."

"Oke!"

Nada pun memesan kopi, kebetulan di sampingnya juga ada yang pesan sama.

"Gulanya dikit!" ucap Nada.

"Gulanya dikit saja!" ucap wanita di samping Nada.

Keduanya saling menatap, sama-sama tersenyum ramah.

"Suka kopi juga?" tanya wanita itu. Senyumnya manis.

Nada menggeleng.

"Bukan buat saya,"

"Oh ... Buat pacar?" canda wanita tersebut. Yang merupakan dosen baru di kampus Nada. Tapi karena masih muda, Nada malah pikir wanita itu adalah mahasiswi juga sepertinya.

"Bukan ..." jawab Nada.

"Masih muda, jangan minum banyak kopi ya." ucapnya sambil meninggalkan Nada yang pesanannya belum jadi. Sedangkan miliknya sudah.

Nada hanya membalas dengan senyum. Si wanita pun meninggalkan area cafeteria. Kemudian berjalan sambil membawa kopinya.

Dengan santai ia memasuki area parkir. Tidak jauh dari sana, Taqi menatap keluar jendela. Mengamati, kok Nada lama sekali.

Akhirnya dari jauh, ia bisa melihat Nada. Akan tetapi, tiba-tiba Nada mempercepat langkanya, ia terlihat bicara dengan seseorang.

Taqi terus saja mengamati, semakin dekat wajah-wajah itu semakin jelas.

BERSAMBUNG

1
Churin iin
Luar biasa
@bimaraZ
taqi salahjuga..meskipun cuma menena gkan g harus memeluk juga...
@bimaraZ
hhh tagi jadi ketagihan tuh...😍
@bimaraZ
anggap saja nisa dan taqi tidak berjodoh...
@bimaraZ
sampai g bisakomen bacanya ..g kebayang di posisi taqi
jawab iya salah jawab tidak juga berat
RL
Luar biasa
Zumi Zauhair
seruu
indah
😭😭😭😭😭😭
indah
Maa shaa Allaah Gemes ny 😍😍
indah
Hem Rumit nih
indah
Bawang Bombay
😭😭😭
Safitri Agus
jodoh othor yg menentukan 😁🤭
komalia komalia
ooh iya apa nada engga pakai hijab ya
komalia komalia
mas taqi mau bulan madu
komalia komalia
umii iis bukan nya diem bikin orang jadi malu aja
komalia komalia
umi kaya nya engga pernah bikin cap si abah
komalia komalia
udah baca
komalia komalia
itu lah kalau kita punya hutang budi bagai buah si malakama
komalia komalia
mampir
zauza
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!