Tidak pernah terbayang jika malam yang dia habiskan bersama pria asing yang memberinya uang 1M akan menumbuhkan janin didalam rahimnya.
Salsabila, gadis cantik berusia 26 tahun itu memutuskan merawat calon anaknya seorang diri. Selain tidak mengenal ayah dari calon anaknya. Rupanya pria itu sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah.
Mampukah Salsabila menghadapi kerasnya hidup saat dia hamil tanpa suami?. Apalagi dia hamil diluar nikah!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikhlaskan
Salwa menatap Mamanya dengan raut wajah tak suka. Dulu, perempuan itu yang paling mendukung hubungannya dengan Azka. Bahkan, Anya jugalah yang paling antusias mempersiapkan pernikahan mereka. Tapi kenapa sekarang dia menentangnya.
"Mama berubah. Dulu Mama yang paling mendukung hubungan kami!."
Anya menatap putrinya, "Dulu dan sekarang berbeda, Sal. Keadaannya tidak lagi sama!."
"Sama, Ma. Dulu dan sekarang tidak ada bedanya. Dulu Azka kekasihku, tunanganku dan esok dia akan menjadi suamiku!."
Anya menggelengkan kepala, "Kamu mau jadi perusak rumah tangga orang? Kamu ingin di cap sebagai pelakor? Tidak Sal, Mama tidak akan membiarkanmu melakukan hal itu!," ucap Anya dengan tegas.
Salwa menatap Mamanya dengan sinis, "Aku pelakor? Lalu apa sebutan yang pantas aku sematkan untuk wanita itu? Dialah yang merusak hubungan kami. Dia, Ma bukan aku. Kenapa seolah-olah aku yang salah disini!."
"Jangan keras kepala!! Azka sudah menikah, sudah memiliki istri. Tidak seharusnya kamu masih mengharapkan pria yang sudah beristri. Ikhlaskan Azka bersama istrinya."
"Aku tidak bisa. Mengikhlaskan Azka sama saja melepaskannya. Azka menikahi perempuan itu karena terpaksa. Lagipula, belum tentu anak itu anak Azka. Atau, dia sengaja membuat dirinya keguguran karena takut rahasianya akan terbongkar!."
"Kamu sudah keterlaluan, Sal. Bagaimana bisa kamu punya pikiran seperti itu? Tidak ada seorang ibu yang akan membunuh anaknya sendiri!."
"Kenapa tidak? Banyak orang melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya! Memberikan tubuhnya saja dia bisa, kenapa membunuh anaknya tidak?."
"Salwa!!."
Plak
Salwa terperangah begitupun dengan Danar yang baru tiba dirumah.
"Mama menamparku untuk membela wanita mu*rahan itu?."
"Itu karena ucapanmu sudah keterlaluan!."
Danar mendekati dua wanita yang dia cintai, "Ada apa Nya, kenapa kamu menampar Salwa?."
Anya menatap Danar dengan tajam, "Tanyakan saja pada putrimu!. Lihat akibat kebiasaanmu yang selalu memanjakannya. Didikanmu membuatnya tidak memiliki simpati bahkan menjadi wanita keras kepala. Dia persis sepertimu, egois!!." Anya meninggalkan mereka segitu saja.
Danar mendekati Salwa yang masih memegang pipinya. " Ada apa, sayang. Kenapa Mama bisa sampai menamparmu?."
Salwa memeluk Danar, menumpahkan semua tangisnya dibahu sana Ayah. Sejak kecil, Danar memang selalu memanjakan putrinya. Apapun yang Salwa inginkan, pasti pria itu berikan. Itulah yang membuat Salwa menjadi pribadi manja dan keras kepala.
"Aku tidak salah, Pa. Aku hanya mengatakan apa yang menurutku benar. Tapi Mama tidak terima. M-mama malah membela wanita itu? Dia bahkan tega menamparku karena wanita itu!."
"Wanita mana yang kamu maksud?."
"Salsa!."
*
*
*
"Sudah, aku sudah kenyang!," tolak Salsa
"Satu kali lagi."
"Dari tadi satu kali lagi terus. Aku sungguh sudah kenyang!."
Salsa mengerucutkan bibirnya dan hal itu membuat Akza terkekeh pelan.
Cup
Mata Salsa melotot sempurna, apa yang baru saja terjadi? Apa Azka menyambar bibirnya?.
"K-kenapa kamu melakukan itu?."
"Tidak boleh? Bukankah kamu milikku?."
Salsa kian melotot, wajahnya memerah karena malu "Hahaha, kamu lucu sekali. Baru kecupan saja kamu sudah memerah. Bagaimana kalau aku melakukan hal lebih?."
Wanita itu menatap Azka dengan tajam, "Kamu mesum!."
"Mesum dengan istri sendiri apa salahnya? Aku kan hanya mengecupmu," sahutnya santai
"Tapi kamu membuatku kaget!," ucap Salsa merajuk.
"Sudah jangan cemberut begitu, aku jadi ingin lebih melihat bibirmu maju begitu. Sekarang minum dulu, lalu minum obatnya!."
Salsa memberenggut, namun ia menurut. Setelah meminum obat dia kembali merebahkan tubuhnya.
"Kapan aku boleh pulang? Aku tidak suka berada disini!."
"Kenapa ingin pulang?."
"Suasana rumah lebih menyenangkan. Ada Bunda, Ayah dan yang lainnya juga!."
"Oh, aku kira kamu sudah tidak sabar ingin berduaan denganku!," kata Azka tertawa.
"Mana ada. Itu hanya ada dalam khayalanmu saja!."
Azka terkekeh, "Bisa geser sedikit?."
Salsa mengernyit, "K-kamu mau apa?."
"Jangan mesum dulu. Aku hanya ingin rebahan sambil memeluk istriku. Apa tidak boleh? Lagipula ranjang ini cukup untuk kita berdua."
Dengan terpaksa Salsa menggeser tubuhnya, "Hati-hati selang infusnya."
Perasaan gugup menyelimuti diri Salsa. Ia begitu canggung berada sedekat ini dengan Azka. Walau mereka suami istri, ini pertama kalinya mereka seintim ini selain berpelukan.
"Jantungmu berdegup kencang," celetuk Azka.
Salsa menoleh, wajah mereka begitu dekat bahkan hidung mereka bersentuhan. Wanita itu langsung memalingkan wajah karena gugup. Azka mengambil tangan sang istri, membawanya ke arah dadanya.
"Kamu bisa merasakannya, kan? Jantungku juga berdetak dengan cepat!."
Mereka saling menatap, netra keduanya saling mengunci. Azka tersenyum lembut, senyum yang menurut Salsa sangatlah manis.
"Kamu cantik!."
Wanita itu tersipu, wajahnya kembali memerah. "Dan aku paling suka dengan wajahmu yang bersemu seperti ini!," Azka membelai lembut wajah Salsa. "Kita akan hidup bahagia setelah ini, memulai semuanya dari awal. kamu mau kan, selaku berada di sisiku apapun yang terjadi?."
Salsa mengangguk, "Terima kasih. Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu!."
Azka memeluk tubuh istrinya, membawa wajah itu untuk bersandar di dadanya. "Tidurlah, kamu harus banyak istirahat. Kalau kondisimu semakin baik. Kata dokter, besok kamu sudah boleh pulang!."
"Benarkah?."
"Tentu. Kamu sudah tidak sabar ingin pulang, kan?."
Salsa mengangguk, "Akupun sama. Aku sudah sangat tidak sabar untuk segera pulang!."
"Kenapa?," tanya Salsa penasaran.
"Tentu saja untuk berduaan denganmu!."
semangat thor