Bagi Lea Richard pria paling brengsek dan menyebalkan di dunia adalah Bara Klopper. Tapi kenapa hatinya justru mencintai pria itu? Pria yang sudah memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Arneta.
Sedangkan bagi Bara Klopper wanita yang selalu membuat hati dan tubuhnya panas hanyalah Lea Richard, bagi Bara wanita yang bernama Lea Richard adalah miliknya! Tidak ada yang boleh memiliki Lea selain dirinya.
"Kau harus mau menjadi istriku!" Bara Klopper.
"Aku tidak sudih menjadi istri keduamu!" Lea Richard.
Akankah hubungan keduanya yang sempat menjauh selama beberapa bulan itu akan kembali terjalin? Ataukah akan berpisah untuk ke-dua kalinya dan untuk selamanya?
Follow Ig ~ mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
"Apa? Aku tidak salah dengarkan Mom?" tanya Lea tak percaya saat Mom Lily mengatakan Dad Leo setuju menikahkan dirinya dengan Bara, Lea bahkan menampar pipinya untuk menyakinkan bahwa ia sedang tidak bermimpi.
Melihat apa yang dilakukan Lea membuat Lily menggelengkan kepalanya seraya tersenyum pada putrinya. "Kenapa sayang? Bukankah itu yang kau inginkan, menikah dengan pria yang sangat kau cintai." Lily mengusap rambut putrinya dengan perlahan.
"Tapi Mom, aku—" Lea yang masih terkejut langsung menatap Lou dan Lio yang duduk dihadapannya. "Dan kalian juga setuju aku menikah dengannya?" tanya Lea.
"Sebenarnya kami tidak setuju, tapi karena Dad sudah mengijinkannya kami bisa apa." Jawab Lio dengan raut wajah datarnya persis seperti Dad Leo.
"Lagi pula Bara sudah membayar keinginannya itu dengan sangat mahal, jadi kita ikut saja." Sahut Lou dengan seringai tipis dibibirnya.
"Apa maksudmu kak?" tanya Lea dengan bingung, namun kebingungan itu hanya sementara karena ia teringat sesuatu. "Jadi Daddy setuju menerima bantuan dari Perusahaan Klopper?"
Lio dan Lou saling pandang dan secara bersamaan mereka menggelengkan kepala.
"Sayang mana mungkin Daddy mau menerima bantuan dari Bara, karena itu sama saja seperti kami menjualmu." Jelas Lily.
Lea semakin bingung setelah mendengar penjelasan Mom Lily, karena tidak menemukan alasan kenapa Dad Leo mengijinkan dirinya menikah dengan Bara. Kalau saja Dad Leo ada di Mansion pasti Lea akan langsung menanyakannya, tapi saat ini Daddy nya sedang dalam perjalanan ke Jakarta dan pasti belum bisa dihubungi.
"Mom jadi apa alasan Daddy setuju menikahkan kami berdua, sedangkan kalian tahu Bara sudah mempunyai istri?" tanya Lea.
"Mom tidak bisa menjawabnya, lebih baik kau tanyakan langsung pada Bara." Jawab Lily sembari menahan tawanya, karena teringat kembali bagaimana Bara habis di tangan suaminya yang seperti singa itu.
Lea yang sangat penasaran dengan alasan Dad Leo mengijinkan Bara menikahinya, segera beranjak dari ruang makan menuju kamarnya. Ia ingin mengambil ponselnya dan menghubungi Bara untuk tahu apa yang terjadi. Sementara itu Lily, Lou, dan Lio langsung tertawa saat melihat Lea pergi dengan terburu-buru.
*
*
"Bara apa yang kau lakukan sampai Daddy mengijinkan kita menikah?" tanya Lea to the point saat sambungan ponselnya diangkat oleh pria itu.
"Aku adalah Bara Klopper, tanpa melakukan apa pun Tuan Richard sudah pasti menyetujui kita menikah?" Bara tertawa lalu kemudian meringis saat bibirnya yang terluka terasa perih.
"Kau kenapa?" tanya Lea saat mendengar suara Bara yang kesakitan.
"Aku tidak apa-apa." Jawab Bara dengan satu tangannya mengusap bibirnya yang pecah karena pukulan dari calon mertuanya.
"Kau bohong." Lea lalu mengganti panggilan ponselnya ke video call, namun Bara tidak mau mengangkatnya. "Kenapa tidak diangkat?" tanya Lea setelah mematikan video call tersebut.
"Aku sedang di bathroom, apa kau ingin melihat aku te*lanjang? Kalau iya aku aktifkan video call nya sekarang." Bohong Bara, karena sebenarnya ia tidak ingin Lea melihat wajahnya yang dipenuhi oleh bekas pukulan.
"Dasar mesum, sudah lupakan saja." Gerutu Lea. "Oh ya, kau harus tetap membantu perusahaan Richard walaupun Dad Leo menolaknya! Karena aku tidak mau rugi menjadi istri kedua mu tapi tidak mendapatkan apa pun." Perintah Lea tak terbantahkan.
"Oh my God, aku tidak percaya bisa jatuh cinta pada wanita yang selalu memikirkan untung dan rugi menikah denganku." Keluh Bara dengan terkekeh geli.