Menceritakan tentang ke Possesive-an Sang Ketua Mafia, Penguasa Eropa yang bernama Sean Crishtian, dijuluki sebagai Pembunuh Berdarah Dingin terhadap istrinya yang bernama Andara Claire Crishtian.
"Kenapa kau tega melakukan ini? Apa salahku? Kau bilang padaku, jika kau akan selalu menjagaku Berjanji untuk membuatku selalu tersenyum. Lantas kemana janji itu pergi? Tolong lepaskan aku. Jika bahagiaku tidak bersamamu, aku ikhlas menerimanya" - Andara Claire (20th)
"Sedari awal sudah kubilang bahwa kau adalah milikku. Larilah, maka aku akan menemukanmu. Bersembunyilah dengan baik karena aku akan menyeretmu pulang bahkan dengan cara kotor sekalipun." - Sean Crishtian (27th)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Eva Fullandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. INSIDEN
Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Hujan deras mengguyur kota London. Sean kini sedang berada di kantor miliknya. Disibukkan dengan begitu banyak kertas-kertas yang menumpuk di meja kerjanya.
Lengannya di gulung se-siku menampilkan otot lengan yang terbentuk sempurna. Bukti bahwa dirinya rajin melakukan olahraga. Kancing bajunya terbuka 2 bagian sehingga menampilkan dadanya yang bidang. Tubuh kekar yang berotot tercetak dengan jelas di bajunya, sehingga membuat kaum hawa hanya bisa meneguk air ludahnya. Ingin datang untuk menyentuhnya, merasakan betapa keras dan indahnya otot itu tercipta. Tapi, mereka harus urungkan niatnya itu karena bosnya tidak akan membiarkan mereka mendekatinya. Dan satu hal lagi, mereka juga masih sayang pada nyawanya. Tidak apa hanya bisa melihatnya dari jauh, setidaknya mereka masih bisa menikmati keindahan dan kesempurnaan itu. Kesempurnaan yang tiada cela.
Dibaca lalu ditanda tangani tiap lembar kertas itu. Dibaca dengan teliti dan keseriusan. Sean adalah tipe orang yang ingin mengerjakan sesuatu hal dengan semaksimal mungkin. Tak ingin mengalami kegagalan dalam pekerjaanya. Cukup hubungan masa lalunya yang mengalami kegagalan, yang ini jangan.
Pukul 11 malam, Sean baru menyelesaikan semua pekerjaanya. Semua laporan telah ia tanda tangani dan ada beberapa laporan yang memerlukan revisi.
Setelah itu Sean segera membereskan semuanya dan Sean akan segera pulang menemui gadisnya. Padahal dirinya telah berjanji pada Dara akan makan malam bersama. Dara akan memasakkan makanan untuknya. Namun, karna pekerjaan yang menumpuk mau tidak mau dirinya harus segera menyelesaikannya. Tidak sempat untuk mengabari Dara. Sean merutuki kebodohannya itu. Harusnya dirinya memberi kabar terlebih dahulu. Tapi, sekarang dirinya bisa apa? Nasi sudah menjadi bubur. Yang harus Sean lakukan sekarang adalah segera pulang.
Satu jam. Dirinya telah terlambat satu jam dari perjanjian. Harusnya dirinya harus pulang jam 9 malam. Namun tak bisa dikarenakan pekerjaannya yang kian menumpuk gara-gara telah ia tinggal beberapa hari untuk bersama gadisnya.
Sesampainya di parkiran, Sean segera membuka dan masuk ke dalam mobil sport mewahnya. Dengan secepat mungkin Sean mengendarai mobilnya. Dengan kecepatan di atas rata-rata Sean mengendarainya. Sean ingin cepat menemui Dara. Sean yakin, pasti Dara telah menunggunya di meja makan. Pasti sedih karna dirinya tak kunjung datang juga. Membayangkan wajah gadisnya yang tengah menunggunya dengan sedih membuatnya menyesal. Harusnya ia mengabarinya terlebih dahulu.
"Tunggu aku sayang." Lirihnya pelan pada dirinya sendiri.
Jalanan tampak lenggang dan sepi. Memang waktunya orang diam dan beristirahat di rumah.
Sean yang fokus mengendarai mobil sportnya , tiba-tiba dihadang oleh 3 mobil dari depan. Sean spontan langsung berhenti secara mendadak.
"Sialan!!" Umpatnya kasar. Dipukul setirnya dengan keras. "Ada apa lagi sekarang?!" Rutuknya kesal.
Moodnya sedang tidak bagus sekarang. Lalu, dengan kasar di bukanya pintu mobilnya dengan kasar. Sudah biasa dirinya tiba-tiba di hadang, di ikuti oleh beberapa musuhnya yang ingin menghabisi nyawanya.
Tatapannya menajam. Rahangnya mengeras. Didepannya berdiri sekitar 50 orang yang berbadan kekar dan lebih besar darinya.
"Ada urusan apa kalian? Moodku sedang tidak baik sekarang. Jadi pergilah selagi aku berbaik hati." Ucapnya dingin.
Namun, tetap saja segerombolan manusia itu tak mau menyingkir.
"Kau terlalu meremehkan kami Tuan Crishtian." Ujarnya salah satu dari mereka. Berdiri paling depan seperti ketua.
"Kalau aku mau, aku bisa saja menghabisi kalian dalam hitungan detik." Oke. Mereka yang datang sendiri padaku. Jadi, tidak ada salahnya aku melampiaskan kekesalanku pada mereka.
"Serang dan bunuh dia!!"
Mereka langsung maju semua. Berlari menuju tempat Sean berada. Menyerangnya dengan brutal.
1 vs 50
Serangan demi serangan Sean hindari. Sean tangkis. Pukulan demi pukulan juga ia tangkis. Tak jarang dirinya juga membalas pukulan mereka. Satu-persatu mulai tumbang. Sean mulai kualahan. Ternyata tidak mudah seperti yang ia bayangkan. Lagi, wajah Dara datang membayangi pikirannya. Entah, kekuatan darimana Sean lantas membalas serangan mereka.
1 vs 15
Pertarungan semakin sengit. Sang lawan telah berhasil membuat luka dibibirnya.
Sean menyeringai melihat darah yang keluar dari sudut bibirnya. Lalu, dengan lincah Sean menyerang mereka satu persatu. Memukulnya dengan telak dan dengan setengah kekuatannya.
Nafasnya terengah-engah. Semua musuhnya telah tumbang. Tergeletak tak berdaya. Sean menyeringai.
"Tunggu aku pulang sayang." Lirihnya pelan. Wajah Dara selalu membayangi pikirannya.
Namun,
Dor ..
Belum sempat menghindar, tubuhnya telah tertembak oleh peluru yang datang padanya.
Tubuhnya langsung tumbang.
"Maafkan aku sayang."
***
Sementara itu Dara tengah duduk diruang tamu sendirian. Menunggu sang pujaan hati pulang bekerja. Namun, sampai sekarang tak kunjung pulang.
Jam sekarang menunjukkan pukul setengah 12 malam. Sudah tengah malam. Perasaannya diselimuti rasa khawatir. Ditatapnya dengan sendu pintu masuk itu.
"Kamu dimana Sean?" Ucapnya pelan pada dirinya sendiri. "Sekarang sudah jam setengah 12 malam. Kenapa kamu tak kunjung pulang Sean?"
Apa Sean tidak akan datang? Apa benar yang dikatan oleh pria yang ditemuinya tadi siang? Jika Sean tidak akan datang, berarti Sean sedang bersama wanita lain.
Sakit. Sesak. Jika membayangkannya. Jika memang benar itu yang terjadi, Dara tidak tau harus berbuat apa. Dara telah membuka pintu hatinya untuk Sean. Dara telah mempersilahkan Sean masuk kedalam kehidupannya. Bahkan, Sean memperlakukannya seperti kekasihnya. Perhatian dan bahkan menceritakan banyak hal tentangnya.
Kedua matanya memanas. Berkaca-kaca. Hingga pada akhirnya, buliran kristal itu jatuh membasahi kedua bola matanya yang cantik.
"Hiks!" Isaknya pelan.
Dara tidak sanggup jika dirinya ditinggalkan oleh Sean. Apalagi H-7 sebentar lagi adalah hari pernikahannya. Dara mulai terbiasa setiap hari di isi oleh Sean. Dara tidak sanggup jika ditinggalkan lagi.
***
Yang mau ngobrol dengan Visual My Possesive Husband atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Sean, Dara, Nick, dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman.. ❤