Hanya sepenggal kisah tentang Andra dan Rhania, tidak ada yang spesial. Kisah sederhana dari pria humoris dan wanitanya.
Tidak disarankan untuk dibaca, risiko kalau sakit mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andra Gombal
"Kenapa kau menatapku?" Rhania mengerutkan dahi, merasa risih dengan tatapan Andra yang sedari tadi seakan tak terlepas darinya.
"Aha ketauan," ujar Andra terkekeh, sejak tadi makanannya tak tersentuh. Menatap Rhania yang begitu semangat seakan membuatnya kenyang.
"Hadeh, kan jarak kita dekat, Andra. Jelas saja aku sadar." Rhania mencebik kesal, wajah tanpa dosa Andra membuatnya ingin mendaratkan garpu tepat di bola mata pria itu.
"Oh iya juga, ererere." Sungguh, Andra terlihat bak pria kurang waras saat ini, bahkan Rhania harus menutup wajahnya lantaran merasa tingkah Andra menarik perhatian disana.
"Rhan," panggil Andra seraya mengetukkan jarinya di atas meja.
"Hem, apa?" Rhania masih meneruskan makannya tanpa peduli pria itu akan melakukan hal konyol lainnya.
"Kita bertukar posisi saja, tempatku panas." Mata Andra yang kini tinggal segaris membuat Rhania menurut tanpa meneliti lebih dahulu keadaannya.
Keduanya bertukar posisi, Rhania tak memedulikan alasannya. Baginya saat ini hanya makan dan makan, sesaat barulah ia sadar bahwa Andra lagi-lagi melakukan hal konyol padanya.
"Kau bercanda? Panas darimana?" Rhania menatap taja. Andra yang kini menatap tak suka ke meja lain yang tak jauh darinya.
"Ah? Kau tak merasa panas? itu karena kau baru beberapa detik di sana, Rhan." Andra mengalihkan alasannya, saat ini ia hanya ingin membawa Rhania segera keluar dari restoran itu.
Raut wajah Andra yang berubah drastis menimbulkan tanya di benak Rhania, apa hal yang menyebabkan pria itu berubah sedemikian anehnya. Dari gerak tubuh Andra, wanita itu paham jika ia harus segera menyelesaikan makannya.
"Kau sudah selesai?" tanya Andra lembut seperti sebelumnya, tak ada yang aneh dengan pria itu dari segi ucapan, hanya saja tatapan matanya dapat Rhania artikan.
"Ehem, ayo. Aku harus pulang, badanku terasa gerah." Rhania berucap tanpa malu, memang benar ia merasa gerah lantaran ia meninggalkan rumah dalam keadaan baru saja bangun tidur.
Belum habis keanehan Andra, kini pria itu merangkul pundak Rhania begitu posesif. Melewati beberapa pria yang juga tengah menikmati makanan mereka disana, menatap sinis mereka seakan menegaskan Rhania hanya miliknya.
"Kau kenapa?" tanya Rhania mencoba melepaskan diri dari Andra, bukan tanpa alasan ia ingin menjaga jarak. Saat ini, ia belum tersentuh air satu tetespun. Jelas saja Rhania merasa tak percaya diri dengan tubuhnya.
"Aku tak suka mereka jelalatan, kau juga aneh! Kenapa membuka jaketmu hah?!" Andra menatap lekat Rhania, menekan setiap kata yang ia lontarkan seakan benar-benar tengah marah.
Penampilan Rhania yang kini hanya mengenakan piyama membuat beberapa pria yang duduk berdekatan dengan mereka mencuri pandang, memang ia terlihat begitu cantik, bahkan semakin cantik. Namun, itulah yang tidak Andra sukai saat ini.
PLAK!!
Sungguh malang nasib punggung Andra, beberapa orang di restoran menatap mereka tak kalah terkejut. Tak sedikit wanita yang menggelengkan kepala lantaran sikap Rhania yang tak segan menganiaya Andra di tempat umum.
"Apa iya?!! Kau kenapa tak bilang dari tadi ...." Mata itu membulat, mencubit lengan Andra begitu kecil. Sungguh ia tengah malu saat ini, menatap wajah Andra yang meringis akan ulahnya.
"Aaaaa aaaaa sakit, Rhan." Andra memelas, namun ia suka (Ekwkwk)
"Eeeuuuuuuhh!!" Rhania menambah kekuatan cubitan itu, sungguh ia gemas hari ini. Memilih berlalu ke mobil lebih dulu adalah pilihan terbaik saat ini.
Andra hanya terkekeh menatap wanita mungil pujaannya menghentak-hentakkan kaki. Ingin rasanya ia memeluk tubuh mungil itu dan memasukkannya kedalam jaket tebalnya.
"Gue kekepin baru tau rasa lu, Rhan." Pelayan yang berada di depannya hanya menahan tawa, sungguh pria aneh, pikir mereka.
_*****_
"Kenapa dengan bibirmu?" Andra menatap Rhania yang kini memajukan bibirnya beberapa centi. Tentu saja ia kesal dengan kejadian di dalam restoran tadi, Andra sebagai pihak yang merasa tidak salah hanya mampu menghela napas kasar.
Rhania tak lekas menjawab, sejujurnya ia juga merasa malu, sadar jika penampilannya tadi tak layak disebut wanita. Bahkan rambut yang tak tersentuh sisir itu cukup menjelaskan betapa malasnya dia.
"Ah iya Rhan, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Andra begitu serius, menatap lekat wajah wanita di sampingnya. Lampu merah yang sungguh bersahabat, pikir Andra.
"Tanya apa?" tanya Rhania.
"Ehm nggak jadi deh," ujar Andra begitu usilnya.
"His!! Dasar peak, kenapa?!" Rhania mendaratkan pukulan di lengan Andra.
"Karena kamu sudah jadi jawaban dari doa-doaku," ucap Andra menatap Rhania seraya mengedipkan matanya, sungguh pria itu semakin bertinhkah seenaknya.
"Ppfftt!! Belajar darimana?" Rhania masih dapat menahan diri, meski sebenarnya ia sudah mulai salah tingkah.
"Hahaha, jika tentangmu aku tak perlu belajar Rhania. Semua alami mengalir begitu saja, karena kamu menyatu dalam aliran darahku." Lagi-lagi ucapan Andra membuat Rhania memerah.
"Hahah!! Dasar gombal." Andra meringis, sungguh cubitan itu nyata terasa sakit. Sedari dlu ia heran, mengapa seorang wanita harus tertawa sembari memukul siapa saja yang berada di sekelilingnya.
"Siapa yang gombal? Kamu mau aku seriusin?" Pertanyaan jebakan yang membuat Rhania mati kutu, kini ia hanya mampu bersembunyi di balik wajah yang kian memerah. Selama menjalin hubungan bersama Mahran, ia tak pernah di perlakukan layaknya ia bersama Andra.
"Ck, kenapa kau bertanya seperti itu?" Rhania menggeleng, ia tak habis pikir mengapa Andra masih saja mempertanyakan hal itu.
"Aku ser ...."
Tiiin Tiiiiin Tiiiiin Tiiin
"Aysss!! Sialan," umpat Andra bukan main kesalnya, meski sejatinya memang salah dia. Tak dapat di pungkiri Andra memang cukup menghalangi jalan.
"Ppffftt." Rhania susah payah menahan tawa, wajah kesal Andra begitu kentara, pria bermata sipit itu terlihat semakin lucu saja.
Tbc
Singkat tapi jelas
Akhirnya abang giant bakal punya spp ni
berenang ke tepian,,,
remuk badan dahulu
baru bisa jadian..../Joyful/