NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Pesantren Itu...

Fadlan berusaha sedapat mungkin menghindari Hana. Dia tidak ingin bertatap muka dengan Hana. Kekecewaan mengetahui Hana sudah punya calon suami begitu besar di hatinya. Begitu melihat Hana sedang duduk mengobrol dengan Aulia di ruang guru, Fadlan membatalkan niatnya untuk masuk ke situ. Dia memilih pergi ke ruangan lain.

"Lucu ya, ganteng juga," ujar Hana ketika melihat foto di hp Aulia.

"Iya, lucu banget," ujar Aulia menatap foto putra semata wayangnya itu, "Dia penyemangat ku. Aku gak bisa bayangkan kalau gak ada dia. Mungkin hidupku sudah hancur, Ustadzah," raut Aulia berubah sedih.

Hana tersenyum getir,

"Kamu beruntung anakmu bisa dekat dengan mu,"

"Itu yang aku syukuri, Ustadzah,"

"Permisi Ustadzah Hana, ada nyariin di depan," seorang guru piket datang dan memberitahu.

"Saya?," Hana memastikan.

"Iya. Mau ketemu Ustadzah Hana Salsabila Hasyim katanya,"

Siapa ya, perasaan tidak ada janjian. (Hana).

"Oh ya, baik saya ke sana," Hana melirik Aulia, "Nanti kita ngobrol lagi ya,"

"Sipp," Aulia mengangkat jempolnya.

**

Hana sudah ada dugaan tentang siapa yang datang dan benar saja ketika dia melihat Maheswara sedang duduk sambil mengotak-atik hp nya di ruang tunggu sekolah.

Maheswara menyadari ada yang datang segera mengangkat kepalanya.

Maheswara dan Hana bertukar senyuman. Hana mendekat dan duduk di kursi seberang Maheswara.

"Kamu memang suka membuat orang kaget ya," Hana membuka pembicaraan.

Maheswara tertawa kecil,

"Apa salah kalau berkunjung ke tempat kerja calon istri? Yah hitung-hitung biar kalau ada yang naksir kamu di sini, jadi sadar dan menjauh," ucap Maheswara.

"Sstt, jangan ngomong begitu," Hana menempelkan jari telunjuk ke bibirnya. Maheswara mengikuti gerakan itu dan matanya berhenti di bibir Hana.

Astaga, pikiran apa ini Maheswara. Bisa-bisanya kamu menginginkan bibir itu. (Maheswara).

"Kamu malu punya pacar aku?," Maheswara mengerutkan dahinya.

Hana mengerlingkan matanya,

"Hufftt, langsung saja. Apa tujuan kamu datang ke sini di jam kerja ku?,"

"Bisa bicara di mobil sebentar?,"

Hana melirik jam tangannya,

"Aku ada kelas, sebentar lagi mulai,"

"Sebentar saja. Gak akan sampe lima menit,"

Hana mendengus,

"Baiklah,"

Mereka berdua sama-sama berdiri menuju parkiran.

Ada mata yang mengikuti langkah mereka, yang memandang dengan tatapan sedih bercampur kecewa.

Ya iyalah Ustadzah lebih pilih dia. Tinggi mereka setara. Cara jalannya juga mirip. (Fadlan).

**

Ratna menatap pesantren itu. Ada rasa yang lain di hatinya ketika melihat bangunan itu. Hati Ibu mana yang tidak sakit mengenang kembali tempat di mana putri nya di rudapaksa. Hatinya ingin kembali ke mobil dan pulang lagi, tapi otaknya ingin sekali masuk ke dalam mencari tahu yang terjadi delapan tahun lalu itu.

Saat Ratna sedang bimbang, suara memanggilnya membuatnya menoleh,

"Ibu Ratna?," seru wanita yang memanggil, "Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawab Ratna seraya mendekati wanita bertubuh gemuk itu.

Wanita itu segera mencium tangan Ratna.

"Mau datang gak bilang-bilang dulu. Ayo masuk," ajak wanita itu. Dia biasa disapa ibu Nyai. Pengelola pesantren itu.

Ratna melihat satu per satu bagian dari pesantren itu. Semakin dilihat semakin teriris hatinya tapi sudah keburu masuk jadi pantang untuk kembali.

"Yah beginilah keadaan pesantren kita, Bu Ratna. Sejak ibu memutuskan untuk saya ambil alih pesantren ini dan ibu sudah tidak pernah datang lagi ke sini, terus terang saya agak kewalahan. Saya mana ngerti manajemen pesantren, Bu. Tapi saya kadung cinta pesantren ini makanya saya berusaha pesantren ini harus tetap jalan dengan baik," tandas Bu Nyai sambil terus berjalan menuju kantornya. Ratna berjalan di sampingnya tanpa suara. Dia sedang berperang dengan isi hatinya.

Ruangan kantor pun di depan mata. Ratna berdiri di pintu masuk memandangi foto almarhum ayahnya yang dipajang besar-besar di sana.

"Foto Mbah akan terus di sini. Tidak akan saya pindahkan. Biar generasi berikutnya tahu siapa pendiri pesantren ini," ujar Bu Nyai, "Duduk Bu Ratna. Saya buatkan teh, kopi atau susu jahe? Di sini hawanya dingin. Jadi enak nya minum yang hangat-hangat,"

"Tidak usah repot-repot, Bu Nyai. Saya juga tidak lama, kok,"

"Lah, kirain saya ibu nginap. Jauh loh bolak-balik, Bu. Masa baru tiba sudah langsung mau pulang. Apa ibu tidak sekalian melihat kebun karet di belakang pesantren. Itu sudah lama terbengkalai sejak ibu tidak pernah ke sini lagi,"

"Nanti saja kalau saya datang dengan dokter Farid ke sini,"

"Yah wes, teh hangat saja kalau begitu ya. Sebentar saya buatkan dulu,"

**

Maheswara melirik Hana yang duduk di sampingnya.

"Kamu ada keturunan Arabnya ya Han. Hidungmu mancung sekali. Lebih mancung dari hidungku," tanya Maheswara sambil terkekeh.

Hana tersenyum,

"Mbah aku ada turunan Arabnya, tapi Mbah lahir di Indonesia," jawab Hana lembut.

"Pantas saja," Maheswara mengumpul kata-katanya, "Hana, hari ini aku harus pulang. Ada urusan di kantor yang tidak bisa dihandle karyawan di sana jadi aku harus pulang,"

Hana menoleh,

"Jadi kamu datang mau pamitan?,"

"Ehmm, ya begitulah. Masa aku gak bilang sama kamu. Tapi, kamu gak keberatan kan?,"

"Kenapa harus keberatan. Apalagi menyangkut pekerjaan. Kamu tidak boleh lalai. Yang ada kamu bisa dipecat sama atasan. Susah loh nyari pekerjaan sekarang,"

Maheswara tertawa dalam hati.

"Tapi hatiku berat meninggalkanmu. Kita baru saja jadian dan harus terpisah,"

"Islam tidak mengenal pacaran, Mahes. Yang ada itu ta'aruf. Dan lebih baik kalau berjauhan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," lugas Hana.

Maheswara terbatuk.

Bagaimana kalau dia tahu tiap malam aku berfantasi dengan fotonya. (Maheswara)

"Aku akan berusaha datang lagi dengan secepatnya,"

"Tidak usah buru-buru. Fokus kerja saja dulu. Lagi beberapa hari lagi, aku juga akan pulang karena ada janjian dengan dokter Priska,"

"Kamu juga disuruh balik?,"

"Iya, kamu juga?,"

"Iya, mau ambil hasil assessment test ku,"

"Ya udah, berarti kita sama," Hana tersenyum.

"Han, jangan nakal ya selama aku pulang,"

Hana tertawa kecil,

"Kamu mirip papaku. Memangnya aku anak kecil,"

Maheswara tertawa,

"Yah jaga-jaga aja jangan sampai si teman mu yang kemarin itu mengambil kesempatan saat aku tidak ada,"

"Aku tahu batasan, Mahes. Lagipula, aku tidak mau seperti keledai, jatuh di lubang yang sama sebanyak dua kali,"

Maheswara terbatuk.

**

"Astagfirullah.. Astaghfirullah," Bu Nyai beristigfar mendengar detail cerita Ratna, "Delapan tahun, Bu dan kami sama sekali tidak tahu cerita itu,"

"Saya yang salah, Bu Nyai. Demi nama baik dan kredibilitas pesantren ini, saya memutuskan untuk menyembunyikan hal ini seolah-olah ini tidak pernah terjadi," suara Ratna bergetar, "Tapi kondisi Hana semakin memprihatinkan. Bahkan Psikiater pun hanya bisa memberi penanganan kulitnya saja, tidak bisa menyentuh inti trauma,"

Bu Nyai terlihat shock. Selama itu, pesantren yang dikelolanya tidak pernah berkasus dan kini dia baru tahu bahwa dia pernah kecolongan.

"Andai waktu itu neng Hana langsung melapor mungkin lain ceritanya, Bu. Kita bisa langsung mencari pelakunya,"

"Dia ketakutan dan tidak berani bercerita. Dia sangat malu. Apalagi dia sangat dibanggakan oleh Mbah-nya. Dia sangat takut Mbah-nya kecewa,"

"Astagfirullah.. Astaghfirullah," Bu Nyai beristigfar lagi, "Lalu, apa yang dapat saya bantu, Bu? Katakan saja. Saya akan melakukan apapun untuk membantu neng Hana,"

"Saya ingin melihat buku tamu delapan tahun lalu, Bu Nyai. Saya ingin melihat nama tamu yang datang di bulan itu. Hana bilang pelakunya bukan orang dari pesantren,"

"Oh ya, baiklah. Saya cari dulu, Bu. Tapi pasti makan waktu karena itu sudah lama sekali,"

1
Fitra Sari
lanjuttt thorrr
Fitra Sari
lanjutt thorrr
Caeli
iya.. bikin greget nih Mahes ya kak🤭🤗
puji hastuti
mau tidak mau...bukan dari hati nurani
puji hastuti
bikin mahes taubatab nashuka dulu...tersiksa dulu,rajin ibadah dulu...baru bisa dekatkan dengan hana
Caeli: Menarik komennya kakak 😍ikuti terus ya hingga akhir biar kita sama-sama tahu endingnya🤗 makasih supportnya kak🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok, mantap👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Wiwi Mulkay
up lagi dong
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Dewi Widiawati
karya yang sangat bagus🙏🙏🙏
Caeli: makasih supportnya kak Dewi😍🙏
ikuti hingga akhir ya🙏
total 1 replies
Dewi Widiawati
sepetinya ayra ini anak nya Hana hasil dari rudapaksa🤔🤔
Caeli: Hmmm, menarik komennya kakak😍 ikuti terus yah biar bisa membuka semua rahasia ttg Hana😍🙏
total 1 replies
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Caeli: terima kasih dukungannya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
Kevin Wowor
Buatku melek sepanjang malam.
Caeli: terimakasih atas dukungan nya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
charista
ide ceritanya keren kak😍
psikologi mix religi💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!