NovelToon NovelToon
Membawa Bayi Kembar Sang CEO

Membawa Bayi Kembar Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pena cantik

Hidup Anaya tidak pernah beruntung, sejak kecil ia selalu di jauhi teman-temannya, dirundung, di abaikan keluarganya. kekacauan hidup itu malah disempurnakan saat dia di jual kepada seorang CEO dingin dan dinyatakan hamil setelah melakukan malam panas bersama sang CEO.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

siapa?

Farah bangun lebih awal. Jam baru menunjukkan pukul lima subuh. Ia mengikat rambutnya seadanya, lalu menuju dapur untuk membersihkan sisa-sisa pekerjaan malam tadi.

Saat ia asyik menggosok meja, cahaya yang menyelinap dari sela-sela dinding kayu menarik perhatiannya.

Farah membuka jendela—dan terkejut.

Lampu jalan di depan rumahnya menyala terang, sinarnya bahkan menerangi sebagian halaman belakang. Rumahnya yang biasanya gelap total di pagi buta, kini tampak lebih hidup.

"Heran… bukannya lampu itu rusak sejak sebulan lalu?" gumamnya.

Ia mengucek mata, memastikan dirinya tidak sedang bermimpi. "Benar-benar sudah menyala."

Siapa yang memperbaikinya? pikirnya. Apa mungkin Dimas?.

Sejenak ia merasa lebih aman. tidak tahu kenapa.

Ia tidak tahu, dan ngak akan pernah menyangka orang yang memperbaiki semua itu adalah lelaki yang selama ini ia waspadai.

Farah tak ingin banyak berfikir, nanti ia akan bertanya langsung pada Dimas. Apakah benar dia yang memperbaiki lampu itu.

Sinar matahari mulai menampakkan cahayanya. Anaya dan angkasa sudah bangun dan berlari menghampiri Farah.

"Good molning, mama." Seru Anaya penuh sembuh.

"Eh... Anak-anak mama udah bangun." Farah langsung menyambut keduanya, memeluknya dan mencium pucuk kepala mereka.

"Tumben banget bangun awal, sayang?" tanya Farah lembut.

"Mama lupa ya.... hali ini kan kita mau lali pagi." Ucap Anaya penuh semangat.

Farah menepuk jidatnya sendiri, "Astaga... Maafkan mama, sayang. Mama lupa," Farah tertawa kecil.

"Ndak apa-apa, ma. Kan cudah kita ingatkan juga." sahut angkasa dengan senyum tipis.

Farah mengusap rambut keduanya, "Baiklah, kita siap-siap dulu setelah itu sarapan baru kita pergi. Mama sudah bikinin sandwich ikan tuna kesukaan kalian."

"Yey...Cendwich." Anaya begitu gembira sampai ia lompat-lompat.

Sangking gemasnya angkasa sampai mengunyel-unyel perut adiknya. "Ini Pelut tau na... Makan....caja.." katanya gemas.

"Abang ih...jangan di gituin pelut, Aya..geli tau." protes Anaya, menatap kesal abangnya.

"Ciapa culuh punya Pelut buncit." ejek angkasa dengan datar.

"Kalau mau ngejek tuh, cetidaknya tau dili dong, angca!" Garam Anaya. "liat tuh muka kamu kaya tembok,"

Angkasa hanya memutar matanya malas.

Farah menggelengkan kepala, tersenyum mendengar perdebatan itu.

"Sudah sudah, jangan berdebat lagi. Ayo, ganti bajunya. Nanti keburu panas."

Anak-anak mengangguk dan segera berlari ke kamar untuk mengganti pakaian olahraga di bantu oleh Farah.

Setelah selesai, mengganti baju dan sarapan, mereka pun memakai sepatu bersiap untuk pergi.

~

Di kota, tepatnya di mansion Adiwijaya. mereka semua berkumpul untuk melihat video anak-anak Farah yang sempat di rekam oleh Fani saat berlibur disana.

"Ma, buruan dong." Seru Venna tak sabar.

"Iya sabar. Ini juga lagi nyari," ucap Fani sambil men-scrool galeri ponselnya.

Mereka semua duduk anteng setelah Fani memutar video itu di televisi yang berukuran besar.

"Mas, cucu-cucu kita." ucap Venna lirih, matanya berbinar.

Ia antusias begitu video itu di putar.

Suara anak-anak yang tertawa riang memenuhi setiap sudut rumah. Bahkan para maid disana juga ikut menyaksikan bagaimana menggemaskan dia bocah laki-laki dan perempuan itu sedang kejar-kejaran.

"Abang...ayo tangtap acyu!" Teriak suara cadel yang khas.

Mereka semua tertawa. Venna sampai menitikkan air mata Melihat dua bocah kembar itu.

"Mereka sangat menggemaskan. Sangat mirip dengan putraku." ujarnya dengan nada bergetar.

"Benar kan....mama juga berpikir yang sama. mereka benar-benar copy-nya Jackson." Sahut Fani bangga.

Venna mengangguk pelan, menyetujui Mama nya. Ia menatap kedua cucunya yang sedang bermain di sana.

"Tanpa tes DNA pun, aku yakin mereka adalah cucu-cucuku," suaranya sedikit bergetar. "Kan, Mas?" tanyanya, menoleh ke suaminya.

Wijaya membalas dengan senyum hangat, "Benar. Mereka berdua memang sangat mirip dengan Jack. Apalagi bocah laki-laki itu... dia benar-benar mewarisi semua ciri khas Jackson." 

Hati Venna berdebar, perasaan bangga dan haru bercampur aduk. "Astaga... aku tidak menyangka, aku sudah punya cucu-cucu yang begitu lucu dan menggemaskan," gumamnya seolah tak bisa berhenti tersenyum. 

Selama ini, ia selalu cemas, sudah berapa ratus wanita dia perkenalkan kepada Jack, tapi semuanya ditolak mentah-mentah. Ia sampai berpikir, mungkin putranya tidak suka pada wanita.

Namun melihat kehadiran mereka sekarang, semua keraguan itu sirna. Cucu-cucunya, adalah anugerah yang membuat hari-harinya penuh warna. 

Ia berdoa semoga masalah diantara mereka cepat selesai, dan putranya segera meyakinkan menantunya—membawa mereka kembali ke rumah ini.

Ia ingin menghabiskan waktu bersama cucu dan menantunya. Ini adalah momen yang sudah lama ia nantikan, dan ia berjanji akan menjaga dan menyayangi mereka dengan sepenuh hati..

Venna menatap ibu dengan mata penuh gelisah. "Ma, bagaimana kehidupan mereka di sana? Apakah cucu-cucuku hidup dengan layak dan aman?" suaranya hampir bergetar, terselip rasa takut yang sulit ia sembunyikan. 

Fani menghela napas pelan, kemudian tersenyum lembut. "Mereka hidup berkecukupan, walaupun sederhana. Tapi Farah memastikan anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas." Kata-katanya terdengar seperti pujian yang dalam, tapi ia bisa merasakan ada hal yang tak terucapkan. 

"Dia wanita hebat, tangguh," tambahnya.

Venna menelan ludah, membayangkan betapa berat perjuangan itu. "Pasti tidak mudah baginya bertahan sampai sekarang. Apalagi harus mengurus dua bayi sendirian..." hatinya terasa sesak. 

Bisakah bayangkan betapa perjuangan Farah selama ini? Apa yang dia rasakan di saat sepi dan lelah itu? 

Venna ingin sekali menghapus semua beban itu untuknya, tapi saat ini ia hanya bisa berdoa agar dia kuat, seperti kata ibu.

"Ya Tuhan… kalau boleh hamba meminta, persatukanlah putraku dengan wanita yang ia cintai—ibu dari anak-anaknya. Berikan jalan yang tidak menyakiti satu sama lain. Lindungi mereka… dan lembutkan hati mereka."

Ia tahu menjadi Farah tidak mudah. Dan ia tahu menjadi Jackson juga tidak mudah—mencari wanita yang ia cintai bertahun-tahun lamanya.

Kini, ia hanya ingin keluarga itu utuh kembali.

.

1
R.
singgah manpir di halaman kak...
singgah balik di halamanku 😍 baca novel pertamaku yg berjudul "AKU DAN ADIK TIRIKU"😍
terima kasih sebelumnya
Ma Em
Mungkin itu emang cicit ibu .
Ma Em
Angkasa anak baik dan berjanji akan melindungi ibu dan adiknya .
Ma Em
Semoga Farah selalu bahagia bersama sikembar dan usaha kue nya semakin sukses , Jackson sdh tiga tahun tdk bisa menemukan anak2 nya biar saja Jackson merasakan penyesalannya .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!