Menggapai Cinta " Maaf Istriku Nakal Sekali."

Uhuk uhuk uhuk

Riodrigo tidak mampu melanjutkan kegiatan nya untuk mengunyah daging di dalam mulut nya.

Mata nya membulat lebar begitu melihat cucu nya yang menyebalkan tengah menatap nya seolah-olah dia adalah pencuri kecil yang ketahuan sedang mencuri.

"Minum."

Mawar yang membelakangkan pintu tentu saja tidak mengetahui apa penyebab yang dapat membuat Riodrigo terbatuk-batuk seperti ini.

Dia masih dengan tenang menikmati makanan nya.

Shutt shutt.

Riodrigo mencoba memberitahukan kepada Mawar tentang kedatangan suami nya.Namun Mawar tampak nya tidak terlalu peduli terhadap kode yang di berikan oleh Riodrigo.

Mawar tampak nya lebih memperdulikan makanan yang ada di hadapan nya.

"Ini."

Mawar mengira Sang Kakek masih menginginkan daging lagi,jadi dia merebusnya sebentar sebelum memberikan nya kepada Riodrigo.

"Sudah berapa banyak daging yang kau makan?"

Suara berat dan dingin yang familiar memasuki indra pendengaran Mawar.Dan dengan spontan dia menoleh ke sumber suara.

Lalu mata nya membulat ketika dia melihat Arthur tengah bersedekap dada di pintu masuk,menatap mereka dengan ekspresi yang entahlah.Mawar tidak mengerti artinya.

Uhuk uhuk

"Dia memaksa ku menemaninya makan,meski aku sangat keberatan.Namun kau tau sendiri jika pria tua seperti ku tidak mampu menolak ajakan seorang gadis."

Dan seperti biasa,Riodrigo langsung memiliki jalan keluar untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Oh.

"Mengapa aku tidak pernah tau jika Kakek ku sangat menghargai perasaan dari seorang gadis?"

Pertanyaan Arthur jelas saja sangat memojokkan Riodrigo.

"Terserah apa kata mu,yang terpenting aku sudah memberikan alasan yang tepat.Mengenai daging,aku baru saja akan memakan sepotong,namun kau sudah terlanjur datang."

Riodrigo tampak menghindari tatapan menyelidik dari Arthur.

Oh.

"Dan maksud mu,gadis ini menghabiskan lima papan daging ini sendirian? Ditambah lagi dengan sayuran dan mie.Ah , ada juga tahu pedas.Benarkah begitu? Lalu minyak yang tersisa di kedua sudut mulut mu, Apakah itu melompat sendiri dari panci?"

Habis sudah kebohongan Riodrio di lucuti oleh cucu nya sendiri.

Karna sudah ketahuan maka Riodrigo hanya bisa menggunakan keangungan nya sebagai seorang penatua dihadapan Arthur.

Brak

"Memang nya kenapa jika aku memakan ini semua? Aku memiliki banyak uang untuk berobat,aku juga memiliki banyak Dokter disekitar ku."

Riodrigo berbicara dengan congkak.

"Benarkah? Lalu bagaimana jika nanti nya mereka tidak dapat menghentikan mu menangis karna kesakitan?"

"DIAM KAU SIALAN."

Riodrigo benar-benar malu ketika cucu nya yang kurang ajar menelanjangi keburukan nya di hadapan cucu menantunya yang baik.

Tingkah laku Riodrigo saat ini persis seperti seorang gadis kecil yang tengah tersipu di hadapan pria tampan.

"Kami masih memiliki dua kotak daging lagi di sini.Jika kau tidak keberatan bergabunglah dengan kami."

"Minum Teh ini untuk menyegarkan tenggorokan mu karna minyak."

Mawar yang sejak tadi diam mendengarkan pertengkaran keduanya,kali ini memutuskan untuk angkat bicara.

Jika dia membiarkan kedua nya terus beradu mulut,Mawar yakin kuah Hot Pot yang ada di atas panci ini akan mengering.

Baik Riodrigo maupun Arthur sama sekali tidak menyangka jika respon Mawar sedemikian tenangnya.

Dia bahkan dengan berbaik hati menawarkan makanan nya untuk Arthur.

Dan entah mengapa Arthur tidak menolak.Padahal dia adalah salah satu tipe pria yang sangat rewel terhadap makanan.Terutama makanan pedas.Bukan karna Arthur tidak bisa memakan makanan pedas,dia bisa.Hanya saja tidak terlalu menyukainya.

Mata Riodrigo hampir melompat dari rongga mata nya ketika melihat cucu nya yang menyebalkan ikut makan bersama mereka.

Namun disisi lain, Riodrigo juga senang karna dengan begini Arthur tidak akan mempermasalahkan dirinya yang memakan makanan pedas dan daging.

Mereka pun melanjutkan makan dengan diam.

Hingga tiga puluh menit kemudian semua makanan yang ada di atas meja habis tidak bersisa.

Mawar bersender di kursi dengan rasa puas.

Sama hal nya juga dengan Riodrigo.Pria tua itu tampak puas dan bahagia sekali.Sama sekali tidak ada kekhawatiran di wajah nya.

Bahkan Arthur yang rewel pun tampak tenang kali ini.

'Ternyata makan seperti ini cukup menyenangkan' pikirnya.

♧♧♧♧♧♧

Ketiga nya sampai di rumah ketika waktu sudah menunjukan pukul sembilan lewat lima belas menit.

Mawar langsung pergi ke kamar guna membersihkan diri nya.Meninggalkan sepasang Kakek dan cucu di ruang keluarga.

"Ikut aku ke ruang kerja."

Sikap Riodrigo saat ini sangat berbeda ketika dia bersama Mawar tadi.

Dengan tangan dibelakang punggung,Riodrigo melangkah terlebih dahulu menuju ke ruang kerja nya,dan di ikuti oleh Arthur di belakang.

Ketika kedua nya sudah masuk kedalam ruang kerja,Arthur segera menutup pintu dan berdiri menghadap Sang Kakek yang tengah membolak-balikkan lembar demi lembar kertas di atas meja.

"Aku tidak akan mempertanyakan alasan mu menikahi wanita itu,namun aku ingin menanyakan apakah kau sudah menyelidiki latar belakang nya dengan jelas sebelum memutuskan untuk menikahinya?"

Riodrigo mengalihkan pandangan nya dari kertas-kertas tersebut,dan menatap Arthur tepat ke dalam matanya.

"Sudah Kakek.Tidak ada yang istimewa,hanya wanita biasa yang malang."

Arthur sama sekali tidak mengerti tujuan Sang Kakek mempertanyakan hal ini.

Jadi dia hanya bisa menjawab sesuai dengan apa yang telah di ketahuinya.

Ha ha ha ha

Kening Arthur mengernyit ketika melihat Sang Kakek tiba-tiba tertawa keras.

"Bodoh.!" kata Riodrigo dengan tajam. " Kau seperti nya kehilangan ketajaman mu,anak muda.Jatuh cinta membuat mu semakin bodoh.Baca!"

Riodrigo melemparkan kertas-kertas yang tadinya di baca olehnya,kehadapan Arthur.

Kerutan Arthur semakin mendalam ketika melihat kata demi kata yang tercetak di atas kertas tersebut.

Dia menatap Kakek nya dengan penuh tanda tanya.

"Jika apa yang kau selidiki sesuai dengan apa yang tertulis di atas kertas itu,maka baik kau maupun aku sama-sama di bodohi."

Riodrigo duduk di kursi kerja dan bersender dengan nyaman.Tidur didalam keadaan perut yang kenyang adalah hal yang paling diinginkan nya selama ini.

"Maksud Kakek adalah..?"

"Apa yang kita ketahui dari hasil penyelidikan ini adalah apa yang ingin dia perlihatkan.Artinya adalah kau menemukan seorang wanita yang sangat ahli dalam bersembunyi."

Jelas Riodrigo.

Dia meraba kantong celana nya dan mengeluarkan botol pil yang di berikan oleh Mawar tadi.

"Uji obat ini,jika obat ini terbukti aman dan berkhasiat pada kesehatan,maka kau benar-benar harus menyelidiki kembali wanita itu dengan sebaik-baiknya."

Riodrigo menyerahkan botol itu ke tangan Arthur.

"Dia pintar,ahli dalam mengemudi,sekarang dia juga memberikan ku obat ini.Jika dia bukan musuh maka kita mendapatkan 'hoki' yang langka.Tetapi jika dia musuh,maka sangat di sayangkan..."

Wajah Riodrigo kembali melembut ketika melihat tingkah laku Mawar yang tampak nya kaku namun sangat menyenangkan di matanya.

Selain Arthur dan Kelan,Mawar adalah anak muda lainnya yang sangat di sukai oleh nya hanya dalam waktu singkat.

Dan jika Mawar adalah orang yang berbahaya,maka sangat disayangkan sekali.....

"Baik Kakek."

Setelah sekian lama terdiam,Arthur kembali mendapatkan ketenangan nya seperti sediakala.

"Kali ini semua berkat ketajaman Kakek.Jika tidak ada Kakek maka aku tidak akan pernah berfikir sejauh itu.Aku akan selama nya tersembunyi dari bayang-bayang."

Arthur mengakui kesalahan nya dengan mudah.

Memang benar.

Jika dipikirkan kembali,Mawar sama sekali tidak seperti gadis desa pada umum nya.

Dia terlalu tenang dalam menghadapi lingkungan dan orang-orang yang baru.Dia juga tidak terlihat kampungan ketika melihat kemewahan yang ada di sekelilingnya.

Yang sangat berbanding terbalik jika itu dilihat dari wanita desa pada umumnya.

Dan ada lagi,Mawar tampak nya menguasai bela diri.Hal ini dapat di buktikan dari pertemuan pertama mereka.Yang dimana Adnan datang dengan wajah penuh memar dan gaya jalan nya yang sedikit canggung.

Belum lagi Baskara dan Sartika yang menghadiri pesta pernikahan mereka,dengan penuh lebam yang sama.Meski luka lebam diwajah mereka telah di samarkan dengan menggunakan make up.

Ada juga Aulia yang belum terlihat batang hidung nya hingga kini.

Jika kejanggalan-kejanggalan ini di satukan, maka semua ini tampak nya saling berkaitan.

"Terimakasih Kakek,Jika bukan karna kebijaksanaan Kakek,maka aku benar-benar..."

Arthur tidak melanjutkan ucapan nya,namun makna nya sangat jelas.

"Tidak apa-apa, asalkan aku masih dapat bebas memakan apapun sepuas ku."

"Tidak.!"

"Dasar kau cucu tidak berbakti...."

Pertengkaran kedua nya segera terdengar hingga keluar dari ruang kerja.

♧♧♧♧♧♧

Sementara di kediaman Paramitha terjadi ketegangan yang memekakkan.

Hal ini di sebabkan oleh kedatangan Prakoso yang sangat tiba-tiba.

"Kita sedang dalam kondisi kesulitan Paman.Tidak akan mudah mengeluarkan uang dalam jumlah sebanyak itu."

Baskara mencoba memberikan pengertian kepada Prakoso,Sang Paman bungsu.

Rupanya Prakoso rela berkunjung malam-malam begini adalah karna ingin meminta sejumlah uang kepada Baskara.

Namun tampak nya kali ini permintaan Baskoro tidak akan mudah di dapatkan nya seperti biasanya.

"Aku hanya meminta lima Miliar,bukan Triliun,Baskara! Jangan terlalu perhitungan terhadap Paman mu sendiri.Lagi pula ini semua juga karna ulah mu."

"Jika bukan karna menuruti permintaan mu untuk mengurung Adik Ipar mu itu, tulang hidung ku ini tidak akan patah.Dan aku tidak perlu sampai harus menjalankan operasi kecil seperti ini."

Prakoso tampaknya masih belum menerima kenyataan jika hidung nya patah akibat pukulan dari Panji Gemilang.

"Tapi lima Miliar sangat banyak Paman.Saat ini kita terancam bangkrut,dana kita sudah sangat minim.Jika PARAMITHA CONSTRUCTION bangkrut,maka bukan hanya kami bahkan kalian pun akan ikut melarat juga."

Baskoro sebenarnya sudah sangat lelah saat ini.Dia sudah tidak ingin meladeni sikap tidak masuk akal dari Paman bungsu nya ini.Namun Baskoro yakin,jika dia tidak menemui Prakoso maka Prakoso akan membuat keributan yang berujung kekacauan.