NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Terompet dan Es Teh

Terompet telah tertata dengan rapi,

teh pun juga sudah di masukkan ke dalam

gelas plastik, tak lupa es batu yang sudah

disiapkan juga dicampurkan. Untuk awal

Alvin tak menyiapkan terlalu banyak, ia

hanya menyiapkan 10 gelas terlebih

dahulu, jika habis barulah akan ia siapkan

lagi.

Perlahan alun-alun pun mulai

dipadati pengunjung. Alvin dan Mingyu

terus melakukan promosi, sesekali

keduanya bergantian dalam promosi,

terkadang Alvin yang meniup trompet

seraya berteriak, begitupun sebaliknya.

Satu persatu terompet buatan Mingyu

terjual, banyak anak kecil yang tertarik

dengan terompet yang dibuat Mingyu.

Mingyu pun terlihat antusias dan bahagia

saat melayani pembeli.

Tak jarang ada juga yang menawar

dagangannya, namun jiwa bisnis yang ada

dalam darah Mingyu selalu bergejolak

setiap ada yang melakukan penawaran.

Membuat Mingyu semakin bersemangat

dalam berjualan.

Lain Mingyu, lain pula dengan

Alvin. Suasana yang sedikit gerimis

membuat es teh yang dibuatnya, laku

sedikit lebih lambat. 10 es teh yang sudah

ia siapkan baru habis dalam waktu l jam.

"Teh mu mau habis gitu vin, bikin

lagi gih, biar keliatan menarik" ucap

Mingyu ketika melihat gelas yang tertata

di dekat sepedanya sisa 2.

"Iya, Ming. Ntar kalau gak laku aku

keliling aja ya" ujar Alvin seraya mulai menyiapkan es teh lagi.

"Yoi, tapi meskipun perlahan es teh

mu tetep laku itu, kalau tak liat liat

modalnmu kan ya wes balik. Berati

penjualan selanjutnya tinggal untungnya

aja kan" analisis Mingyu membuat Alvin

mengangguk.

"Kalau gini terus gak lama bakal bisa

cabut beasiswa juga Ming" ucap Alvin

seraya tersenyum.

"Semoga kelas 2 nanti bisa terwujud ya

Vin, aku tau kamu pasti kesiksa banget

sekolah pakai beasiswa gitu, tapi mau

gimana lagi, sekolah kita emang mahal.

Apalagi tiap kenaikan kelas harus ganti

seragam. Jadi saranku jangan gegabah

buat lepas beasiswa semester baru besok,

mending sekalian pas kelas 2. Seragam

sekolah kita cukup mahal vin" ujar

Mingyu menasehati Alvin. Alvin pun mengangguk tanda setuju dengan

pendapat Mingyu.

"Wanjir, baru jualan sehari kamu

udah bisa menganalisis dan ngasih

nasehat Yoh Ming, gak inget kemarin yang

dateng kerumah mau jualan tapi ragu-

ragu" sindir Alvin bercanda.

Ditengah percakapan yang terus

terjadi, Mingyu dan Alvin terkadang

juga melayani pembeli yang datang dan

membeli.

Hingga semakin malam, pengunjung

alun-alun pun mulai berkurang, selkitar

jam 10 malam, keduanya mulai

membereskan barang-barangnya,

terompet Mingyu yang hanya tersisa

beberapa biji, membuatnya tersenyum

sepanjang jalan mengantar Alvin.

Es teh Alvin yang juga habis

semuanya membuatnya berniat jualan

kembali esok hari.

"Gak mampir dulu Ming" ucap Alvin

begitu Mingyu menurunkan dirinya

didepan rumah.

"Aku mau bikin terompet lagi vin, di

rumah masih ada bahan. Besok malam

tahun baru, pasti lebih rame dari hari ini"

ujar Mingyu.

"Oh yawes, hati hati" jawab Alvin.

"Yo, balik dulu" ucap Mingyu

kemudian berlalu.

Melihat kepergian Mingyu, Alvin

mulai berfikir, sepertinya ia perlu membeli

sepeda motor untuk mempermudah

akomodasinya.

Namun tak lama kemudian, ia segera

menggeleng, keinginannya sudah terlalu muluk, baginya sepeda pancal sudah

sangat membantu dirinya. Tak seharusnya

ia berfikir membeli barang mewah seperti

sepeda motor.

Usai meletakkan termos besar,

Alvin pun membersihkan diri, usai

sholat ia berdiam diri sebentar, doa untuk

kedua orang tua yang di pelajarinya sejalk

dini selalu terucap di penghujung

ibadahnya.

Kali ini ada pertanyaan besar dalam

diri Alvin, orang tua yang mana yang

biasanya ia doakan, selama ini Alvin

selalu berfikir mendoakan kedua orang tua

yang telah merawatnya.

Namun kini kedua orang tua tersebut,

tampak enggan untuk ditemui oleh

Alvin.

"Haruskah aku mencari mereka" gumam Alvin seraya menggenggam

kalung dengan bandul tulisan huruf L di

dalamnya.

"Apa arti huruf L ini?" Gumamnya lagi

ketika kesekian kalinya minat huruf L, di

kalung yang kata pak Rohman ditemukan

sedang dipakai Alvin yang kala itu

masih bayi.

Melamun dan berfikir lama lama

membuat Alvin mengantuk, ia pun

tertidur tak lama kemudian.

Keesokan harinya Alvin jalani

seperti hari kemarin, pagi siang berurusan

dengan sampah, sore hari menyiapkan

jualan.

Sedikit berbeda dengan Mingyu, ia

yang sedari kemarin begadang membuat

terompet, baru tidur jam 2 pagi, terbangun

jam 5 pagi, kemudian dilanjutkan

membuat terompet lagi.

"Yang kemarin habis semua Ming?"

tanya sang mama saat Mingyu sedang

makan dengan lahap dan cepat.

"Tinggal dikit ma, uhuk" jawab

Mingyu kemudian terbatuk-batuk.

"Makanya habisin dulu makannya,

baru ngomong" sahut papa ernes, papa

Mingyu, sementara sang mama segera

memberikan segelas air putih.

"Lah mama ngajak ngomong pa" jawab

Mingyu.

"Sekarang mau bikin lagi?" tanya papa

ernes, yang melihat Mingyu telah

menyelesaikan urusan makannya.

"Iya pa, Mingyu masuk dulu" pamit

Mingyu membuat papanya hanya

menggelengkan kepala.

"Jiwa bisnisnya mulai keliatan yah pa"

ucap mama Linda.

"Iya, semenjak temenan sama itu loh,

si tukang rosok. Alvin itu, papa seneng

Mingyu bergaul sama anak seperti Alvin

itu ma, meskipun gak kaya, tapi memberi

efek positif sama Mingyu" ujar papa Ernes.

"Iya ya pa, gak kayak dulu, yang cuma

pinter di bidang akademik aja, tapi gak

pernah kepikiran buat usaha, ngeliat

sekarang mama jadi seneng" jawab mama

Linda yang mulai kagum dengan sang

anak.

Mingyu terus membuat terompet

hingga sore hari. Dan setelah mendengar

alarm yang ia stel di ponselnya telah

berbunyi, menandakan sudah jam 4 sore,

barulah ia berhenti dan menyadari bahwa

terompet buatannya sudah cukup banyak.

Kantuk yang di rasakan Mingyu, tak

membuat semangatnya surut, ia segera

mandi dan menata terompet ke sepeda

setelahnya.

"Papa mau keluar?" tanya Mingyu

melihat papa ernes tengah memanasi

mobilnya.

"Terompet mu itu bisa kamu bawa

pakai motor ta?"jawab papa Ernes balik

bertanya.

"Ah ini sih pinter-pinternya aku nata

pa" jawab Mingyu santai.

"Udah masukin sini, biar papa anter.

Nanti kamu tata di tempat jualan kamu

aja" ujar papa Mingyu.

"Wah, tumben papa baik banget" ucap

Mingyu dengan senang.

"Tapi pakai ongkir ya' ucap papa ernes tertawa.

"Wah, enggak. Untungnya mau tak

tabung, aku kalau niat mau bayar orang

buat ngangkut ini, udah dari tadi nyari

becak pa, orang Mingyu gak mau keluar

duit buat ongkir kok" jawab Mingyu

semakin membuat papa ernes terbahak.

"Dasar pebisnis pelit, ada hal hal yang

perlu dipikirkan selain berhemag Ming!

Seperti sekarang, ini kamu nata terompet

ke sepeda, biar muat semua bisa sampai

sejam loh, belum lagi di jalan nanti pasti

kurang aman, kamu gak bisa berkendara

dengan cepat seperti biasanya. Pikirkan

waktumu yang terbuang sejam itu, kalau

dalam sejam itu udah sampai di tempat

jualan, bayangin berapa terompet yang

seharusnya udah terjual" ujar papa Ernes.

Membuat Mingyu terdiam dan berfikir.

"Udah jangan banyakan mikir,

masukin sini semua. Kali ini papa gak

minta ongkir, papa juga mau ke rumah

temen ini" ujar papa Ernes membuat

Mingyu segera memasukkan terompet

jualannya dengan cepat.

Setelah semua terompet yang akan ia

jual telah masuk ke dalam bagasi mobil,

Mingyu pun menelpon Alvin.

Mengabarkan akan menjemput temannya

itu, dan meminta Alvin untuk segera

bersiap.

"Aku wes siap cuk, tinggal berangkat

ini. Kalo emang mau jemput cepetan!"

maki Alvin setelah mendengar Mingyu

yang mengomel meminta dirinya untuk

segera bersiap.

"Iyo Yo" jawab Mingyu seraya

mematikan panggilan telepon.

"Papa berangkat dulu aja ya, tunggu di pojokan alun-alun. Aku mau jemput

Alvin bentar" ucap Mingyu.

"Alvin ikut kamu jualan?" tanya

papa ernes.

"Iya, tapi Alvin juga jualan sendiri,

jualan es teh. Kasian kalau jalan sambil

bawa termos besar pa" jawab Mingyu.

"Yawes sana kamu jemput dulu, bentar

lagi papa juga berangkat" perintah sang

yang segera dituruti oleh Mingyu.

1
DISTYA ANGGRA MELANI
Masak sih pemilik sekolah bisa di kadalin ma ora kepercayaan & kepsek harus di pecat donk.. Ttp semngt kak...
Gaol Games: jangan lupa juga mampir di novel kita yang 1 lagi yah kak
klik aja profil ku pasti ada kok karya nya
soalnya baru 2 juga😁
total 2 replies
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!