NovelToon NovelToon
Kumpulan Kisah Misteri

Kumpulan Kisah Misteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Horror Thriller-Horror / Matabatin / Roh Supernatural
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: iqbal nasution

Kumpulan kisah misteri menceritakan tentang cerita legenda misteri dan horor yang terjadi di seluruh negeri berdasarkan cerita rakyat. Dalam kisah ini akan di ceritakan kejadian-kejadian mistis yang pernah terjadi di berbagai wilayah yang konon mwnjadi legenda di seluruh negeri bahkan banyak yang meyakini kisah ini benar-benar terjadi dan sebagian kisah masih menyimpan kutukan sampai sekarang, Di rangkai dalam kisah yang menyeramkan membuat para pembaca seperti merasakan petualangan horor yang menegangkan,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5a. Kubu Aneuk Manyak

Alkisah, di tahun 1930, kala Aceh masih diselimuti aroma mesiu sisa perang dan denyut perdagangan rakyatnya, hiduplah seorang pemuda tampan bernama Murhaban. Ia berasal dari Meulaboh, tanah pesisir barat yang kaya laut dan hasil bumi.

Murhaban bukanlah pemuda biasa. Sejak usia muda ia telah mengayuh hidup di jalur dagang yang menghubungkan Meulaboh dan Pidie lewat jalan berliku Geumpang—jalur yang terkenal angker, sekaligus berbahaya. Keringatnya tak hanya menetes karena membawa kain, beras, kopi, atau rempah, tetapi juga karena menggiring sapi, kerbau, dan kambing yang menjadi denyut nadi perdagangan kala itu.

Jalan yang ia tempuh penuh risiko: tebing curam, hutan lebat dengan binatang buas, juga ancaman para perampok yang mengintai setiap langkah. Namun Murhaban tak pernah gentar. Baginya, berdagang bukan hanya soal mencari nafkah, melainkan juga menjaga kehormatan keluarga dan menautkan simpul persaudaraan antar kampung.

Setiap kali tiba di Pidie, Murhaban tidak pernah merasa sendiri. Di sana ia memiliki seorang kepercayaan sekaligus sahabat sejati bernama Ramli.

Ramli bukan hanya sebagai pekerja yang membantunya mengurus barang dan hewan dagangan, melainkan sudah seperti saudara kandung.

Keduanya saling melengkapi: Murhaban dengan kecerdikan berdagangnya, Ramli dengan ketekunan dan tenaga yang tak pernah mengenal lelah. Mereka terbiasa menyusuri pasar, menawar harga, hingga memastikan sapi dan kerbau tetap sehat sebelum berpindah tangan ke pembeli.

Namun yang paling mereka nantikan setelah lelah seharian berdagang adalah momen sederhana: duduk bersama di sebuah warung kopi di sudut pasar Pidie. Di sana, aroma kopi tubruk berpadu dengan asap rokok daun, menjadi saksi canda dan cerita mereka. Tawa Ramli yang lepas selalu menular, sementara Murhaban dengan tutur tenangnya menambah hangat suasana.

Hari-hari mereka berjalan begitu—dagang, lelah, lalu ditutup dengan obrolan panjang di warung kopi, seakan dunia ini hanya milik dua sahabat yang saling percaya. Tak seorang pun menyangka, kebersamaan itu kelak diuji oleh rahasia besar yang tersimpan di balik nama.

*****

Warung kopi di sudut pasar Pidie itu selalu ramai, tapi bagi Murhaban dan Ramli, tempat itu seperti ruang pribadi. Gelas-gelas kopi tubruk berwarna pekat mengepul di depan mereka, ditemani pisang goreng hangat yang baru saja diangkat dari kuali.

“Ramli,” ujar Murhaban sambil tersenyum kecil, “umur kita sudah sama-sama hampir dua puluh lima. Tapi entah kenapa, sampai sekarang belum juga terikat dengan siapa pun.”

Ramli tertawa lepas, suaranya mengundang beberapa kepala menoleh.

“Ah, Murhaban, soal itu jangan terlalu dipikirkan. Kalau aku belum menikah, itu karena belum ada yang mau sama orang kampung macam aku ini. Kalau kau, tampan, punya harta, dagangan laris, kenapa masih sendiri?”

Murhaban menghela napas, menatap gelas kopinya yang beruap.

“Bukan tak ada yang mau, Ramli. Tapi aku ingin gadis yang bisa kupanggil teman hidup, bukan sekedar pelengkap rumah.”

Ramli menyahut sambil mengunyah pisang goreng, “Kalau begitu, mungkin kita berdua sama nasibnya. Sama-sama menunggu jodoh yang belum turun dari langit.”

Keduanya pun tertawa terbahak-bahak. Suara mereka bercampur dengan hiruk-pikuk pasar dan dengung obrolan lain, seakan dunia luar tak lagi penting. Saat itu, mereka hanyalah dua sahabat yang berbagi kegelisahan dengan ringan, tanpa tahu bahwa nasib mereka sebentar lagi akan dipertaruhkan.

*****

Namun di balik tawa Ramli di warung kopi, tersembunyi sebuah rahasia yang hanya ia simpan dalam hati. Di desanya, Ramli memiliki seorang tetangga bernama Maisarah. Mereka tumbuh bersama sejak kanak-kanak—bermain di pematang sawah, berlari di tepi sungai, hingga berbagi cerita kecil di bawah cahaya bulan.

Kini, Maisarah telah beranjak dewasa. Wajahnya memancarkan kelembutan, tutur katanya menyejukkan siapa pun yang mendengar. Hati Ramli, yang selama ini keras oleh kerja dan lelahnya hidup, perlahan luluh setiap kali bertemu dengannya. Hampir di setiap kesempatan luang, Ramli menyempatkan diri berkunjung ke rumah Maisarah. Mereka berbicara ringan, saling melempar candaan, kadang tertawa hingga larut senja.

Namun, ada yang tak pernah mampu Ramli ungkapkan. Bagi Maisarah, Ramli hanyalah seorang abang yang setia melindungi dan menemani. Sementara di hati Ramli, tumbuh harapan yang jauh lebih dalam: bahwa kelak Maisarah bukan lagi sebagai tetangga, bukan pula sekedar sahabat masa kecil, melainkan pendamping hidup yang menemani hingga akhir hayat.

Setiap kali pulang dari rumah Maisarah, Ramli hanya bisa menggenggam perasaannya sendiri, berdoa dalam hati agar suatu hari kelak Maisarah akan membuka jalan baginya untuk menyampaikan isi hatinya.

*****

Senja itu, cahaya matahari merambat perlahan di sela-sela pohon kelapa. Di beranda rumah panggung sederhana, Ramli duduk bersama Maisarah. Suara jangkrik mulai terdengar dari kejauhan, sementara angin sore membawa aroma padi yang baru dipanen.

“Maisarah,” ucap Ramli pelan, suaranya sedikit bergetar, “kau tahu, sejak kecil kita selalu bersama. Aku merasa hidupku tak pernah sepi karena ada dirimu.”

Maisarah tersenyum, menundukkan wajah sambil merapikan ujung kainnya. “Iya, Bang Ramli. Kamu selalu seperti abang yang menjaga dan menemaniku. Aku bersyukur punya tetangga sebaikmu.”

Ramli menarik napas panjang, lalu menatap Maisarah dengan keberanian yang sudah lama ia kumpulkan.

“Maisarah… aku tak ingin lagi hanya menjadi abang bagimu. Aku ingin lebih dari itu. Aku ingin kau menjadi pendamping hidupku. Aku ingin menikah denganmu.”

Maisarah terdiam. Senyumnya perlahan memudar, digantikan keraguan yang halus di wajahnya. Ia menatap Ramli dengan mata yang penuh ketulusan.

“Bang Ramli… engkau lelaki baik, pekerja keras, dan aku menghormatimu. Tapi izinkan aku berkata jujur. Aku tak bisa melihatmu sebagai seorang suami. Bagiku, engkau tetaplah abang yang selalu melindungi. Aku takut, jika aku menerima cintamu, aku akan kehilangan sosok abang yang selama ini kujaga dalam hatiku.”

Ramli menunduk. Kata-kata itu menohok hatinya, namun ia masih mendengar kelembutan dalam suara Maisarah.

“Aku minta maaf, Bang Ramli,” lanjut Maisarah lirih, “semoga Allah memberikanmu perempuan yang lebih pantas, yang bisa mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya.”

Hening sejenak. Hanya suara jangkrik dan desir angin menemani. Ramli tersenyum pahit, mencoba menutup luka dengan ketegaran.

“Kalau begitu, Maisarah… biarlah aku tetap menjadi abangmu. Aku ikhlas.”

Maisarah menunduk, air matanya menitik, sementara Ramli bangkit perlahan dan melangkah pergi dalam senja yang kian meredup, membawa pulang hati yang patah namun tetap penuh hormat pada perempuan yang ia cintai.

*****

Keesokan harinya, warung kopi di sudut pasar kembali menjadi tempat pertemuan Murhaban dan Ramli. Asap kopi hitam mengepul, dan suara hiruk-pikuk pasar masih terdengar samar dari kejauhan. Namun kali ini, Ramli duduk dengan wajah murung.

Murhaban, yang sudah terbiasa membaca raut sahabatnya, menghela napas.

“Ada apa, Ramli? Biasanya kau yang paling riang kalau duduk di sini. Hari ini kau seperti menanggung beban berat.”

Ramli menunduk sejenak, lalu berbisik lirih,

“Semalam aku memberanikan diri menyampaikan perasaanku pada Maisarah.”

Murhaban menatapnya tajam, lalu menunggu Ramli melanjutkan.

“Aku katakan padanya… bahwa aku ingin menjadikannya pendamping hidup. Tapi Maisarah… ia menolak dengan lembut. Katanya, ia hanya menganggapku abang. Hanya abang, Murhaban…” suara Ramli tercekat, matanya berkaca-kaca meski ia berusaha menahannya.

Murhaban menghela napas panjang, lalu menepuk bahu sahabatnya.

“Ramli, jangan patah hati. Bukan berarti Maisarah bukan jodohmu, hanya saja mungkin Allah sedang menyiapkan jalan lain. Kau lelaki baik, ikhlas, pekerja keras. Percayalah, perempuan yang tepat akan datang pada waktunya.”

Ramli mencoba tersenyum pahit. “Aku tahu, Murhaban. Tapi hatiku seperti teriris. Aku selalu berharap Maisarah akan menjadi milikku.”

Murhaban menatap sahabatnya penuh iba. “Kau masih punya sahabat seperti aku, Ramli. Kita tetap bisa jalani hari-hari ini bersama. Jangan biarkan hatimu patah terlalu lama, sebab jalan di depan kita masih panjang. Ingatlah, kita punya dagangan, punya perjalanan, dan entah apa lagi yang menanti di Geumpang.”

Ramli mengangguk perlahan. Ia meneguk kopi pahitnya hingga habis, seakan ingin menelan bersama rasa kecewanya. Namun jauh di dasar hatinya, luka itu tetap ada, mengendap, dan mungkin akan membentuk jalan takdirnya sendiri.

*****

1
dilafnp
Di makan setan kah?
dilafnp
ga punya pilihan?? HAH?!!!
dilafnp
yok bisa yok, lompat langsung, jangan nyusahin 😅
Mingyu gf😘
padahal jambatannya kayak bagus gitu ya
Mingyu gf😘
wahh bahaya juga ya
Mingyu gf😘
Lohh kisah nyata ya ternyata
Hanik Andayani
pesan moral yang baik
Hanik Andayani
wah cerita di aceh Thor
Chimpanzini Banananini
fix ini serem sih. aku yang novelis horror pun juga ngerasa merinding
Chimpanzini Banananini
serem jirr
Chimpanzini Banananini
/Toasted//Toasted//Toasted/
Chimpanzini Banananini
takut banget/Toasted//Toasted/
Wida_Ast Jcy
Tengku ni suka Mutia kah🤣🤣🤣
Wida_Ast Jcy
jgn melawan ya dino
Xia Ni Si☀
Yah, kena Friendzone/Facepalm/
Ani Suryani
waduh Halimah balas dendam
Radi Rafan
modus pisan nih guru ngaji
Vᴇᴇ
𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝗋𝗀 𝗄𝖾𝗍𝗂𝗀𝖺 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗀𝖺𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖾𝖻𝖺𝗁𝖺𝗀𝗂𝖺𝖺𝗇 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺 𝗈𝗋𝗀 😭
Radi Rafan
pemandangan indah tapi ada misteri horor .
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Hadeehh nyari perkara aja sih kalian🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!