Terpaksa Menikahi CEO Bisu

Sementara itu ...

Kayla dan Xavier kini baru saja tiba di apartemen, sepanjang perjalanan, Kayla hanya dia membisu, dia tidak tau harus bicara apa kepada sang suami.

Setelah selesai berganti pakaian Kayla pun memutuskan untuk menghampiri Xavier di kamar nya.

Tok ...

Tok ...

Tok ...

Kayla mengetuk pintu kamar tersebut beberapa kali.

Tak butuh waktu lama, Xavier pun membuka pintu tersebut, dan melihat sang istri yang saat itu berdiri di depan pintu kamar nya.

Ia mengerutkan keningnya melihat sang istri berada di sana.

"Boleh masuk tidak?" tanya Kayla.

Xavier pun mengangguk setelah berfikir sejenak.

Kayla masuk dan kemudian duduk di pinggir ranjang Xavier.

*"Ada apa?"* tanya sang suami singkat. Seperti biasa mengunakan ponselnya.

"Terima kasih untuk lukisan itu, aku bisa memenangkan nya, tetapi maaf karena kecerobohan ku orang-orang tau kalau kita menikah," ucap Kayla berdiri sambal memegang ujung kemeja putih yang di pakai Xavier.

Dia merasa bersalah atas kejadian tadi, dia bahkan berfikir kalau Xavier pasti sangat marah dan tidak bisa menerima kalau rahasia pernikahan mereka terbongkar.

"Apa dia berfikir kalau aku marah padanya karena rahasia pernikahan itu?" batin Xavier.

*"Tidak masalah, biarkan mereka tau,*" ujar Xavier tak ingin istri kecilnya itu merasa bersalah.

"Jadi kau tidak marah?" tanya Kayla penuh semangat.

Xavier menggeleng pelan, meskipun wajahnya tetap datar namun tatapan nya kali ini terlihat lembut.

*"Sudah malam, seharusnya kau kembali ke kamar mu untuk tidur,"* tulis Xavier lagi.

Kayla terdiam setelah membaca tulisan tersebut, dia mulai berfikir keras sekarang.

"Jika kami terus tidur dalam keadaan terpisah kapan hubungan ini akan lebih dekat? Azka bilang aku harus membuat nya bisa menghilangkan keteraumaan dan juga membuat nya kembali berbicara, tapi jika aku yang minta untuk tidur bersama, bagaimana jika dia salah paham?" batin Kayla berfikir keras.

Sejujurnya ia mulai sedikit demi sedikit menyukai sosok suaminya, namun ia sendiri sama sekali belum tau perasaan apa yang saat ini dia rasakan, namun setiap menatap wajah tampan Xavier, dia selalu berkata beruntung memiliki suami setampan itu, tak hanya itu, rasa nyaman membuat Kayla tidak takut lagi jika berdekatan dengan Xavier.

*"Kenapa tidak keluar?"* tanya Xavier bingung.

Namun, nukan nya keluar, Kayla malah naik ke ranjang sang suami, menarik selimut dan ...

"Malam ini aku ingin tidur di sini, aku takut mati lampu lagi," katanya di dalam selimut.

"Takut mati lampu? Bukan kah sudah pernah terjadi dan dia sama sekali tidak takut?" batin Xavier.

Namun Xavier juga tidak bisa mengusir sang istri begitu saja, sedangkan gadis itu sudah meringkuk di atas ranjang dan memakai selimut nya.

"Wahh, wangi sekali," lirih Kayla sambil mencium aroma selimut yang mirip dengan aroma tubuh Xavier.

"Astaga Kayla, kau sangat cabul ya, kenapa kau malah membayangkan hal-hal seperti itu?" batin Kayla sambil menutupi wajahnya dengan selimut tersebut.

Sementara itu Xavier mengambil guling dan membuat perbatasan di antara mereka berdua, tidak bisa mengusir istri nya dia terpaksa harus membuat perbatasan di tempat tidur.

"Kenapa membuat perbatasan seperti ini? Aku juga tidak mungkin melakukan hal-hal buruk, hanya numpang tidur," ucap Kayla menyadari hal itu.

Xavier hanya menatap nya dengan tatapan datar, dia tidak peduli, mengambil selimut yang berbeda dan kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tersebut.

Kayla yang kesal segera membalikkan badannya dan membelakangi Xavier.

"Dasar bocah manja, sedikit-sedikit marah," batin Xavier.

Mereka yang larut dalam pikiran masing-masing pun segera memejamkan mata dan keduanya tertidur lelap dalam waktu singkat.

Beberapa jam kemudian ...

Xavier tersadar karena merasakan sesuatu yang lumayan berat menindih perutnya, hal ini membuat nya kesulitan untuk bernafas.

Ia membuka mata dan meraba-raba, ternyata itu adalah kaki nya Kayla.

Xavier segera bangkit, sesuatu di bawah sana ikutan bangun setelah ia melihat kaki putih jenjang milik sang istri.

Siapa sangka Xavier sangat sensitif dengan hal ini? Wait tunggu dulu, Xavier juga seorang laki-laki dewasa yang normal, jadi tidak heran dia memiliki reaksi seperti sekarang ini.

"Wanita ini, benar-benar membuat ku tidak bisa tidur dengan tenang," batin Xavier.

Ia perlahan-lahan mengangkat kaki Kayla dari badannya dan kembali berbaring, meskipun yang ada di bawah sana masih tetap tegak seperti tiang listrik.

Xavier yang seharusnya sangat tenang dengan aroma tubuh Kayla yang dia anggap mengingatkan nya dengan seorang di masa lalu malah di buat risih dengan tubuh sang istri yang memicu reaksi lain dari dalam dirinya.

Saat Xavier mencoba untuk kembali memejamkan mata, kini giliran tangan Kayla yang memeluk dirinya, tak hanya itu Kayla juga menempelkan kepalanya di dada Xavier.

Sudah bisa di tebak kan? Malam itu Xavier tentu saja tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya ...

Kayla membuka matanya sambil meraba-raba sekeliling tempat tidur, seperti biasa Xavier tentunya sudah tidak ada di sana.

"Huhhh, aku sudah lama tidak tidur dengan nyenyak seperti tadi malam," katanya sambil meregangkan otot-otot tubuh.

Tampa rasa bersalah dan penasaran dengan apa yang terjadi kepada Xavier, Kayla pun turun dari ranjang dan kembali ke kamar nya.

Sementara itu di sisi lain ...

"Tuan muda, tuan muda?" panggil Azka yang saat itu melihat wajah layu Xavier yang sedang memimpin rapat mereka.

Beberapa kali Xavier memejamkan mata nya dan tidak fokus dengan situasi tersebut.

"Ada apa dengan tuan muda?"

"Entahlah, dia sepertinya sedang mengantuk,"

"Ini momen langka,"

"Benar, tidak biasanya orang seprofesional ini tidur di meja rapat,"

Begitulah bisik-bisik para karyawan yang menghadiri rapat tersebut.

"Semuanya, rapat kali ini sebaiknya kita akhiri sampai di sini saja, kalian boleh keluar dan melanjutkan pekerjaan masing-masing," ucap Azka yang menyadari kalau situasi saat ini benar-benar kurang tepat.

"Baik pak Azka," jawab mereka bersama-sama, merekapun merapikan dokumen dan meninggalkan ruang rapat.

Mendengar suara kursi yang bergeser dan langkah kaki para karyawan, Xavier pun segera membuka matanya.

Ia terlihat kebingungan karena semua orang tiba-tiba meninggalkan ruangan tersebut.

"Tuan muda, kau terlihat sangat kelelahan dan tidak cukup tidur, aku terpaksa harus membubarkan mereka," jelas Azka.

*"Tidak masalah, maaf aku benar-benar tidak bisa tidur tadi malam,*" ucap Xavier dengan tulisan.

"Ha? Tidak bisa tidur? Ada masalah lain? Apakah kau kepikiran tentang kejadian sebelumnya?" tanya Azka penasaran.

Xavier terdiam, dia memilih menggeleng kepala, tak ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Azka kalau semalaman Kayla tidur dengan memeluk dirinya sehingga membuat ia jadi serba salah dan tidak bisa tidur.

Next?