NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan tak terduga

Kurang dari dua menit, Aisyah sudah berada di depan kamar Adam. Ia tampak diam sejenak untuk mengatur nafasnya yang sedikit sesak karena jalan terburu-buru.

Semangat Aisyah, jangan membuatnya marah.

Aisyah mengangkat tangan kanannya lalu mengetuk pintu kamar Adam dengan perlahan.

"Assalamu'alaikum," ucap Aisyah dengan wajah yang hampir menempel di pintu.

"Tok-tok-tok." Aisyah mengetuk pintu lagi dengan kekuatan yang sama.

Ia tak berani mengetuk pintu terlalu keras karena khawatir mengejutkan Adam. "Apa Mas Adam belum bangun ya?" gumam Aisyah bertanya-tanya.

Di saat Aisyah tengah berpikir, tiba-tiba saja pintu kamar Adam terbuka. Adam terlihat baru bangun tidur dengan menggunakan pakaian tidurnya.

"Ma-mas," panggil Aisyah sedikit gugup. Mata teduhnya menatap mata tajam Adam.

"Masuk," ucap Adam dengan singkat membuat Aisyah menganggukkan kepalanya.

"Makasih Mas," ucap Aisyah dengan polosnya padahal itu adalah kamar suaminya sendiri.

Aisyah melangkahkan kakinya masuk ke kamar Adam, dan Adam menutup kembali pintu kamarnya.

"Lain kali masuk saja, pintunya nggak di kunci," ucap Adam terdengar dingin namun Aisyah merasa tak tersinggung.

"Iya Mas," ucap Aisyah melihat Adam sembari tersenyum malu-malu.

"Hm." Dehem Adam dengan raut wajah datar arogannya.

Pria itu duduk di sopa yang berada di kamarnya. Dia membuka handphonenya lalu memeriksa berkas kantor di email-nya.

Aisyah melirik Adam sesaat lalu kembali fokus melakukan pekerjaannya. Aisyah yang pernah melakukan hal yang sama, melakukan kegiatannya dengan santai disertai senyuman.

Wanita itu tak henti-hentinya tersenyum karena sangat bahagia bisa melakukan aktivasi rutinnya.

"Yang ini saja ya, stylenya," gumam Aisyah mengambil satu set pakaian kantor Adam berwarna hitam.

Tak lupa ia menyiapkan kaus kaki sepatu, dasi untuk melengkapi pakaian kantor Adam. Aisyah meletakkan semua yang di ambilnya di atas ranjang. Setelah itu, ia masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk Adam.

Adam mengalihkan lirikan matanya ke pintu kamar mandi yang tidak di tutup. Pria itu tau apa yang dilakukan Aisyah dan tetap memilih tak memperdulikannya.

"Mas Adam masih menggunakan sabun yang sama. Tapi... tunggu, kenapa sabun mandi vanila milikku ada di sini? Apa Mbok Ima lupa ya mengambilnya?"

Aisyah meraih sebotol sabun cair yang biasa ia gunakan untuk membersihkan diri. Aisyah membuka tutup botol sabun cair itu lalu mencium aromanya.

"Apa yang kau lakukan!" Suara bariton Adam mengejutkan Aisyah sehingga membuat wanita itu terhuyung ke depan.

"Slep!" Adam reflek menarik tangan Aisyah lalu menahannya agar istrinya itu tidak membentur dinding.

Aisyah mematung sesaat lalu menolehkan wajahnya melihat Adam. Bulu mata lentiknya berkedip berulang kali. Hal itu membuat Adam mengerutkan keningnya lantaran heran dengan sikap Aisyah.

Aisyah kembali berdiri tegak dan Adam pun melepaskan genggamannya dari tangan Aisyah.

"Hm." Adam berdehem guna menetralkan suasana yang terasa canggung.

"Makasih Mas, apa mau mandi sekarang?" tanya Aisyah melirik Adam sesekali dengan kepala yang menunduk.

"Hm." Adam hanya menjawab pertanyaan Aisyah dengan deheman dinginnya.

"Baiklah Mas, Aisyah izin keluar dulu," ucap Aisyah dengan lembut lalu keluar dari kamar mandi tanpa menunggu jawaban Adam.

Adam segera menutup pintu kamar mandi. Ia memperhatikan bathtub yang sudah terisi air yang berpadu wewangian. Karena masih jam enam, Adam pun memutuskan untuk berendam sebentar di air hangat yang di siapkan Aisyah.

Adam melepaskan pakaian tidurnya dan menyisakan boxer saja. Dia masuk ke dalam bathtub dengan perlahan lalu menyadarkan kepalanya dengan nyaman.

Pria beralis tebal hitam itu menutup matanya, menikmati rangsangan air hangat di kulitnya. Tidak ada yang mengganggunya, walau Aisyah sekalipun. Adam benar-benar merasa tenang dan tentram saat ini.

Terkadang dia bodoh dan terkadang juga polos, tapi dia baik. Hm, apakah sikapnya itu tulus? Huh... sebaiknya aku nggak memikirkannya. Memikirkannya hanya merusak suasana hatiku saja!

Adam tak ada niat memikirkan Aisyah, tapi Aisyah lah yang terus muncul di pikirannya. Wanita bercadar itu mulai mampu mengobrak-abrik perasaan hingga menjadi bimbang.

"Huh..." Adam menghembuskan nafasnya kasar.

Pria itu merasa tak tenang berendam, padahal dia baru saja merilekskan tubuh kekarnya. Inilah yang selalu terjadi jika pikiran dan hatinya mendadak ada Aisyah.

Adam memutuskan menyelesaikan acara berendamnya lalu melanjutkan membersihkan dirinya menggunakan sower. Tak membutuhkan waktu lama, Adama sudah menyelesaikan kegiatan mandinya.

Pria itu meraih handuk guna mengeringkan tubuhnya lalu mengenakan handuk kimono berwarna putih.

Setelah selesai menggunakan handuk kimono, Adam pun keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambut hitamnya dengan handuk kecil.

Di saat itu netra mata tajamnya tak sengaja melihat sosok pengganggunya. "Kau masih di sini?" tanya Adam setelah menghilang wajah terkejutnya.

"Iya Mas," ucap Aisyah sembari menatap Adam dengan wajah teduhnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Adam sembari memperhatikan Aisyah yang sedang merapikan lipatan-lipatan kain miliknya.

"Memindahkan pakaian, Mas. Bukankah Mas sendiri yang bilang kalau mulai hari ini kita tidur di kamar yang sama?" tanya Aisyah menatap Adam dengan polosnya.

Adam membuka sedikit mulutnya, pria itu tak tau mau bereaksi seperti apa di depan Aisyah. Dia tak bisa membantah apa yang dikatakan Aisyah, karena dia sendiri yang memberikan kesempatan pada istrinya itu.

Kenapa semalam aku bisa mengizinkannya tidur di kamarku?

Adam mengutuk hatinya yang sudah berkhianat pada akalnya.

Akal pria itu menolak Aisyah, namun hatinya tak tega membiarkan istrinya itu terus mengemis perhatiannya.

Mas adam pasti merasa nggak nyaman. Sebaiknya aku berpura-pura nggak tahu saja, aku nggak boleh mundur dari kesempatan ini!

"Baiklah, pisahkan semua barang milikmu dari barangku!" ucap Adam dengan tegas yang dipahami Aisyah.

"Baik Mas," ucap Aisyah menatap Adam dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Hm." Adam berdehem dingin lalu pergi ke ruang ganti untuk mengenakan pakaian kantornya.

Di saat Aisyah sibuk menyusun pakaiannya, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan dari balik pintu kamar Adam.

"Itu pasti Mbok Ima," gumam Aisyah tersenyum senang lalu pergi membuka pinta.

Dengan wajah cerianya, Aisyah membuka pintu dengan cepat guna menyambut kedatangan Mbok Ima.

"Mbok Ima," panggil Aisyah namun sangat di sayangkan jika yang datang bukalah orang yang diharapkannya.

Aisyah memudarkan senyumnya sembari menatap wanita cantik di depannya. Wanita itu juga membalas tatapan Aisyah namun dengan tatapan yang menyimpan kebencian dibalik matanya.

"Ariella," gumam Aisyah namun masih dapat di dengar oleh Ariella.

Kedatangan Ariella ke kamar Adam seperti kejutan tak terduga bagi Aisyah, begitu pun sebaliknya.

Apa yang dia lakukan di kamar Adam?

Ariella terlihat tak senang Aisyah berada di dalam kamar Adam, apalagi dalam suasana hati yang bahagia. Hal ini menjadi tanda tanya di benaknya.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!