Queen Angella

Menjelang sore Angella berhasil keluar dari mansion milik Patricio, dengan membawa

hasil baik tentu nya, Errika dan kapal Estheban yang sudah di bebaskan. 

Juga, mobil Rolls-Royce  keluaran terbaru milik Patricio.

''Kau baik-baik saja?" tanya Angella pada Errika yang seperti nya masih ketakutan.

''Iya" jawab nya pendek.

''Apa anak buah Patricio memperlakukan mu dengan buruk?" tanya nya kembali.

''Tidak, hanya saja aku masih sedikit trauma."

''Kau aman sekarang," ucap Angella sembari mengusap pundak Errika lembut.

Melihat perut Errika sedikit membuncit membuat nya tersenyum simpul, terbesit

di hatinya menginginkan itu, tapi bukan dengan Davide.

Fakta Rima bekerja sama dengan laki-laki itu membuat Angella berfikir mengakhiri segalanya, meski belum pasti Davide ada di balik semua ini, namun fakta laki-laki itu yang selalu bersama Hanna sepeninggal nya di Thailand menambah alasannya untuk pergi.

Foto yang di kirim Cassandra cukup membuat hati nya perih, foto yang menunjukkan Davide dan Hanna dalam boutique baju pengantin.

mengingat nya saja sudah cukup membuat nya muak, yang ada di pikirannya sekarang hanya bagaimana lepas dari laki-laki itu, dan dengan Patricio tadi adalah salah satu caranya.

Davide paling benci dengan penghianatan bukan? tapi sebelum itu sampai di telinga Davide Angella ingin sedikit menunjukan permainannya pada Davide. Malam ini,

di  kasino.

1 jam Angella berkendara, hingga mereka sampai di parkiran sebuah taman tak jauh dari barr milik Thomas. Angella sengaja memilih tempat itu, agar tidak mencolok namun juga masih dapat terlihat.

Alexander bersama beberapa anak buahnya sudah menunggu di sana, sedang Estheban tentu saja bertanggung jawab dengan kapalnya.

''Nasip ku ada di kinerja mu saat ini Alex," celetuk Angella setelah turun dari kendaraan mewah itu. "Kau tau kan apa yang harus kau lakukan, aku sudah mengatakan pada Yohanes apa saja yang harus dia lakukan lusa kau jemput kembaran Yohanes,

Yoshep dia akan membantu kinerja Yohanes, kali ini yang kita hadapi monster, aku hampir frustasi benegosiasi dengan dia." Oceh Angella.

Alexander hanya mengangguk menanggapi perintah dari sang Queen.

"Nicholas sudah memberi kabar ?" tanya nya kemudian.

''Sudah Queen," jawab Alexander pendek .

''Katakan pada Estheban untuk membawa Errika ke dokter, aku takut ada apa-apa dengan kandungan nya"

''Baik"

''Kau pergi lah, aku akan pergi dengan taksi." Perintah Angella kembali .

''Ingin ku pesan kan taksi nya?" Tawar Alexander rasanya tidak sopan membiarkan

ratu nya berada di jalanan sendirian.

''Tidak. aku ingin mampir ke barr milik Thomas sebentar,"  jawab Angella.

Alexander hanya mengangguk kemudian beranjak pergi sebelum sergahan Angella

kembali menghentikan dan membuatnya seketika pening.

"Ahh, satu lagi Alex, katakan pada Antonio Aku mau mobil seperti milik Patricio itu, putih lusa sudah harus ada." Pungkas Angella. 

Seketika Alexander pening, bukan karena harga mobil yang di minta sang ratu, tapi cara nya menghubungi sang pengurus keuangan Antonio yang menyulitkan nya, belum lagi warna mobil yang di minta dan, Lusa. Alexander selesai.

Angella berjalan santai memasuki barr, dia sedikit terkejut melihat Thomas yang begitu kusut, tidak ada sambutan semangat seperti biasa, bahkan kedatangannya pun tidak di sadarii sahabatnya itu.

''Apa ada masalah, kau kusut sekali Thom?" dan benar Thomas tak menyadari kedatangan nya laki-laki malah nampak terkejut mendapati kedatangannya.

''Angella ....'

''Ada apa, kau tidak biasa nya seperti ini," telisik Angella.

Thomas hanya menghela nafas panjang, yang membuat Angella semakin penasaran.

''katakan pada ku Thom, siapa tau aku bisa membantu,"

''Ada masalah dengan bangunan ini, La seseorang mengaku pemilik bangunan ini,

padahal aku sudah membeli nya dari sahabat ku 5 tahun lalu." Terang Thomas .

''Lalu? " Sahut Angella.

''Mereka mempunyai bukti-bukti lengkap, dan lagi mereka salah satu jaringan paling

di segani powerku tak cukup untuk melawan mereka." keluh Thomas.

''Laa, bisa kah kau minta tolong pada Davide," lirih Imellda yang juga bergabung.

''Aku akan menelfon teman ku." ucap Angella

belum selesai pening dengan perkara Antonio yang sudah hampir  100x di hubungi nya namun tidak ada respon, Alexander kembali pening oleh panggilan Angella yang meminta nya kembali ke barr milik Thomas.

''Apa ada masalah Queen?" serbu Alexander begitu sampai di barr. Wajah penuh kekhawatiran masih tergaris jelas saat ia tiba, pasal nya sang ratu menghubunginya sambil meraung seolah di siksa.

Rasa khawatir langsung menghilang saat di lihat nya sang ratu duduk santai dengan

segelas wiski di tangan.

''Laa, Dia ....' bisik Imellda yang seketika terpana melihat kedatangan Alexander,

begitupun Thomas.

''Kalian terkejut Alexander teman ku," kekeh Angella.

"Bantu Thomas menyelesaikan masalah nya Lex,  masalah ku juga tiba," ucap Angella sembari menunjukkan panggilan Davide di handphonenya.

''Baik Queen." sahut Alexander sembari menunduk sopan.

''Butuh berapa lama ?" 1 jam...... 2 jam ...." pertanyaan Angella membuat Alexander

menghela nafas berat.

itu jelas bukan pertanyaan tapi perintah, dan perintah sang ratu adalah mutlak.

''Baik, aku pergi dulu kata kan juga siapa aku kalo mereka bertanya," imbuh Angella.

"Thom, Mell, aku pergi dulu tidak usah khawatir Alexander akan menyelesaikannya," seru Angella seraya beranjak pergi. "dia juga akan menjelaskan siapa aku Mell,, buang wajah polos mu itu." goda Angella lalu berlalu pergi.

Meninggal kan sahabat-sahabat nya yang masih nampak bingung dengan kehadiran Alexander di hadapan mereka. Sikap hormat nya pada Angella tentu menjadi pertanyaan besar untuk Thomas dan Imellda.

Siapa yang tak tau Alexander, hampir semua pemain dunia bawah pasti tau laki-laki itu.

Pemilik puluhan kasino yang tersebar di daratan Eropa dan Amerika, dan pemegang penuh peredaran senjata ilegal di pasar gelap. Sudah pasti nama nya cukup di kenal.

Alexander menyelesaikan masalah Thomas kurang dari 1jam sesuai perintah Angella,

tentu sangat mudah untuknya kalo hanya bernegosiasi masalah kecil seperti itu,

tapi menjelaskan siapa Angella menjadi beban untuknya.

karena jika dia salah berucap maka lehernya yang menjadi taruhan.

Alexander hanya mengatakan bahwa Angella adalah pimpinannya, untuk yang lainnya dia meminta dua orang itu bertanya sendiri.

Alexander dilema.

_____Bersambung.

Skrrrrrrr......

Salam Cinta

Ibu❤️