Setelah ibundanya meninggal, sang ayah pulang membawa istri baru dan tiga orang anak.
Fania yang dulunya putri tunggal kesayangan, kini harus mengalami cobaan hidup yang pahit. Ibu dan kakak tiri yang selalu menyiksanya, membuat sang gadis kecil ketakutan.
Kabur dan bersembunyi di sebuah desa kecil bersama simbok tercinta, dan dukungan orang-orang yang menyayanginya, Fania kecil berusaha tumbuh melawan trauma dan rasa takutnya.
Kecurigaan orang-orang terhadap kematian Ibundanya, menyingkap kebenaran atas kematian Ibundanya.
Terus berguru dengan orang-orang hebat. Fania tumbuh menjadi gadis yang kuat dan berani. Ia bertekad untuk membalaskan kematian Ibundanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CloverMint, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 33
“Aku ceritakan, tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya, Han” jawab Fira sambil menaruh telunjukknya di bibirnya, meminta Hani untuk merahasiakan cerita yang akan disampaikannya ini.
“Om Is itu teman sekolah papa aku, mereka bersahabat sangat baik. Papa sudah menganggap Om Is seperti saudaranya sendiri. Tapi karena papa harus sekolah ke luar negeri, akhirnya mereka berpisah. Saat papa balik ke Indonesi, orang pertama yang dicari papa itu Om Is ini, sampai papa membayar orang untuk mencari Om Usaha papa nggak sia-sia. Papa menemukan alamat ibunya Om Is, tapi ayah Om Is sudah tiada. Papa datang kerumah keluarga Om Is, pas papa datang, ternyata rumah Om Is lagi diserang orang. Papa kaget terus bantu menghajar orang-orang itu. Papa terluka karena melindungi ibunya Om Is, papa kemudian dilarikan kerumah sakit. Om Is yang denger berita penyerbuan rumah ibunya, langsung pulang. Mendengar kabar bahwa papa masuk rumah sakit karena melindungi ibunya, Om Is langsung lari ke rumah sakit dan merawat papa yang terbaring tidak sadar di ICU selama lima hari.Setelah papaku keluar dari ICU, Om Is tetap menunggu sampai akhirnya papa kuat bicara.”
“Papa senang bisa bertemu Om Is. Om Is juga selalu menemani papa saat berada di rumah sakit.”
“Saat papa diperbolehkan pulang dari rumah sakit, papa juga mengajak Om Is untuk tinggal bareng papa dan kerja di perusahaan papa, tapi Om Is menolak. Akhirnya setelah didesak papa, mengalirlah semua cerita tentang kehidupan Om Is, alasan mengapa ia tidak bisa tinggal dan bekerja dengan papa.”
“Papa sempat kaget saat mendengar bahwa Om Is menjadi gangster. Tapi entah kenapa, papa tetap percaya dan tetap menganggap Om Is sahabat dan saudaranya. Papa tetap kukuh meminta Om Is untuk membantu papa di perusahaan.”
“Karena didesak terus, akhirnya Om Is mengikuti kemauan papa, tapi saat itu Om Is masih bergelut didunia hitam. Papaku pelan-pelan menasehati Om Is untuk mulai lepas dari dunia hitamnya, dan belajar kembali ke jalur yang benar supaya anak cucu mereka aman dan tentram.”
“Saat papa mengenalkan sahabat sekolahnya, Tante Jane yang berkunjung dari luar negeri, Om Is ternyata jatuh cinta dengan Tante Jane.Karena jatuh cinta dan ingin memiliki keluarga yang normal, barulah Om Is mulai meninggalkan dunia hitam secara perlahan, dimulai dari melepaskan jabatan ketua disana. Walau begitu, ketua baru dan juga orang-orangnya masih tetap tunduk hingga sekarang, walau Om Is sudah nggak lagi berkecimpung di dunia sesat tersebut. Setelah lepas dari dunia hitam, papa membantu Om Is untuk mendekati Tante Jane, dan akhirnya mereka pun menikah.” Fira menceritakan kisah hidup Ismail kepada Hani dengan lengkap.
###
"Hmm, pantas Pak Ismail setia sekali dengan keluarga Nia." ucap Indra dalam kekaguman nya.
"Terus yang Kakak maksud belum dceritakan oleh Om Ismail itu apa?" tanya Anton.
"Aku juga belum tahu Ton, entahlah, mungkin cuma perasaanku saja." jawab Indra bimbang.
"Ndra kenapa nggak tanya langsung saja tanya ke Om Is? " saran Hani.
"Sebenarnya Om Is itu baik, orangnya enak diajak ngobrol kok. Setelah Fira mengenalkanku dengan Om Is, aku diajarkan karate, menembak, aku bisa jadi hakim, ini sebenarnya arahan dari Om Is."
"Lo jadi kak Hani kuliah hukum bukan karena suka ya?" tanya Anton sedikit kaget.
“Bukan nggak suka, Ton. Waktu itu kakak galau, bingung mau ambil jurusan apa, jadi ya kakak konsultasi ke Om Is." kata Hani lagi sambil tersenyum mengingat nya.
"Oh. Tapi sekarang kakak suka nggak dengan pekerjaan yang sekarang?" tanya Anton sambil menatap kakaknya.
"Ya suka, rasanya adrenaline ku seperti dipacu ketika menangani suatu kasus, Ton. Menurut kakak, menangani sebuah masalah itu mengasyikkan." ucap Hani.
"Gimana kalau nanti kita bertamu kerumah Om Is?" tanya Indra yang masih terasa ada ganjalan di dalam hatinya, seperti ada teka teki yang harus dipecahkan segera.
"Aku ikut kak." ucap Anton.
"Hahaha, kamu penasaran kan Ton?" tanya Hani ketawa melihat mimik Anton.
"Oke, besok malam kita kesana." jawab Indra, sambil berdiri berpamitan pulang untuk istirahat.
###
"Maaa, maaa!!" teriak Resi memanggil mamanya.
Laura yang baru keluar dari ruang makan akhirnya melangkah ke ruang tamu setelah mendengar teriakan Resi.
"Ada apa sih Res, teriak teriak terus tiap hari, gak bosen kamu!" jawab Laura mendelik menatap putrinya.
"Jangan sampai kamu bicara soal kamar lagi, pusing mama dengernya!" lanjut Laura.
"Ahh, mama nyebelin, sebenarnya mama sayang nggak sih ma Resi?" tanya Resi memasang muka sedih.
“Resi, mama tuh sayang sama kamu. Tapi untuk saat ini lebih baik kamu diam dan nurut dulu ya, nanti mama cari akal gimana kita bisa mengusir Nia dari rumah ini lagi!" ucap Laura sambil mengelus rambut putri kesayangannya.
"Beneran loh, ma?" tanya Resi riang.
"Beneran, mama juga nggak mau si Nia ini ada di sini." ucap Laura.
"Gimana caranya, Ma?" tanya Resi .
"Kamu diam saja, biar nanti mama yang pikirkan, kamu sekolah yang rajin saja!"
Laura masih belummendapatkan cara menghadapi Indra dan Ismai. Karena Fernandez masih bersembunyi di luar negeri, kalau sekarang dia bertindak gegabah, dia bisa bisa tinggal di jalanan, begitu pikirnya.
"Ma, besok teman Resi ulang tahun, beliin baju baru ya?" rengek Resi.
"Kamu kan masih banyak baju yang bagus, pakai itu dulu saja. Uang bulanan mama belum kembali!"
"Kok gitu sih maa. Nggak mau, pokoknya resi mau baju baru! Masa ke pesta pakai baju bekas sih Maa?"
"Resi! Kalau mama bilang nggak, ya nggak! Kalau kamu terus buat mama naik darah, mending kamu tidur sana diluar!" bentak Laura kesal.
Mendengar bentakan mama nya Resi langsung menangis. Kebetulan sekali Wahyu baru sampai di rumah.
"Loh anak papa kenapa nangis?" tanya Wahyu yang melihat Resi menangis.
"Pa, papa sayang Resi nggak?" rengek Resi.
"Sayang dong, kan Resi anak papa!" ucap Wahyu membelai rambut pjg Resi.
"Beliin Resi baju pesta ya pa, teman Resi ulang tahun. Resi kan malu kalau pakai baju bekas lagi" rengek Resi sambil memeluk papanya.
Wahyu terdiam mendengar permintaan Resi, tapi Resi terus menangis dan merengek.
Akhirnya Wahyu membuka dompetnya dan mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan.
"Ini, sana Resi pergi beli baju sama mama." ucap Wahyu lesu.
"Makasih Pa. Ayo ma, kita beli baju buat Resi."
"Dua ratus ribu mana cukup?" ujar Laura.
"Kalau cuma dua ratus ribu, kamu saja yang antar Resi beli baju, Pa!" jawab Laura ketus.
Akhirnya seratus lima puluh ribu keluar lagi dari dompet Wahyu. Resi dan Laura segera bersiap pergi ke Mall. Tak lupa, Laura juga meminta kunci mobil Wahyu. Ya, sekarang Wahyu hanya mengendarai mobil kantor saja. Mobil dan supir pribadi sudah ditarik Indra saat Nia meninggalkan rumah.
yang di padepokan juga namanya Abah Jauhari