Dicintai empat orang pria tampan dan kaya adalah keberuntungan seorang perempuan cantik bernama Tania.
Keempat pria berbeda profesi itu bersaing melakukan segala cara untuk merebut perhatian dan mendapatkan cinta Tania.
Persaingan cinta keempat pria itu semakin memanas, saat mereka mengetahui, Tania menyukai salah satu dari mereka.
Hingga suatu hari, Tania yang sudah didesak ibunya untuk segera menikah, buru-buru mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya.
Yuk, baca gimana seru, romantis dan bucinnya para pria ini dalam mengejar cinta Tania.
Kira-kira, siapa yang Tania sukai ya?
Bosnya yang berstatus duda, atau brondong rekan kerjanya? atau Dokter cinta pertamanya ataukah sang mantan kekasih yang aktor terkenal?
Jangan lupa, tinggalkan jejak yang baik dengan like, komen, subscribe dan beri vote serta ⭐⭐⭐⭐⭐ jika kamu suka.
UPDATE KARYA TIAP HARI PUKUL 7.00 WIB dan PUKUL 19.00 WIB. Tetap stay disini, jangan kemana-mana okey 🤭 MAKASIH 😍 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN 28
Malam ini adalah pesta ulang tahun Chantika putri kecil kesayangan bosnya. Tania menatap gaun cantik yang tadi di belikan pak Rudi lama. Hatinya sangat bimbang dan ragu untuk mengenakan gaun tersebut.
Pake nggak ya? Batin Tania seolah berperang dengan pikirannya. Setelah berpikir sekian lama, Tania terpaksa mengenakan gaun itu. Pesta ulang tahun Chantika akan dihadiri para kaum elite. Tania nggak mungkin memakai gaun yang sederhana.
Setelah berdandan secantik mungkin, Tania pun menenteng kado boneka Barbie yang tadi ia beli bersama pak Rudi. Sebelum mengantar Tania pulang, pak Rudi sempat berpesan, jika kado itu harus dia yang memberikannya pada Chantika anaknya. Dengan alasan suprise dari karyawan kantor.
Setelah menunggu sekian menit, sebuah mobil datang menjemputnya. Tania berangkat bersama sopir pribadi yang mengendarai mobil BMW mewah milik pak Rudi yang disediakan khusus untuk dirinya.
Suasana restoran Victoria yang mewah bak istana, terlihat makin indah dengan hiasan cahaya lampu yang warna warni bertuliskan happy birthday Chantika dan aneka balon di setiap sudut ruangan.
Tania melangkah anggun menuju ruangan pesta yang sudah tersedia untuk para tamu berkumpul. Tamu undangannya tidak terlalu ramai, namun susunan kotak kado yang besar dan menjulang tinggi memberi kesan, kalau banyak relasi yang mengirim kado meski tidak diundang. Maklum, pak Rudi sudah berpesan, undangan hanya untuk keluarga dan kerabat dekat saja.
Kehadiran Tania, mengundang perhatian para kerabat dan keluarga Atmaja yang super kaya saat Pak Rudi menyambut kedatangannya dengan penuh senyuman.
"Chantika, kenalkan ini Tante Tania." Ucap Pak Rudi menuntun Chantika putrinya menghampiri Tania.
Mata Tania tak berkedip menatap seorang anak perempuan balita imut dan menggemaskan yang bergayut di kaki pak Rudi.
"Hai Chantika!" seru Tania mengumbar senyum seraya melambaikan tangannya.
Chantika tidak menjawab. Anak perempuan cantik itu hanya tersenyum lebar dan menggigit kukunya seraya melirik malu-malu pada daddynya.
"Anak Daddy malu ya!? Ayo salaman sama Tante Tania." Bujuk Pak Rudi agar Chantika mendekati Tania.
"Kenapa malu, sini sama Tante! Lihat nih, Tante bawa apa buat Chantika." Tania ikut membujuk memamerkan kado yang ia bawa.
Chantika memandang Daddynya sejenak. Lalu mendekati Tania ragu.
"Ini apa?" Chantika menunjuk kado yang dibawa Tania penasaran.
"Eum..., Chantika suka boneka Barbie nggak?" Tania pura-pura tak tahu boneka kesukaan Chantika.
Mata Chantika seketika berbinar dan terlihat senang memperlihatkan gigi susunya yang tersusun rapi.
"Chantika suka. Suka Barbie!" serunya.
"Selamat ulang tahun Chantika." Ujar Tania mencubit pipi chubby nya gemas.
"Makasih Tante." Sahut Chantika teramat senang saat Tania menyerahkan kado yang ia bawa ketangan mungil Chantika.
Chantika memeluk kado yang di beri Tania erat dan bergegas menghampiri daddy nya yang malam ini terlihat sangat tampan dan berkharismatik dengan jas hitam, berpadu kemeja hitam dan celana hitam.
"Daddy, Barbie! Chantika dapat Barbie, hore!" lonjak Chantika girang, memamerkan kado yang dalam pelukannya pada pak Rudi.
Senyuman hangat terukir diwajah tampan pak Rudi yang sangat menyayangi putri satu-satunya itu. Beliau memeluk putrinya sejenak dan menatapnya penuh kasih sayang.
"Chantika senang ya? Dapat kado Barbie?" tanya pak Rudi.
"Iya, Chantika senang. Apalagi kalau Barbie nya bisa ngomong." Celetuk Chantika membuat Tania dan pak Rudi menahan senyum.
"Tante Tania mirip Barbie nggak?" tanya pak Rudi lagi mengerling kearah Tania.
"Iya, Tante Tania cantik. Kayak Barbie." Sahut Chantika polos.
Wajah Tania seketika memerah tersipu malu.
"Rudi!"
Mendadak seorang wanita yang berpenampilan elegant berumur sekitar 60an terlihat berjalan anggun mendekati mereka.
Chantika yang ada di samping pak Rudi, terlihat gembira melihat kemunculan wanita itu. Diapun berlari menghampiri si wanita dan memamerkan kado yang diberikan Tania pada wanita itu.
"Oma, lihat! Chantika ada Barbie. Chantika dapat kado Barbie!" Jerit Chantika senang.
"Oh ya, siapa kasih cucu Oma Barbie?" tanya wanita yang tak lain adalah Nyonya Mayang, istri Tuan Jaya Atmaja sekaligus ibu kandungnya pak Rudi.
"Itu, Tante itu! Tante Tania!" tunjuk Chantika kearah Tania yang sedang berdiri tak jauh dari pak Rudi berada.
Sorot mata Nyonya Mayang beralih memandang Tania tajam. Menelusuri setiap jengkal tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia pun berjalan, mendekati Tania dan pak Rudi sambil menuntun cucunya Chantika.
Meskipun belum pernah bertemu dengan Nyonya Mayang, Tania sudah menduga, jika wanita itu harus dihormati. Saat Mayang mendekat, Tania langsung menunduk memberi hormat.
"Selamat malam nyonya." Sapa Tania hormat.
Nyonya Mayang sejenak tertegun melihat kecantikan Tania. Dia pun memandang pak Rudi bingung.
"Dia siapa?" bisik Mayang sedikit merapat pada tubuh anaknya Rudi.
"Dia Tania, sekretaris ku." Sahut Pak Rudi setengah berbisik.
Nyonya Mayang langsung manggut-manggut. Matanya tak berkedip menelusuri penampilan Tania, membuat Tania jadi grogi.
"Cantik, cantik sekali." Puji Nyonya Mayang dalam hati mengagumi kecantikan Tania.
"Tania, umurmu berapa?" tanya Nyonya Mayang tiba-tiba mengagetkan Tania yang sedari tadi mulai di rasuki hawa dingin saking grogi dan nervous saat Nyonya Mayang datang.
"Oh, 27 tahun nyonya." Jawab Tania kikuk, mencoba untuk tersenyum meski agak sulit.
Aura wanita yang di depannya saat ini terlalu anggun. Tania sampai mengeluarkan keringat dingin karena tatap matanya yang tak pernah lepas memperhatikan dirinya.
Nyonya Mayang menatap anaknya Rudi sebentar. Anaknya yang selalu tegas dan berwibawa itu, terlihat senyum-senyum sendiri memperhatikan sikap grogi Tania.
"Ehem, Tania. Jangan panggil nyonya. Panggil saja saya Tante." Ucapnya menyuruh Tania agar bersikap lebih akrab padanya.
"Oh, baik Tan, Tante." Sahut Tania grogi dan malu.
"Ikut Tante yuk, biar Tante kenalin sama papinya Rudi sekalian saudaranya." Ajak Nyonya Mayang melambaikan tangan pada Tania memberi isyarat agar Tania mendekatinya.
Tania tercengang sesaat. Dia menatap pak Rudi yang hanya tersenyum dan memberi isyarat dengan sedikit menggerakkan kepalanya. Walau hatinya diliputi rasa cemas dan grogi yang luar biasa, mau tak mau Tania mendekati Nyonya Mayang yang langsung menggandeng tangannya menuju sekumpulan orang yang tengah berkumpul dalam ruangan yang sama.
"Papi!" Nyonya Mayang terlihat melambaikan tangannya pada seorang pria yang juga berumur sekitar 60an namun masih tampak gagah meski sudah di usia senja. Beliau asyik berbincang dengan seorang pria seumuran. Namun saat istrinya Nyonya Mayang memanggil, beliau langsung berpaling dan berkerut heran melihat istrinya menggandeng Tania.
"Pi, ini Tania. Sekretaris yang bekerja di perusahaan Rudi." ujar Nyonya Mayang memperkenalkan Tania pada suaminya yang tak lain adalah Tuan Jaya Atmaja. Pengusaha kaya raya, bapak tirinya pak Rudi.
"Owh, jadi ini yang namanya Tania!?" seru Tuan Jaya Atmaja gembira mengangguk-anggukkan kepalanya.
Tania lagi-lagi merasa grogi. Ia hanya tersenyum, menundukkan kepalanya. Ada sedikit keanehan yang timbul dihatinya. Kenapa Tuan Jaya Atmaja seakan sudah mengenalnya? Namun Tania mengusir rasa aneh itu. Dia lebih fokus memikirkan dirinya yang harus menjaga sikap di depan orang-orang kaum elite itu.
"Oh iya, Frisco mana ya? Kenapa dia nggak kelihatan?" Celetuk Mayang mengundang perhatian Tania.
"Frisco..., Frisco. Kemana lagi anak itu!?" cicit Mayang tampak kebingungan, sibuk mencari seseorang dengan gerakan matanya yang bergerak liar memperhatikan setiap orang yang ada dalam ruangan tersebut.
Frisco!? Tania juga ikut bingung, tak tahu siapa orang yang sedang di cari Nyonya Mayang.
.
.
.
BERSAMBUNG
Ada yang tahu siapa itu Frisco?????
Komen dibawah ini ya,, jangan lupa tinggalkan jejakmu agar author bisa ikut mampir ke karyamu 👌
Jangan lupa like, komen, vote dan ⭐⭐⭐⭐⭐ kalau kamu suka ceritanya.
MAKASIH SEMUAAA.... ❤️❤️❤️
terimakasih Oma untuk karya terbaiknya 🥰
titip 3 mawar buat pak Rudi ditunggu panggilan sayangnya hehe
sampai bertemu lagii 💝