Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.
Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.
Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.
Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 – Pertarungan Inti Nexus
Setelah wanita itu pergi, sirene berbunyi sangat keras, meraung-raung di seluruh ruangan, lalu dari dalam dinding baja keluar para sentinel human drone menghampiri mereka, dengan tubuh ramping dan memiliki senjata sinar plasma pada setiap tangannya. Para sentinel itu mulai mendekati Alea dan tim-nya. Sentinel itu muncul bukan hanya dari dinding namun dari lantai dan juga langit-langit, sinar plasma yang menjadi senjata mereka mendesis dan siap membelah
apapun di hadapannya.
“Sebar posisi! Jangan biarkan mereka mengurung kita!” Teriak Alea.
Mereka membentuk formasi, Cecilia langsung bergerak dan meluncur ke arah kiri lalu menembaki para sentinel dengan membabi buta, Zora ke sudut ruangan berjongkok dekat terminal sistem untuk membobolnya. Sedangkan Leo, bergerak cepat seperti peluru ia menghancurkan sentinel satu persatu, hanya dengan kekuatan fisiknya, ia menghabisi para sentinel dengan sangat brutal. Alea menggunakan pisau belati nya, mencabik-cabik tubuh para sentinel.
Dengan lincah Alea melompat ke arah salah satu sentinel, dengan pisau belati nya ia menusuk leher sentinel itu lalu memutar belati nya sampai kepala sentinel terputus dari badannya. Sinar plasma dari sentinel yang lain hampir saja mengenai dirinya jika ia tak bergerak dengan cepat.
Di lain sisi Cecilia melemparkan granat EMP yang mengeluarkan sinar biru pada saat akan meledak, granat itu mengenai lima sentinel yang mati dalam sekejap, namun sayangnya granat yang Cecilia miliki tinggal sedikit, ia berteriak pada Zora dan juga yang lain.
“EMP cuma punya dua lagi! Setelah itu kita cuma bisa andalkan skill!” Teriak Cecilia
“Aku butuh tiga menit untuk memutus semua koneksi Nexus ke jaringan eksternal!” Sahut Zora dari terminal sistem
"Tiga menit di neraka, ok kita siap lakukan segera" Teriak Alea.
...****************...
Sedangkan di ruang observasi Dr. Velyra, memantau mereka dari sebuah layar monitor, ia tersenyum dingin dengan wajah tanpa ekspresi. Ia berbicara menggunakan speaker, suaranya menggema di seluruh ruangan.
“Lihat dirimu, Alea. Kau berjuang demi tubuh yang bahkan bukan milikmu. Gadis itu tidak akan pernah kembali utuh. Semua ini sia-sia." Ucapnya. Saat mendengar itu hati Alea seperti tertusuk ribuan belati, namun Alea tak menyerah ia masih terus menyerang para sentinel itu. Semakin Dr. Velyra memanasi Alea, ia semakin gesit dan lincah bergerak ke kanan dan ke kiri, melompat menghindari serangan, menembak bahkan menebas semua sentinel yang menyerang nya. Dalam hatinya ia selalu mengulang kalimatnya sendiri.
"Ini bukan tentang diriku, namun ini soal kebenaran" Batin Alea.
Di saat semua sedang sibuk dengan para sentinel, ada dua sentinel yang berhasil menerobos pertahanan Leo dan menyerang Zora dengan sinar plasma. Alea yang melihat langsung berlari ke arah Zora dan menghalangi serangan sentinel dengan tubuhnya. Sinar plasma menghantam rompi miliknya membuat Alea terpental jauh.
"Alea, apa kau sudah gila hah" teriak Zora.
"Uhuk, kau bilang tadi hanya tiga menit kan, cepatlah pergunakan waktumu itu, aku masih di sini" Alea terbatuj sambil memegang dadanya yang terasa sesak.
"Hey, kau tak apa apa kan, masih bisa bangun" Teriak Cecilia,
Alea mengacungkan ibu jarinya tanda ia baik baik saja.
"Ok Leo, sekarang giliran kita, habisi mereka semua" Seru Cecilia, dengan buas ia menyerang dan menembaki para sentinel, Leo dengan kekuatan fisiknya menyerang dengan lebih brutal dari sebelumnya. Dengan sekali gerakan Leo menghancurkan satu sentinel terakhir, ia menghantamkan kepala sentinel itu ke lantai hingga hancur. Zora yang sejak tadi berjongkok di terminal sistem untuk membobol sistem dari dalam, akhirnya berdiri dan memberikan kode.
“Sambungan ke luar sudah terputus! Nexus sekarang terisolasi!” teriak Zora.
Alea menoleh ke arah inti Nexus yang berputar dalam silinder kaca. berbentuk bulat dan berdenyut seperti jantung.
“Bagus. Sekarang… kita jatuhkan jantungnya.” Alea mendekati ini Nexus perlahan, yang lain mengikuti dari belakang, lalu diam sejenak memperhatikan Alea uang sedang mengamati inti Nexus.
Melihat Alea dan tim nya berhasil mengalahkan para sentinel dengan sangat mudah, Dr. Velyra mengaktifkan tombol pertahanan, ia menekan tombol pembuka dinding silinder untuk memperlihatkan Nexus sepenuhnya. Bola kristal hitam berdenyut, kini memancarkan gelombang energi yang membuat lantai bergetar.
"Kalian pikir mudah menghancurkan ini? Nexus adalah gabungan jiwa dan teknologi. Sentuh tanpa izin… dan kalian akan ikut terhapus.” Dr. Velyra tertawa menakutkan di balik dinding kaca.
“Kalau begitu, aku akan melanggar semua izinnya, bukankah peraturan di buat untuk di langgar, benar begitu bukan Dr. Velyra" Alea tersenyum tipis, seakan menantang wanita di balik dinding kaca itu.
"Coba aja kalau kau berani Alea, jiwa mu akan hancur bersama. dengan tubuh gadis itu, dan kau tak akan pernah kembali ke dunia nyata" sekali lagi Dr. Velyra tertawa terbahak-bahak.
"Hey, jangan terlalu lebar tertawa mu, nanti ada lalat masuk" Teriak Zora, yang lain tersenyum geli mendengar ucapan Zora tadi.
"Silahkan saja jika kalian memang cukup tangguh untuk melawan Nexus, semoga perjalanan kalian ke neraka bisa lebih cepat dan tak menyakitkan" Dr. Velyra menutup komunikasi dengan mereka, ia tiba-tiba menghilang dari balik dinding kaca, atau bisa jadi dinding kaca itu berubah warna menjadi gelap. Dan Dr. Velyra masih berada di sana memperhatikan mereka semua.
Mereka berempat memutuskan untuk berlari ke arah inti Nexus. Alea meminta agar tetap bersama dan saling berpegangan tangan satu sama lain. agar jika terjadi sesuatu mereka bisa saling membantu. Namun karena gelombang inti Nexus sangat kuat, membuat mereka berkunang-kunang, yang membuat Zora hampir saja tumbang, beruntung Leo dengan sigap menangkap tubuh nya, sehingga Zora tak sampai terjatuh. Leo menyanggah kepala Zora agar tetap berdiri tegak. Sampai sampai Zora harus menggigit bibirnya agar ia tetap fokus pada misi kali ini.
Alea yang berjalan paling depan sudah hampir. sampai pada diriku. pusat Nexus. Ia bersiap dengan pisau belati nya, namun saat ia semakin dekat dengan Nexus tiba-tiba saja tubuhnya seperti di sedot ke dalam inti Nexus, di awali dengan. kilatan cahaya yang menyelubungi dirinya, dan ia pun di bawa ke dunia ilusi oleh Nexus.
Dunia kini berubah menjadi gelap, ia tak dapat melihat apapun, ia banyak mendengar bisikan bisikan harus yang terus menggema dalam telinganya.