Lisa, seorang istri yang disia-siakan oleh suaminya. Status pernikahannya digantung karena suaminya menikah lagi dan Lisa tidak mendapatkan nafkah yang layak. Tetapi Lisa harus kuat karena ada 3 orang anak yang masih membutuhkannya. Sandi, Rizki dan Shanum masih memerlukan kasih sayang dari Lisa dan tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk bertahan hidup dan pendidikannya. Sementara Dani suaminya hanya perduli dengan istri keduanya walaupun hanya dinikahi secara siri. Bagaimana nasib Lisa dan ketiga anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yayuk riyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Menata Ulang
Besok adalah hari minggu. Lisa sudah berencana hari minggu besok akan beberes rumah. Dia akan kembali merapikan tata letak barang-barang di rumahnya yang sudah dipindah-pindahkan oleh mertuanya kemarin-kemarin.
Hari yang ditunggu pun tiba. Lisa sudah bilang ke bu Sri untuk membantunya memindahkan barang-barang. Pagi-pagi bu Sri sudah datang.
"Assalamu'alaikum ...." , ucap bu Sri di depan.
"Wa'alaikumsalam bu. Masuk aja, saya di belakang." , jawab Lisa.
"Iya neng." , jawab bu Sri.
Sesampainya bu Sri di dapur. Bu Sri kaget melihat dapur berantakan kaya kapal pecah.
"Ya Allah, neng Lisa. Sabar atuh, tunggu ibu datang baru kita beres-beres sama-sama." , ujar bu Sri.
"Nggak sabar bu, kelamaan tunggu bu Sri. Ayok, bantu saya bu, pindahin meja makan nya." , pinta Lisa.
"Ok neng. Action." , jawab bu Sri.
Lisa geleng-geleng kepala melihat tingkah bu Sri.
Kemudian, Lisa dan bu Sri beres-beres. Kebetulan Rizki belum bangun sedangkan Sandi main di rumah tetangga. Tidak sampai 2 jam, pekerjaan Lisa dan bu Sri sudah hampir selesai. Tinggal dirapikan saja barang yang kecil-kecil.
"Neng, sudah biar ibu yang rapikan sisanya. Neng lihat Rizki aja sana. Takutnya sudah bangun. Kasihan kalau sendirian." , ucap bu Sri.
"Iya bu, saya ke kamar dulu ya bu lihat Rizki." , jawab Lisa.
Sesampainya di kamar, Lisa melihat Rizki sudah bangun, tapi dia tidak nangis. Lisa pun segera menggendong Rizki dan membawanya keluar.
"Bu Sri, ternyata Rizki sudah bangun. Tapi dia pintar nggak nangis bu." , ucap Lisa pada bu Sri.
"Iya bu, dia memang anak pintar, nggak rewel. Tiap hari juga begitu dia neng." , jawab bu Sri.
"Iya sayang, Rizki anak pintar ya. Nggak mau bikin mama susah ya." , ucap Lisa pada anaknya.
Tidak lama kemudian, pekerjaan bu Sri pun selesai. Kini, rumah Lisa sudah terlihat lebih luas karena penataan barang yang pas. Lisa merasa senang. Matanya tidak sakit lagi seperti kemarin karena melihat barang-barang yang berantakan. Kini rumah Lisa terlihat lebih rapi dan luas.
Siang hari, selesai bekerja beres-beres rumah, Lisa mengajak bu Sri beristirahat sambil duduk-duduk di teras. Kebetulan ada abang bakso, Lisa membelikan bu Sri bakso. Sandi pun nggak mau ketinggalan. Dia yang paling semangat.
"Mama, aku juga mau bakso, jangan pake sambel." , ucap Sandi.
"Iya sayang. Sebentar ya sabar dulu, masih ngantri itu baksonya." , jawab Lisa.
"Iya mama. Adek Rizki juga mau katanya ma. Jangan pake sambel juga. Iya kan dek?" , tanya Sandi pada adeknya.
"Sandi....sandi....adek Rizki belum bisa makan bakso." , jawab Lisa.
"Belum bisa ya ma? Ya udah nggak usah deh." , ucap Sandi lagi.
"Iya sayang belum bisa. Adek Rizki makannya masih bubur." , jawab Lisa.
Kemudian, setelah mengantri cukup lama, kini giliran Lisa. Dia memesan 3 mangkok bakso, buat dia sendiri, buat Sandi juga buat bu Sri.
"Bang, baksonya 3 ya. Jangan pake sambel 1." , ucap Lisa pada abang bakso langganan nya.
"Sip neng. Seperti biasa ya?" , tanya abang bakso yang sudah hapal dengan yang biasa Lisa pesan sambil menyiapkan pesanan Lisa.
"Iya bang, seperti biasa." , jawab Lisa.
Kemudian, mereka pun makan bakso dengan lahap. Selesai makan bakso, bu Sri pamit pulang.
Tingkatkan terus...