Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Saling Cemburu.
"Sayang ayo cepat!" ajak Thalia yang tampak mendesak Devan.
"I-iya!" Devan yang terlihat terpaksa ditarik oleh Thalia. Walau Devan dan Thalia sudah berlalu dari depan pintu kamar Aletta dan tetap saja mata Devan masih menoleh ke arah Aletta.
Aletta tidak berkomentar apapun, tetapi dari wajahnya terlihat begitu sedih. Aletta menghela nafas dan tidak mengatakan apa-apa yang langsung memasuki kamarnya menutup pintu itu.
Aletta menyandarkan punggungnya pada pintu kamar dengan beberapa kali menghela nafas. Wajahnya tampak sedih, lagi-lagi apa yang dia inginkan tidak sesuai dengan keinginan hatinya.
Aletta memegang dadanya seolah ada goresan yang terasa sakit di sana.
***
Akhirnya malam ini tibalah acara peresmian Resort Bayu. Dalam acara peresmian itu terlihat banyak sekali orang-orang yang merupakan rekan bisnis Bayu yang hadir dalam acara peresmian tersebut.
Thalia sudah di sana bersama dengan Devan yang tampak duduk yang hanya mengikuti berjalannya acara, setelah tadi Bayu sudah melakukan potong pita bersama dengan kedua orang tuanya.
Bayu sekarang menyapa para tamunya dan mengobrol sebentar secara bergantian. Devan dan Thalia hanya duduk dengan menikmati makanan yang sejak tadi diantarkan pelayan kepada mereka yang memang para pelayan di sana tampak berkeliling melayani para tamu.
"Kenapa Aletta belum datang juga?" tanya Thalia yang memang sejak tadi tidak melihat adiknya.
"Aku sangat yakin jika sebenarnya Bayu pasti menginginkan Aletta hadir lebih awal dan ada di saat peresmian dibuka. Aletta benar-benar tidak pernah peka. Jika ada pria yang begitu effort kepadanya," oceh Thalia.
"Kamu kenapa sih masih aja ingin menjodohkan Aletta dan juga Bayu. Apa kamu tidak bisa untuk tidak ikut campur dengan urusan asmara Aletta," ucap Devan dengan nada tampak kesal.
Thalia dapatkan teguran seperti itu sampai menghentikan makannya dan melihat serius ke arah kekasihnya.
"Kenapa kamu marah jika aku menjodohkan Aletta dengan Bayu?" tanyanya dengan tatapan penuh selidik.
Devan menghela nafas, tidak bisa mengendalikan diri yang ternyata membuatnya mendapatkan masalah besar.
"Kenapa juga aku harus marah," jawab Devan mengelak.
"Lalu nada bicara kamu seperti itu, sudah menjelaskan kalau kamu marah. Setiap kali aku membahas Aletta dan juga Bayu kamu akan bersikap seperti ini," ucap Thalia.
"Memang ada orang yang sedang berpacaran, sedang duduk berdua dan yang dibahas orang lain. Bagaimana jika aku membahas orang lain di saat kita berdua. Kamu nyaman atau tidak," ucap Devan yang memang paling pintar mengembalikan situasi agar Thalia tidak curiga padanya.
Thalia yang terdiam dan mengambil air putih lalu meneguknya.
"Iya-iya aku minta maaf seharusnya tidak membahas siapapun saat kita berdua," sahut Thalia.
Devan tidak menanggapi.
"Itu dia yang di cari. Akhirnya muncul juga," ucap Thalia yang berfokus pada satu arah dan membuat Devan membalikkan tubuhnya.
Akhirnya Aletta muncul yang tampil begitu sangat cantik menggunakan dress berwarna biru muda tanpa lengan memperlihatkan bagian atas dadanya dan juga bahunya yang sangat indah.
Hair stylist rambut Aletta di sanggul cepol dengan anak rambut yang berada di sisi kiri dan kanannya di gelombang yang membuat wanita itu semakin cantik.
Mata Devan tidak berkedip melihat kecantikan Aletta. Bayu yang melihat kedatangan Aletta tersenyum dan langsung menghampiri Aletta sembari membawa bunga.
"Maaf Bayu aku terlambat datang," ucapnya yang merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa Aletta. Kamu sudah memberikan alasan kamu terlebih dahulu. Mungkin terlalu banyak pekerjaan yang membuat kamu kelelahan. Jadi tidak masalah yang penting kamu hadir," ucap Bayu.
Aletta tersenyum yang merasa lega dengan Bayu tidak mempermasalahkan hal itu.
"Ini untuk kamu!" Bayu yang langsung memberikan bunga tersebut.
"Kenapa memberiku bunga? Kamu yang memiliki acara dan seharusnya aku yang memberi kamu hadiah," ucap Aletta.
"Hadirnya kamu pada acaraku merupakan hadiah untukku dan maka dari itu aku juga memberikan hadiah untuk kamu," ucap Bayu yang berbicara begitu sangat lembut dan tampak tulus dari tatapan matanya.
Aletta mungkin kurang nyaman dengan pemberian Bayu, Tetapi dia tetap tersenyum menghargai pemberian Bayu dan mengambilnya.
"Ayo Aletta!" ajak Bayu membawa wanita itu untuk memperkenalkan kepada kedua orang tuanya.
Aletta menurut saja. Mata Devan sangat jelas sekali cemburu, apalagi melihat senyum Aletta pada Bayu. Untung saja Thalia tidak kembali mengungkit nama Aletta maupun Bayu yang pasti akan membuat Devan semakin murka dan bisa-bisa tidak dapat mengontrol diri yang akhirnya marah.
Aletta juga tampak ramah kepada kedua orang tua Bayu yang memang sebelumnya Aleta sudah mengenalnya karena mereka merupakan teman dan terlebih lagi orang tua Bayu juga saling mengenal dengan orang tua Aletta.
"Kamu benar-benar sangat cantik Aletta. Tante senang melihat kamu berada dalam acara ini," ucap wanita kita berusia 50 tahunan lebih itu tampak ramah pada Aletta.
"Makasih Tante!" Aletta juga sangat senang diberi kesempatan untuk hadir dalam acara ini," ucapnya.
"Kamu nikmati acara ini ya," ucap wanita itu yang membuat Aletta menganggukkan kepala.
Tiba-tiba saja musik alunan dansa yang romantis terdengar begitu indah. Pasangan yang ada di sana baik yang muda dan tua tampak berdansa dengan romantis dan bahkan kedua orang tua Bayu juga melakukan hal yang sama.
"Mama dan Papa memang tidak bisa kalau tidak mendengarkan musik, mereka langsung menjadi rajanya," ucap Bayu dengan geleng-geleng kepala.
"Kamu seharusnya bersyukur memiliki orang tua yang masih memiliki percaya diri seperti itu. Bunda dan Ayah kalau sudah di tempat keramaian pasti malu-malu," sahut Aletta.
"Memang jarang sekali pasangan yang sudah berpuluhan tahun menikah dan masih tetap romantis seperti pengantin baru. Kamu benar hal ini harus disyukuri dan akan menjadi motivasi," sahut Bayu.
Aletta hanya mengangguk saja, tiba-tiba matanya tertuju pada tangan yang juga ikut berdansa dan siapa lagi jika bukan Thalia dan Devan. Sudah bisa dipastikan Thalia merengek meminta berdansa bersama Devan.
Aletta jelas sangat mengenali gaya pacaran kakaknya itu. Mata Aletta tampak begitu serius sampai akhirnya Devan melihatnya. Tatapan mata itu tidak bisa bohong jika ada kecemburuan di hatinya.
"Ayo Aletta!" Aletta yang tiba-tiba tersentak kaget saat tegur oleh Bayu dan mengulurkan tangannya.
"Ayo apa?" tanya Aletta.
"Berdansa!" ajak Bayu.
"Tidak! Aku tidak bisa melakukannya," tolak Aletta.
Bayu tersenyum dan mengambil boucket bunga yang sejak tadi dipegang Aletta. Bayu meletakkan di atas meja.
"Orang-orang yang berdansa itu juga kebanyakan tidak bisa. Tetapi ketika sudah dimulai maka hal itu akan terjadi secara otodidak," ucap Bayu dengan lembut.
Aletta yang tidak bisa menolak, pada akhirnya pasangan itu juga bergabung pada pasangan lain.
Aletta tampak gugup saat satu tangan Bayu memegang tangannya dan satu lagi berada di pinggangnya. Aletta hanya mengikuti pergerakan Bayu yang secara pelan dan mungkin memang apa yang dikatakan Aletta jika dia tidak biasa berdansa.
Bayu mungkin merasa senang tetapi tidak menyadari bahwa Aletta sangat tidak nyaman berdansa dengan Bayu yang terlihat dari wajahnya tanpa gelisah.
Ada yang lebih gelisah dan dipenuhi dengan rasa cemburu, siapa lagi jika bukan Devan yang tidak fokus pada kekasihnya yang sudah mengalungkan kedua tangannya di leher Devan.
Thalia yang berusaha untuk menghidupkan suasana semakin romantis bersama kekasihnya itu.
Bersambung.....