orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
posesif
"Oh, letakkan saja"
Ana mengangguk lalu meletakkannya di atas meja Alvaro. Lalu Ana hendak melangkah keluar.
"Kau akan langsung pulang?", tanya Alvaro
"Iya "Ucap Ana
Setelah Ana keluar dan menutup kembali pintunya. Ricky mendekat ke arah Alvaro bertanya.
"Itu tadi istri loh?",
"Hm"
"Sip lah gue PDKT in dia dari sekarang, gue mau nganter pulang boleh kan buat permulaan gitu PDKT dengannya", Kata Ricky yang langsung berlari keluar dari ruangan Alvaro menuju parkiran mobil
"Sialan lo, Ricky!", teriak Alvaro
Alvaro langsung bangun dari tempat duduknya dan berdiri lalu berjalan menyusul Ricky sebelum ia mengajak Ana pulang bersama. Alvaro tidak rela kalau Ana diantar pulang oleh Ricky. Jangankan dengan Ricky dengan pria mana pun dia juga tidak akan rela. Begitulah Alvaro yang posesif terhadap Ana.
Akhirnya Alvaro sudah sampai di parkiran mobil. Dia melihat Ana Masih berdiri lalu dia menghampiri Ana sambil berlari.
"Tunggu Aku . Aku akan mengantarmu pulang", ucap Alvaro yang langsung pergi berjalan ke parkiran mobil.
Ana belum sempat menjawabnya Alvaro sudah pergi berjalan. Sesaat kemudian Alvaro sudah ada di hadapan Ana. Alvaro membukakan pintunya.
"Ayo naik!"
Ana hanya mengangguk dan berjalan menghampiri mobil lalu masuk ke dalam mobil. Mereka di dalam mobil tidak ada pembicaraan. Ricky pun tak tinggal diam dia terus mengikuti mereka dari belakang.
Beberapa menit mereka sampai di rumah.
"Ngapain lo ke sini!", tanya Alvaro tidak suka kepada Ricky
Susah payah Alvaro membawa Ana pulang ke rumahnya. Agar Ricky tidak mengikutinya. Tapi nyatanya tidak sekarang malah dia mengikutinya sampai ke rumah.
"Gue kan udah bilang sama lo, gue mau PDKT sama istri lo"
"Kenalkan nama gue Ricky, nama lo siapa?", Kata Ricky yang mengulurkan tangannya ke arah Ana
"Nama saya Ana", jawab Ana sambil mengulurkan tangannya ke arah Ricky
"Shit!", umpat Alvaro saat Ricky hendak mencium tangan Ana
Alvaro langsung menarik tangan Ana.
" Ck! ganggu aja sih lo!", ujar Ricky Alvaro menarik tangan Ana dari tangannya.
"Bacot lo! pulang nggak lo sekarang!", ucap Alvaro yang kesal kepada Ricky sahabatnya
"Dih ,posesif amat lo", dengus Ricky
"Gue boleh nggak minta nomor teleponnya . biar gue bisa ngabarin lo jam berapa besok kita makan siang bareng di luar", goda Ricky yang sambil mengedipkan sebelah matanya
"Anj*Ng, lo!", umpat Alvaro lebih keras
Dia kehabisan kesabaran sekarang, Alvaro pun langsung menarik tangan Ricky dan membawanya keluar dari rumah.
"Pergi lo sekarang ! awas aja kalau ke sini lagi, gue tusuk mata lo yang berani menggoda istri gue!", ujar Alvaro kesal
"Nggak apa-apa deh gue nggak boleh main ke sini, nanti gue ajak aja Ana main ke rumah gue"
Alvaro yang mendengarnya langsung bertambah marah tatapan tajam ke arah Ricky. Bukannya takut dia terus saja menggoda Ana.
"Ana ,besok kita ketemuan di cafe dekat kampus ya", teriak Ricky pada Ana yang berada di dalam rumah
"Anj*ng , lo", umpat Alvaro murka melihat sahabatnya dari tadi terus-menerus menggoda Ana
Ricky tidak ingin kena amukan Alvaro, dia pun bergegas pergi berlari masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mobilnya dan melaju meninggalkan rumah Alvaro . Alvaro berjalan masuk ke dalam rumah setelah Ricky pulang
"Kenapa kau ketawa?", tanya Alvaro pada Ana dengan tatapan datar
"Eh, hehe... nggak ko pengen ketawa aja", balas Ana yang cengengesan
Alvaro hanya menatap datar lalu pergi berjalan menuju kamarnya, begitu pula dengan Ana berjalan di belakang Alvaro tapi menuju kamar Ana.
.
.
.
Ana berjalan menuju kamar mandi setelah itu dia keluar dari kamar mandi dan berjalan ke tempat tidur lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. akhirnya dia tertidur, tapi tidak lama kemudian Ana terbangun karena terasa mual perutnya.
Ana langsung berlari menuju kamar mandi lalu muntah perutnya terasa mual dan kepalanya terasa pusing.
Setelah memuntahkannya Ana kembali keluar dari kamar mandi lalu merebahkannya di atas sofa yang ada di kamar.
Tiba-tiba saat Ana merebahkan tubuhnya di sofa sambil memijit dahinya yang terasa pusing .Alvaro masuk ke dalam kamarnya.
"Ada apa lagi denganmu? Apa kau masih belum sembuh juga ?", tanya Alvaro sambil melihat Ana yang berbaring di sofa kamar sambil memijat dahinya dan memejamkan matanya
Baru duduk di sofa di samping Ana lalu mengangkat kepala Ana dipindahkan ke atas pahanya.
Alvaro mulai memijit dahi Ana .
"Apa kau juga mual seperti kemarin?", tanyanya
"Ya ,tadi aku sempat muntah-muntah sebentar"
"Aku akan memanggil dokter untukmu
" Ti.... tidak perlu. aku baik-baik saja", cegah Ana.
Dia takut Alvaro tahu bahwa dia sedang hamil dan Setelah dia tahu ,dia takut Alvaro tidak mau menerima anak ini . Dan juga dia takut Alvaro menyalahkannya atas kehamilannya.Dia takut Alvaro prasangka buruk padanya bahwa dia tidak meminum obat pencegah kehamilan . padahal Ana setiap kali berhubungan dengan .Dia tidak pernah lewat meminumnya obat pencegah kehamilan Itu. Ana juga bingung kenapa bisa hamil.
"Aku tidak menerima penolakan kali ini", kata Alvaro tegas
Dia berdiri lalu bergegas pergi ke kamarnya untuk mengambil ponselnya dan segera menghubungi dokter pribadinya.
"Argh... bagaimana ini?", gumam Ana yang panik
"Aish... Kenapa otaku tidak bisa berpikir apapun", kesel Ana pada dirinya sendiri
Kini Alvaro sudah kembali masuk ke dalam kamar Ana.
"Setelah bentar lagi dokternya akan datang", ujar Alvaro
"Hah! apa?", anak terkejut saat Alvaro mengatakannya
Alvaro mengerutkan keningnya ketika melihat ekspresi Ana yang terkejut di wajahnya yang terlihat jelas.
"Ada apa?"
"Ti..tidak ada", jawab Ana sambil menggelengkan kepalanya
"Aku akan menunggunya di luar", pamit Alvaro lalu berjalan pergi keluar rumah untuk menunggu dokter pribadinya.
Ana yang masih di dalam kamar dia semakin merasa cemas dan bingung, dia takut ketahuan oleh Alvaro bahwa dia hamil.
"Bagaimana ini !",gumam Ana
Tidak lama kemudian pintu kamar kembali terbuka dan menampakan seorang pria yang berjas putih yaitu adalah dokter.
"Kak Bobby", kata Ana yang terkejut saat melihat dokternya adalah kakak Bobby yang dia kenal
Ucap mereka bersamaan,"kau istrinya Alvaro?"tanya Bobby yang terkejut
Ana mengangguk lalu melihat ke arah belakang kakak Bobby, kuatir jika pria itu mendengar percakapannya .
"Di mana Alvaro?", tanya Ana sambil celingukan
"Dia ke dapur untuk mengambil minum"
"Syukurlah kalau begitu"
"Kak Bobby ,tolong jangan katakan pada Alvaro jika aku sedang hamil", ucap Ana kembali
"Tapi kenapa?"
"Emm....itu ..ak-aku ingin memberinya kejutan saat di hari ulang tahunnya ", jawab Ana sambil berbisik
Bobby mengerutkan keningnya lalu menaikkan bahunya acuh .
"Baiklah, terserah kau saja"
"Kak Bobby, tidak akan memberitahunya kan?"
"Iya ,aku akan mengatakannya jika kau hanya kelelahan", jawab Bobby acuh
"Terima kasih kakak Bob?", ucap Ana saat melihat Alvaro yang sudah ada di ambang pintu