Bagaimana jika degup ku tak kunjung meredup, sedangkan rasamu tak kunjung selaras. Bagaimana jika rindupun tak kian padam namun rasanya terus meredam. Ternyata benar tidak ada yang mampu menggenggam hujan. karena hujan jatuhnya selalu menyakitkan bukan. (Lavanya)
Kisah gadis Bar-Bar yang mengalami broken home, bukan hanya broken home tapi juga broken heart, sebab teman masa kecilnya sekaligus tentangga depan rumahnya mendadak menjauh dan renggang karena di antara keduanya terjadi kesalahpahaman hingga membuat keduanya menjaga jarak, namun memang dasarnya jodoh sudah di pisahkan pun tetap kembali bersama walaupun harus melalui jalur perjodohan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon y.al_29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil penyelidikan
Sudah satu Minggu berlalu dari kejadian penembakan Dirga, hari ini juga Dirga di perbolehkan pulang, karena memang sudah pulih, walaupun belum benar-benar pulih, Dirga masih harus bad rest. Mengenai Alvin saat ini dia sudah tinggal bersama Amara dan Lavanya saat ini dia sedang membantu penyelidikan penembakan sang Daddy, apakah ini ada hubungannya dengan perempuan dan laki-laki yang dia temui di lorong apa bukan, jadi rasanya dia juga harus ikut andil mencari pelaku tersebut, Sedangkan Sabrina dan Siska setelah kejadian itu hilang kabar entah kemana Dirga yang sudah tidak perduli terhadap bersikap biasa saja.
"Gimana sama kasus kemarin apakah ada perkembangan" Tanya Dirga pada asisten pribadinya.
"Semuanya berjalan dengan lancar tuan, ini semua berkat bantuan tuan muda Karel dan tuan muda Alvin" Ujar sang asisten.
"Daddy bisa engga bahas kasus dulu kan, baru juga sembuh" kesal Lavanya.
"Iyah, Daddy hanya bertanya, gausah cemberut kaya gitu" Balasnya sambil mengusap bibir sang anak.
"Ih Daddy, ohiya Dad, Abang titip salam maaf gabisa ikut jemput soalnya dia lagi ada kuis di kampusnya paling nanti nyusul ke rumah Daddy" Ujar Lavanya.
"Iyah dia udah bilang sama Daddy, Daddy seneng akhirnya kakak kamu ketemu" Ujarnya sambil tersenyum tipis.
"Iyah Vanya ga nyangka ternyata orang yang udah Vanya anggap Kakak sendiri, emang beneran Kakak kandung Vanya" Ucap Lavanya.
"Udah yuk, Daddy udah ga betah disini lama-lama" Ucap Dirga.
"Yaudah ayo, Xabiru juga baru Sampe di parkiran" Ajak Lavanya sambil menggandeng tangan sang Ayah.
Keduanya sudah sampai di lobby rumah sakit, mobil Xabiru sudah standby di depan lobby dan Lavanya bersama sang ayah pun segera masuk kedalam mobil.
"Makasih udah mau jemput kita yah Nak, pasti kamu lagi sibuk ya" Ucap Dirga pada Xabiru.
"Engga kok Dad, Biru lagi ga sibuk, engga perlu bilang makasih juga Dad, ini udah jadi tugas Biru" Balas Xabiru dengan sopan.
"Kamu baik sekali Nak, Daddy bangga sama kamu" Ujar Dirga dengan kagum.
"Terimakasih Daddy" Balas Xabiru "Oh iya Dad, nanti Biru sama Bang Alvin mau ngomong sama Daddy bisa" Lanjut Xabiru.
"Bisa Nak, kalian mau membicarakan tentang apa?" Tanya Dirga.
"Nanti aja Dad" Balas Xabiru, sedangkan Lavanya penasaran dengan apa yang akan di bicarakan oleh Xabiru, Abang, serta Daddy nya.
"Apaan sih kalian main rahasia-rahasiaan" sewot Lavanya.
"Engga kita hanya akan membahas bisnis" Ujar Xabiru.
"Bisnis, terus kenapa ajak Abang?" Tanya Lavanya menyeringatkan alisnya, sedangkan Dirga pun sama bingungnya dengan Lavanya tapi dia lebih memilih diam karena dia yakin pembahasan ini, tidak ada kaitannya dengan bisnis.
"Abang mau belajar bisnis katanya, apalagi dia kan mahasiswa tingkat akhir" Celetuk Xabiru dengan asal.
"Oh, ko Abang ga cerita ke aku" Tanyanya semakin menuntut.
"Dia baru bilang semalem, makanya mau bahas dulu sama Daddy" Balas Xabiru.
"Udah Sampe kita mending turun yuk" Ujar Dirga.
"Oh iya ko ga sadar ya aku" Ucap Lavanya.
Ketiganya turun dari mobil, Sementara ini Lavanya akan menemani sang ayah, apalagi dia tahu jika Sabrina dan Siska sedang tidak ada di rumah itu, Kebetulan juga Amara sudah berangkat ke Paris 5 hari yang lalu jadi untuk sementara waktu Lavanya diam di rumah Dirga, saat ini Lavanya sedang membuatkan minuman untuk Xabiru dan Dirga.
"Non sama bibi aja padahal mah" Ucap Bi inah selaku ART di rumah Xabiru.
"Gapapa bi, aku mau buat sendiri" jawab Lavanya, dengan sopan. "Aku duluan yah Bi, permisi" Lanjut Lavanya sambil membawa minuman itu.
"Beda banget sama Non Siska" Guman Bi inah sambil melihat kepergian Lavanya.
Saat ini ketiganya sedang berbincang di ruang tamu namun tak lama dari arah depan ada suara bariton menyapa mereka siapa lagi kalau bukan Alvin.
"Kalian udah Sampe,Maaf yah aku ga bisa ikut jemput" Ujar Alvin.
"Gapapa, bagaimana kuliah kamu Nak" tanya Dirga.
"Aman Dad" jawab Alvin sambil menyeruput minuman yang ada di tangan Lavanya.
"Ih Abang, kalo ga ngeselin tuh emang ga bisa apa" Kesal Lavanya.
"Apasih Dek, Abang haus suwer" Ujar Alvin sambil mengacungkan dua jarinya.
"Buat sendiri, noh minta ke Bi.inah" Sinisnya pada Alvin.
"Kan yang kamu ada, ngapain harus ke belakang coba" Ujarnya tanpa rasa bersalah.
"Tau ah kesel aku, tuh Dad liat Abang jahat kan sama aku" Adunya pada orang tuanya.
"Hilih dasar tukang ngadu, marah mulu, nanti juga cepet tua, Xabiru nyari janda deh" Ledeknya pada sang adik.
"Daddy" jerit Lavanya.
"Bang udahlah, ledekin Mulu Adiknya" Lerai Dirga "mending kamu makan dulu gih, minta ke Bi inah, laper kan abis kuliah" Lanjut Dirga.
"Engga ah Dad aku abis makan, mau numpang ke toilet aja" Balas Alvin.
"Yaudah sana, di ujung sana toiletnya" Ujar Dirga
"Iyah Dad makasih, aku permisi dulu yah" pamitnya pada semua orang namun langkahnya terhenti saat ada di depan Lavanya "Nih cil, Abang beliin cimol sama tahu bulat, ga usah marah-marah terus" Ucapnya sambil menyerahkan bungkusan kepada Lavanya.
"Ihh Abang ko tau aku pengen makan ini, makasih ya Bang, sayang deh sama Abang, makasih ya Bang" Ucap Lavanya dengan girang.
"Heum tapi kamu harus tau cil, sebenarnya itu dapet ngutang nanti kamu yang bayar ya" Ujar Alvin sambil bergegas pergi sedangkan Lavanya sudah berteriak memanggil namanya.
"Bang Alvinnnnnnnn!!! Awas lu ya gue jailin balik" Kesalnya pada Alvin.
"Akhirnya aku bisa menyaksikan tingkah laku Lavanya lagi, bonusnya dengan Alvin" Guman Dirga dalam hati.
Malam ini mereka makan malam bersama, setelah habis makan malam bersama, Dirga mengajak Xabiru serta putranya masuk kedalam ruang kerja miliknya.
"Langsung aja, ada apa Boy" Tanyanya pada Alvin.
"Xabiru dulu Dad baru aku" Jawab Alvin, yah sekarang Alvin sudah terbiasa dengan panggilan Daddy dan mommy kepada orang tuanya, Ternyata tidak susah untuk memanggil mereka seperti itu. Sikap canggung nya pun sedikit-sedikit menghilang.
"Okey, bagaimana Nak?" Tatapan Dirga beralih ke arah Xabiru.
"Jadi gini Dad, sebelumnya maaf aku berusaha ga ngasih tau Daddy akan hal ini, Jadi sebenarnya dalang dari kejadian malam itu adalah Siska" Ucap Xabiru.
"Maksud kamu?" Tanya Dirga.
"Dad dengerin dulu penjelasan Xabiru nanti baru kita simpulkan" Ucap Alvin.
"Baik lanjutkan" Ucap Dirga.
Xabiru menjelaskan tentang alasan dia dan Lavanya bisa renggang dan kejadian teror tersebut sampai kejadian yang hampir meregang nyawa Lavanya semuanya dia jelaskan dengan detail.
"Lalu maksud kamu kejadian kemarin gara-gara Siska yang terobsesi pada kamu, tapi bukannya dia juga bersekongkol dengan laki-laki yang suka pada Lavanya, lantas kenapa dia mau membunuh Lavanya?" Tanya Dirga.
"Bukan cuma itu Dad, awalnya aku juga ngira seperti itu, tapi aku masih penasaran dan menyelidiki semuanya secara diam-diam meminta bantuan juga pada Karel, Bang Alvin juga ikut andil dalam mencari bukti Dan syukur bisa bisa mendapatkan banyak bukti Dad" Jelas Xabiru.
"Bukti apa Boy?" Tanyanya pada Alvin.
"Selama satu Minggu ini aku mengikuti perempuan yang Xabiru maksud dan laki-laki itu, jika laki-laki yang suka pada Lavanya tidak ada hal yang mencurigakan dari dia karena memang hanya sebatas teror saja, sedangkan wanita itu sepertinya bersekongkol dengan pria ini dan juga wanita ini Daddy pasti tau kan siapa mereka" Tanya Alvin.
"Sialan pantas saja dia hilang tanpa kabar, ternyata mereka bersekongkol" Umpat Dirga dengan wajah mengetat.
"Nah ini, gadis itu ke penjara mengunjungi seseorang, Dan yang dia kunjungi orang ini Dad" Lanjut Alvin sambil memberikan photo kedua kepada Dirga.
"Rupanya dia masih saja mengusik keluarga ku, dengan menggunakan istrinya, sial akan ku buat kalian semua mendekam di penjara" Lanjut Dirga dengan tatapan datarnya.
"Jadi laki-laki itu yang sudah menculik aku" Tanya Alvin dengan rasa penasarannya, bukan hanya Alvin melainkan Xabiru juga menunggu jawaban dari Dirga.
"Yah laki-laki itu adalah orang yang sudah menculik kamu, dan memisahkan kita, lalu perempuan parubaya itu adalah mantan istrinya, yang sekarang jadi istri Daddy tapi sebentar lagi dia juga dia bukan istri Daddy, jadi sepertinya ini semua ada sangkut pautnya dengan kejadian waktu Lavanya hampir di tabrak juga ada sangkut pautnya dengan mereka, bukan cuma semata-mata rasa obsesinya pada Xabiru" Jelas Dirga.
"Aaiyahh aku paham sekarang, sungguh tidak tau diri sekali orang-orang itu" Celetuk Alvin dengan sinis.
"Jadi dia menargetkan Lavanya untuk di bunuh Dad?" Tanya Xabiru.
"Iyah, tidak menutup kemungkinan benar, soalnya Daddy hapal, dengan sikap Dia, Karena sudah ada buktinya Alvin contoh dari kejahatan mereka" Terang Dirga.
"Kalo boleh Biru tau, laki-laki itu di ponis berapa tahun Dad?" Tanya Xabiru.
"20 tahun, dan tahun ini dia akan bebas, aku juga hampir melupakan itu" Jawab Dirga.
"Sepertinya kita harus berjaga-jaga lagi Dad, terus kalo bisa acara penyambutan aku di undur dulu sampai semuanya aman" Ujar Alvin, yah sebenarnya Bulan depan akan ada acara penyambutan untuk Alvin.
"Kamu bener Boy, Daddy tidak mau mengambil resiko lagi" Balas Dirga.
"Kita juga harus memberi pengamanan khusus untuk Lavanya dan mommy Dad" Usul Alvin.
"Yah aku setuju dengan Bang. Alvin" Ujar Xabiru.
"Okey Daddy juga setuju, dan kamu Biru, Daddy mohon jaga Lavanya dengan baik, yah Nak" Ujar Dirga.
"Iyah Dad Xabiru akan selalu mengusahakan itu, dan maaf kemarin Biru kecolongan" ujar Xabiru.
"Tidak itu bukan salah kamu Nak, salah Daddy juga yang terlalu menyepelekan lawan" Ujar Dirga.
"Hm, udah jangan saling menyalahkan, mending kita selesaikan pembicaraan ini, nanti Lavanya curiga" Ujar Alvin.
"Lu bener Bang,dia orangnya kepoan" Celetuk Xabiru.
"Gue tau banget tabiat dia, udah yu keluar, Dad kita keluar dulu ya, Daddy juga lebih baik istirahat di kamar, nanti Lavanya ngomel" Ujar Alvin.
"Yaudah kita keluar bareng aja" Ujar Dirga.