Mikayla Zaneta bertemu lagi dengan Nicholas Jayandru, mantan pacarnya waktu SMA yang sudah menenggut kehormatannya.
Tapi laki laki itu sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah
Mikayla membencinya. Semudah itu Nicholas mendapatkan pasangan, sedangkan Mikayla sudah insecure. Ngga mungkin ada laki laki yang mau menerimanya yang sudah tidak virgin lagi.
Semoga suka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laki laki prospek yang lain
"Jadi Nicholas mantan kamu?" Nala mengulang lagi kalimat itu, seakan hanya itu kosa kata yang dia punya.
Dia, Alea dan Rumi berhasil menyelamatkan Mika. Tapi tentu saja setelah pengakuannya sebagai mantan pacar pak bos yang merupakan limitted person dia katakan.
"Dulu waktu SMA."
"Haah... Pak bos, kan, smanya elit, swasta. Kamu juga?" Rumi yang gantian kaget.
Alea hanya diam menatap wajah Mikayla. Ternyata banyak yang mereka ngga tau tentang Mikayla.
"Dulu waktu masih ada, papiku cukup kaya," tawa Mikayla agak getir.
"Keren, dong, ya," sahut Nala kagum.
"Biasa aja."
"Kamu ngga pernah ngerasa sekolah negeri, sih," sungut Rumi. Bagaimana lagi, orang tuanya pegawai bank. Mungkin kalo papanya yang punya bank, dia mungkin sudah bersekolah yang sama dengan Mikayla dan pak bos.
"Pak bos di SMA pasti banyak yang suka, ya...," tebak Rumi kepo, dia jadi sangat penasaran pengen tau seperti apa bosnya waktu SMA.
"Ya, begitulah," jawab Mikayla malas. Sejak mereka pacaran, beberapa perempuan menjulidinya.
Tapi dia lega, di lingkungan baru, mereka tidak begitu. Para sekretaris dan teman temannya maksudnya. Mereka terlihat santai menerima kenyataan yang pernah Mikayla alami dengan Nicholas dulu.
"Pak bos jadi orang penting, nggak, di sekolah?" Rumi semakin ingin tau.
"Iya. Dia jadi ketua osis dua periode berturut turut."
"Wwoooww.....," seru Nala dan Rumi takjub.
"Dari dulu ternyata si bos sudah sangat keren," Alea ikut memuji.
"Berapa lama kalian pacaran?" Nala juga ikutan menginterogasi.
"Hampir satu tahun."
"Wow.... Amazing....," seru Nala.dan Rumi kompak. Sepasang mata mereka berbinar menatap Mikayla. Kagum sudah pasti.
Ngga disangka Mikayla pernah pacaran dengan si bos selama itu.
"Kenapa kalian putus?" Pertanyaan Alea membuat Nala dan Rumi menatap Mikayla.
"Maminya ngga setuju."
"Haaahhh..... What? Kamu, kan, kaya raya? Masih juga ditolak?" Nala berseru kaget. Ngga bisa dia percaya.
"Iya, kok, bisa?" Rumi juga ngga bisa percaya. Mika yang kaya aja ditolak, apalagi dia......?!!
"Papaku masih jadi kuli, bukan bos," kekeh Mikayla masih getir.
Alea yang sedang menjalankan mobil langsung terenyuh.
Pasti sangat menyakitkan.
Hening. Nala dan Rumi seakan bisa merasakan betapa sakitnya perasaan Mika saat itu.
"Kamu harus move on, Mika. Pak bos aja udah," ucap Nala memberi semangat.
Bentar lagi mau nikah, kan.
Mikayla hanya tersenyum tipis..
"Pak bos kayaknya belum seratus persen move on. Buktinya dia oleng melihat Mika," decak Rumi menyambung ucapan Nala.
"Sepertinya. Tapi susahnya sekarang maminya pak bos udah tau," sambung Nala.
"Dia bakal meneror kamu," timpal Alea.
"Ini, ya, alasan kamu mau keluar dan balik ke kantor lama?" ceplos Alea menambahkan.
"Haaah.... Kamu mau balik ke kantor lama?" Nala yang ngga tau rencana Mikayla sangat terkejut.
"Kok, Alea aja yang tau," sungut Rumi kesal.
"Baru rencana, belum pasti juga." Alea bantu menjawab.
"Kalian aja seheboh gini waktu tau. Makanya saat tau duluan, aku nasehati dia jangan buru buru pindah. Mika setuju. Sayangnya aku ngga tau alasan dia mau balik ke kantor lama," jelas Alea lagi.
"Pak bos alasannya?" cetus.Rumi yakin.
"Apalagi," tambah Nala.
"Sekarang bagaimana? Maminya sudah tau keberadaan kamu." Nala menghembuskan nafas panjang.
"Kenapa bingung bingung. Kamu bisa pindah ke tempat pak bos Ringgo. Dia menawarkan gaji dua kali lipat. Kalo aku ngga akan pikir panjang," seru Alea dengan wajah sumrimgah.
"Oh iya." Wajah Nala dan Rumi juga langsung plong setelah tadi berpikir keras mencari solusi.
"Kita ngga apa apa ditinggal," tukas Nala yang diangguki Alea dan Rumi.
"Dia hanya basa basi." Mikayla insecure.
Baru juga kenal, ngga mungkinlah.
"Enggak Mika. Malah aku yakin dia naksir sama kamu." Alea tersenyum meledek.
"Mulai....." Mikayla berdecak kesal.
Mana ada laki laki sukses yang langsung suka saat ketemu perempuan biasa
Dia juga punya alasan lain yang membuat dia tambah insecure dengan laki laki.
"Mika sayang.... Ngga ada yang ngga mungkin di dunia ini." Senyum Rumi semakin lebar.
"Kalo kerja di sana menyenangkan, bisa ajak kami juga ke sana." Nala mengedipkan sebelah matanya, kemudian tergelak.
Rumi dan Alea juga tergelak.
Boleh juga dipikirkan, batin Mikayla.
*
*
*
Mikayla kaget ketika mendengar pertengkaran kedua adiknya.
"Ada apa?" tanyanya sambi melangkah mendekat.
"Si Okta, kak. Dia masih ngga mau pulang."
"Kata bang Ringgo, kalo aku sudah sembuh baru boleh pulang. Aku, kan, belum sembuh," ngeyel Okta sambil.memainkan game di ponselnya.
"Belum sembuh apa. Kita jangan memanfaatkan kebaikan orang lain," kecam Samira sebal.
"Aku ngga manfaatin, kok. Lusa aku baru mau pulang," jawab Okta santai.
"Ngapain harus selama itu." Saking kesalnya Samira memukul kaki adiknya yang sudah dioperasi.
BUG
Ngga terlaku keras, tapi efeknya cukup membuat Okta menjerit kesakitan
"Lebai," decih Samira tanpa perasaan.
"Sakit, bodoh!" geram Okta.
Mikayla hanya bisa meringis.
Pasti sakit, ya?
"Ada apa?"
Mereka bertiga berpaling ketika mendengar suara mama.
"Bang Ringgo," seru Okta senang melihat laki laki itu berdiri di samping mamanya.
Mikayla tersenyum kaku ketika membalas senyum ramah laki laki itu.
"Kabarnya bagaimana?" tanya Ringgo saat sudah berada di samping Okta.
"Sudah sembuh, bang. Besok kita mau pulang aja." Samira cepat menjawab. Ngga dipedulikannya wajah kesal adiknya.
"Kalo belum sembuh jangan dipaksa. Di sini dulu juga ngga apa apa."
Seakan mendapat angin segar, Okta menjulurkan lidahnya mengejek Samira.
"Ngga apa apa, bang. Anak laki laki, kan, kuat, ngga boleh manja," ejek Samira.
Okta mau membalas tapi jadi bungkam melihat isyarat kakak tertuanya.
"Iya, bang. Udah sembuh, kok." Dia memang sudah agak baikan, hanya saja lagi malas pulang ke rumah.
Mumpung gratis, batinnya tergelak.
"Besok siang aja pulangnya. Bang Ringgo bisa antar," tawar laki laki muda itu.
Samira dan mamanya saling pandang, kemudian mengalihkan tatapannya pada Mikayla yang tertegun.
Jodoh Kak Mikayla sedang otewe, ma, batin Samira senang.
Kak, yang naksir kamu memang nggak kaleng kaleng. Dulu bang Nicho, sekarang bang Ringgo. Level bos semua, batin Samira lagi.
"Siang boleh juga, bang. Kak Mika juga bisa jemput." Jawanan Okta malah memberikan ide pada Ringgo.
"Oke. Besok siang, aku jemput kakak kamu, trus ke sini."
"Jangan, malah merepotkan," tolak Mikayla canggung.
"Nggak, kok. Santai saja."
Samira menganggukkan kepalanya ketika kakaknya menatap ke arahnya.
Seolah mengatakan Jangan ditolak. Mubazir.
Mama juga.masih ngga bersuara, beliau juga masih tampak sungkan. Beda dengan Okta dan Samira yang wajahnya mengisyaratkan persetujuan yang mutlak.
Hidup lagi capeknya di buat tertekan ama Mantan dan Mama Mantan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Mika klu punya saudara kelakuan'nya begitu mending end aja
Menyala lah Oma suci
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
semoga aja bener si nyonya adalah anak yatim piatu yg kere ,yg ga punya keluarga, karna kebaikan Oma suci dan suami, jadi si nyonya di pungut jadi menantu
kepo abis, di tambah lagi ngegibahin bos Nicko lancar banget, ga ada jaim jaimnya.😂😂😂
Untuk Mika sama siapa saja oke asal dia dan keluarganya bahagia.