NovelToon NovelToon
Kembalinya Dewa Beladiri

Kembalinya Dewa Beladiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:31.7k
Nilai: 4.3
Nama Author: SuciptaYasha

Setelah mengorbankan dirinya demi melindungi benua Tianlong, Wusheng, Sang Dewa Beladiri, seharusnya telah tiada. Namun, takdir berkata lain—ia terlahir kembali di masa depan, dalam tubuh seorang bocah lemah yang dianggap tak berbakat dalam seni bela diri.

Di era ini, Wusheng dikenang sebagai pahlawan, tetapi ajarannya telah diselewengkan oleh murid-muridnya sendiri, menciptakan dunia yang jauh dari apa yang ia perjuangkan. Dengan tubuh barunya dan kekuatannya yang tersegel, ia harus menemukan jalannya kembali ke puncak, memperbaiki warisan yang telah ternoda, dan menghadapi murid-murid yang kini menjadi penguasa dunia.

Bisakah Dewa Beladiri yang jatuh sekali lagi menaklukkan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28 Dekrit Harmoni Langit: Niat Buruk Wu Chengfeng

Ruangan sunyi sejenak. Wu Chengfeng memandang pria yang selama ini dia pandang sebagai pelayan tidak berguna itu dalam-dalam.

Sementara itu, Jing Hun tertawa kecil. “Kalau begini, aku ingin Paman Wu hadir di setiap negosiasi kami.”

Lin Shuelan menatap Wu Guan dengan kagum. "Saranmu sangat bagus, paman!"

Kening Wu Chengfeng mulai berurat, ia tampak sedang berpikir keras. Saran yang diberikan oleh Wu Guan tidak disangka cukup akurat dan sulit untuk ditemukan kelemahannya. Wu Chengfeng mendengus kesal, harga dirinya terlalu besar untuk mengakui Sekte Mawar Putih sebagai mitranya.

Namun, berbeda dengan Wu Chengfeng, para patriak tampak tersenyum dan mengangguk sambil memainkan janggut panjang mereka.

"Ini menarik..."

"Benar, usulan ini layak untuk dicoba."

"Sangat jenius untuk sekelas pelayan."

Wu Chengfeng mengepalkan tangan di atas lututnya, lalu menghela napas panjang.

“Baiklah…” katanya, suaranya berat dan dipenuhi gengsi yang tergores. “Aku menyetujui usulan Wu Guan. Sekte Phoenix akan mencoba sistem ini. Namun satu hal harus dicatat.”

Ia menatap tajam ke arah Jing Hun dan Lin Shuelan. “Jika dalam waktu tiga bulan kerja sama ini menunjukkan kerugian bagi pihak kami, aku berhak membatalkannya secara sepihak. Tanpa diskusi lebih lanjut.”

Suasana kembali menegang sejenak. Namun Lin Shuelan mengangguk tenang, seakan sudah mengantisipasi syarat semacam itu.

“Kami tidak keberatan,” jawabnya mantap. “Tiga bulan adalah waktu yang cukup untuk membuktikan sistem ini menguntungkan bagi kedua belah pihak.”

Jing Hun pun tersenyum, “Dan jika gagal, kami akan mundur tanpa membawa dendam. Tapi jika berhasil… maka Sekte Phoenix akan menjadi pelopor perdagangan bersih di wilayah ini.”

Para penatua saling berpandangan dan mengangguk. Beberapa bahkan mulai membicarakan strategi teknis implementasi sistem bagi hasil itu.

Pertemuan malam itu akhirnya ditutup dengan suasana yang jauh lebih kondusif dibanding awalnya.

Meskipun sama-sama menguntungkan kedua belah pihak, tapi Wu Chengfeng merasa jika dia kalah dalam permainan yang dia mulai sendiri.

Wu Chengfeng mengangguk sekilas dan bangkit meninggalkan aula, diikuti oleh para tetua senior Sekte Phoenix.

Dalam perjalanan keluar aula pertemuan, Wu Chengfeng di hampiri oleh salah satu penatua sekte yang bisa dibilang memiliki pemikiran yang sama dengannya— sama-sama membenci Sekte Mawar Putih dan tidak sudi untuk melakukan kerjasama.

Dia adalah Mu Lieshan, ayah Mu Xie.

"Patriak, apa anda akan benar-benar menerima kerjasama ini?" tanya Lu Liesan, khawatir jika Wu Chengfeng mengubah pandangannya terhadap Sekte Mawar Putih hanya karena perkataan Wu Guan yang menjanjikan.

"Aku tidak sebodoh itu, Lieshan. Mawar Putih tetaplah musuh kita hingga sekarang. Kau sendiri yang paling tahu apa yang dilakukan oleh orang-orang biadab itu, bukan?"

Perkataan Wu Chengfeng membuat Mu Lieshan menegang, tangannya terkepal di samping jubahnya.

"Tentu saja, aku tidak akan pernah melupakan mereka yang telah membunuh rekan-rekanku."

Sekitar sepuluh tahun lalu, perang besar antara sekte-sekte pecah dan membuat mereka saling membunuh satu sama lain. Salah satunya adalah Sekte Phoenix dan Sekte Mawar Putih yang saling bertentangan.

Banyak korban jiwa berjatuhan diantara kedua kubu, termasuk Wu Chengfeng dan Mu Lieshan yang kehilangan banyak orang-orang berharga mereka. Raja Shoushen terpaksa harus turun tangan dan membuat peraturan yang diberi nama Dekrit Harmoni Langit.

Dekrit ini diyakini sebagai hukum suci yang diturunkan oleh para Sesepuh Agung atau bahkan berasal dari Langit itu sendiri.

Isi dari Dekrit itu tidak lain adalah untuk melarang segala bentuk konflik terbuka antar sekte, termasuk perang wilayah, balas dendam berdarah, atau penghasutan.

Setiap pelanggaran akan dihukum langsung oleh Dewan Majelis Langit. Tentu saja hukuman bagi pelanggar bisa beragam, mulai dari hukum sosial yaitu diasingkan, eksekusi, atau yang paling buruk adalah menghancurkan Inti Chi atau Meridian si pelanggar sehingga kehilangan kemampuan untuk menggunakan seni beladiri atau kekuatan spiritual.

"Kita tidak perlu mengkhawatirkan Dekrit itu, semua orang tahu tentang kerajaan yang kini sedang tidak stabil, kudeta bisa terjadi kapan saja, dan saat itu terjadi..." Tatapan mata Wu Chengfeng menajam. "Dekrit Harmoni Langit tidak akan ada gunanya, saat itu juga kita kan membalas perlakuan mereka pada kita di perang dahulu..."

...

Masih di aula pertemuan, Wu Guan kembali duduk perlahan. Keringat dingin masih mengalir di pelipisnya, tapi ia tersenyum kecil saat Wu Shen menggenggam tangannya diam-diam.

“Terima kasih, Ayah,” bisik Wu Shen lirih.

Wu Guan tak menjawab, tapi tatapannya penuh makna. Wu Ruoxi hanya menggenggam tangan suaminya erat—wajahnya bangga, meski matanya berkaca-kaca.

Di sisi lain, Lin Shuelan mendekat dan membungkuk kecil di hadapan Wu Guan.

“Paman Wu, mulai malam ini… bukan hanya Sekte Phoenix, bahkan Sekte Mawar Putih pun akan mengenalmu sebagai orang yang menyelamatkan kerja sama ini.”

Wu Guan tampak kikuk, tapi juga tersentuh.

“Aku hanya mencoba membantu orang yang akan menjadi menantuku kelak,” katanya sambil tertawa kecil.

Lin Shuelan menaikan alisnya, tampak bingung. "Menantu? Apa maksudnya itu?"

"Dia hanya mengigau, jangan terlalu dipikirkan," ucap Wu Shen dengan cepat mengalihkan pembicaraan.

Jing Hun tertawa kecil dan menundukkan kepalanya di hadapan Wu Shen dan keluarganya. "Saya sangat berterimakasih atas bantuan anda, Tuan Wu," ucapnya dengan nada hangat.

Jing Hun kemudian menoleh kearah Wu Shen lalu kembali mengulurkan tangannya. "Terimakasih juga, Wu Shen. Tanpamu kami akan pulang dengan dengan tangan kosong hari ini," ucapnya lembut.

Wu Shen menerima uluran tangan itu, ia bersiap untuk tangannya dicengkeram lagi. Tapi ternyata tidak, kali ini adalah salaman yang benar-benar tulus dan tanpa niat tersembunyi.

Tawa ringan masih terdengar di aula pertemuan, atmosfernya hangat dan lega. Namun suasana itu terpecah saat sebuah suara sombong bergema, cukup keras untuk menarik perhatian mereka yang berada di dalam ruangan.

“Hmm… kalian benar-benar tahu caranya merayakan kemenangan kecil, ya? Nikmatilah… sebelum semuanya runtuh.”

Wu Shen menoleh perlahan. Di sana, bersandar santai dengan satu tangan di pinggang dan dagu sedikit terangkat, berdiri Mu Xie—mata tajamnya menatap langsung ke arah Wu Shen dengan ejekan yang tak disembunyikan.

"Jangan lupa jika pertandingan beladiri sudah tidak lama lagi, aku dengar kau akan ikut mendaftar. Apa sebegitu tidak sabarnya kau mempermalukan dirimu sendiri?"

Beberapa orang mulai melirik, suasana sedikit tegang. Wu Shen tetap tenang. Ia menyeka sisa keringat dari pelipisnya dan melangkah maju satu langkah, menatap Mu Xie tanpa ragu.

"Mempermalukan diriku? Apa kau tidak sedang membicarakan dirimu sendiri?"

1
Nanik S
Apakah Whu Shen akan ikut pertandingan
Nanik S
Shiiiii0
Yuga Pratama
caw
Nanik S
Lanjut Terus Tor
arumazam
mungkin xieran adl keturunan asli kerajaan
Caveine: segampang itu ya di tebak 😭😭🙏
total 1 replies
arumazam
semakin rumit
didik iswahyudi
wu shen bakal ketahuan karena lukanya
didik iswahyudi
besok sudah ada pertandingan, akan ada yg mencelakai ibunya dan dia skarang lg sakit
Rinaldi Sigar
lnjut
Rinaldi Sigar
lanjut
Rinaldi Sigar
lnjut
Rinaldi Sigar
lanjut
Lanjutkan Tor
Akhirnya kembali kerumah
Xieran kasihan... gadis kecil mungkin merasa punya teman dan kakak buat hatinya
Yuga Pratama
ini nih yg mulai bikin ruet hidup
Lanjut terus
Cerita yang bagus Tor 👍👍
arumazam
mungkin xieran adl turunan longsen
didik iswahyudi
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!