Dibunuh oleh putrinya sendiri membuat Kayana bersumpah untuk membalas setiap perbuatan keji sang putri saat ia diberikan kesempatan untuk hidup kembali. Doanya terkabul ia diberikan kesempatan hidup lagi, apakah ia akan membalas dendam kepada sang putri atau luluh karena sang putri berubah menjadi anak baik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengungkap kenr
Hari itu datang lebih cepat dari yang dibayangkan.
Laston, yang selama ini memendam kebenaran demi melindungi adiknya, akhirnya memutuskan untuk membuka semuanya. Ia telah mengumpulkan bukti kuat: hasil tes DNA, rekaman kamera CCTV hotel, serta rekaman suara Russel saat meminta uang tebusan dari Vanesa.
Ia mengatur konferensi pers kecil di sebuah ruang pertemuan sederhana yang dihadiri beberapa media dan pihak berwenang.
Dengan tenang, Laston berdiri di depan mikrofon.
“Saya, Laston Wijaya, akan membuka sebuah kebenaran yang selama ini disembunyikan dari publik. Ini bukan demi mencoreng nama keluarga, tapi demi keadilan. Demi Putri, seorang gadis yang selama ini menderita karena keserakahan orang-orang di sekitarnya.”
Semua orang yang hadir dalam acara tersebut terlihat tegang menanyi sebuah kebenaran.
Laston sengaja melaju kok 7
Ia lalu memutar bukti rekaman, memperlihatkan hasil DNA, dan menjelaskan bahwa Putri adalah anak kandung Mala Wijaya yang pernah ditukar oleh Shela saat baru dilahirkan.
Ruangan menjadi sunyi.
Para wartawan saling pandang, beberapa bahkan langsung menelepon kantor berita mereka. Ini berita besar. Skandal pertukaran bayi, penyiksaan, dan perebutan warisan keluarga terkemuka — semua dalam satu kasus. Bagaimana pun keluarga Wijaya merupakan keluarga konglomerat terkaya di Jakarta, jadi wajar saja jika berita tersebut
---
Berita itu menyebar luas.
Nama Vanesa hancur total. Neneknya, Nyonya Wijaya, yang selama ini membelanya mati-matian, hanya bisa terdiam saat melihat bukti-bukti itu. Wanita tua itu akhirnya menyadari, selama ini kasih sayangnya salah tempat.
Dengan air mata mengalir, ia meminta bertemu dengan Putri.
Putri awalnya menolak, masih menyimpan luka dan trauma. Namun, atas bujukan Mala, akhirnya ia bersedia menemui nenek kandungnya.
Pertemuan itu terjadi di taman kecil rumah mereka.
Nyonya Wijaya berjalan pelan, dibantu tongkat. Matanya sembab, wajahnya dipenuhi penyesalan.
“Maafkan nenek, Nak… Kalau saja nenek tahu sejak awal… Kau adalah cucu kandungku. Dan lebih dari itu, kau adalah gadis yang jauh lebih layak menerima cinta ini.”
Putri tak menjawab. Ia hanya menunduk. Tapi di matanya, air mata mengalir perlahan. Luka itu memang dalam, tapi kehadiran Mala di sisinya membuatnya perlahan bisa membuka ruang maaf.
---
Sementara itu, Vanesa semakin terpojok.
Shela menghilang entah ke mana. Haris—ayah biologis Putri yang selama ini menjadi bayangan kelam dalam hidupnya—ditahan karena terlibat dalam rencana pembunuhan.
Dan Vanesa... kini bukan siapa-siapa.
Ia dicoret dari daftar pewaris keluarga Wijaya. Harta, kekuasaan, dan nama baik yang dulu ia banggakan kini musnah. Rumah megah tempat ia tumbuh kini tak lagi terbuka untuknya.
Ia tinggal sendirian, terpuruk di rumah sewa kecil di pinggiran kota, hidup dari belas kasihan tetangga dan hasil menjual barang-barang lamanya.
---
Namun, bagi Putri, kisah ini belum sepenuhnya berakhir.
Di suatu sore, ia duduk bersama Mala di balkon kecil rumah mereka. Matahari senja menyinari wajah mereka dengan hangat.
“Apa Ibu menyesal telah kembali ke dunia ini?” tanya Putri pelan.
Mala tersenyum, menatap langit yang perlahan memerah.
“Tidak. Karena Ibu diberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya… untuk menemukanmu, untuk memelukmu. Dan itu adalah anugerah yang paling besar dalam hidup Ibu.”
Putri menatap ibunya, lalu menyandarkan kepala di bahunya.
Mereka duduk di sana lama, diam-diam, membiarkan masa lalu tenggelam di balik senja... dan bersiap menyambut masa depan yang penuh harapan.
hadeh ada juga yg kyk gtu