Yumna tiba-tiba saja diculik oleh seseorang yang ternyata adalah kakak dari sahabat baiknya sendiri. Yumna lantas dikurung di villa milik Zayn, kakak dari sahabat baik Yumna, Zunia, yang baru saja meninggal karena sebuah kecelakaan mobil. Dan kenyataan bahwa ternyata Zayn sudah resmi menikahi Yumna membuat Yumna sangat syok.
Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Kenapa Zayn ( kakak Zunia ) sampai menculik dan mengurung Yumna, bahkan sampai menikahi Yumna secara paksa? Dan ada rahasia apa sebenarnya dibalik kecelakaan yang sudah menewaskan Zunia itu?
Bahkan rahasia dari identitas Yumna yang sesungguhnya pun akhirnya diungkap secara mengejutkan oleh Zayn. Bagaimana Yumna menjalani takdir hidupnya yang tiba-tiba berubah drastis ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Mencoba Mulai Berubah
Yumna sudah memikirkan dengan baik semua nasehat yang diberikan oleh Ayah dan Bundanya ketika mereka bertiga menghabiskan waktu seharian tadi di ruangan kantor Zayn. Dan ya, Yumna mengakui kalau semua nasehat dari Ayah dan Bundanya itu adalah benar.
Oleh karena itu Yumna pun juga kemudian memutuskan untuk mencoba mengikuti nasehat dari Ayah dan Bundanya tadi. Yumna akan mulai mencoba untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, meski tentu saja dimulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu.
Dan hal itu mulai Yumna coba untuk lakukan pada sore hari ini. Saat ini Zayn sedang mandi di dalam kamar mandi yang terdapat di dalam kamar mereka berdua tersebut. Yumna kemudian menyiapkan baju ganti untuk Zayn dan menaruhnya di atas tempat tidur.
Ceklek.
Tidak lama kemudian, pintu kamar mandi pun terbuka. Yumna mengalihkan perhatiannya kepada Zayn yang melangkah keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya mengenakan kaos singlet putih dan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya saat ini.
Yumna menelan ludahnya kasar. Sudah seringkali Yumna melihat Zayn yang baru selesai mandi seperti itu. Tapi Yumna masih juga belum terbiasa dan selalu berdebar-debar ketika melihat tubuh atletis Zayn yang kekar dan berotot tersebut. Jujur saja, Zayn terlihat sangat gagah dengan tubuhnya yang tinggi dan kekar itu.
Zayn menghentikan langkahnya ketika melihat Yumna yang terdiam mematung seraya menatap dirinya.
"Hei, kamu baik-baik aja?" tanya Zayn.
Yumna tersentak kecil.
"Oh, ah, i-iya," jawab Yumna, tersadar dari lamunannya sendiri. "Mmm, aku udah siapin baju ganti buat kakak. Aku taruh di atas tempat tidur. Kalau kakak mau kakak boleh memakainya. Tapi kalau emang nggak sesuai dengan yang kakak inginkan, kakak nggak perlu memakainya," lanjut Yumna, dengan sedikit ragu-ragu.
Zayn terdiam, sedikit merasa terkejut mendengar perkataan Yumna tersebut.
"Mmh, aku turun dulu ya, Kak. Mau bantuin Mbok Sum buat siapin makan malam," pamit Yumna kemudian.
"Oh, oke," balas Zayn.
Yumna pun kemudian melangkah keluar meninggalkan kamar mereka berdua tersebut.
Zayn melihat ke arah baju ganti yang sudah dipersiapkan oleh Yumna untuk dirinya di atas tempat tidur. Zayn mengulum senyum kecil. Zayn pun kemudian berjalan menuju ke tempat tidur dan mengambil baju ganti yang sudah dipersiapkan oleh Yumna itu. Zayn lalu memakai baju tersebut.
🌿🌿🌿
Yumna sudah duduk di kursi meja makan saat ini, sedang menunggu Zayn turun untuk makan malam bersama. Yumna duduk dengan sedikit gelisah.
"Kira-kira Kak Zayn mau pakai baju ganti yang udah aku siapin atau enggak, ya? Ah, ya sudahlah. Yang penting aku udah berusaha untuk mencoba menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri," ucap batin Yumna.
Beberapa saat kemudian, Zayn sudah sampai di meja makan dan mendudukkan dirinya di kursi di sebelah Yumna. Dan Yumna seketika menghembuskan nafas lega ketika dirinya melihat Zayn yang bersedia untuk memakai baju ganti yang sudah dia persiapkan untuk Zayn tadi.
"Syukurlah. Kak Zayn mau pakai baju ganti yang udah aku siapin tadi," Yumna merasa bersyukur di dalam hatinya.
"Ayo kita mulai makan malamnya," kata Zayn, tegas seperti biasanya.
"I-iya, Kak," balas Yumna, patuh.
Mbok Sum kemudian mulai mengambilkan makanan untuk Zayn. Yumna juga lalu mulai ikut mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
"Aih, untuk yang satu ini aku belum siap. Biarlah Mbok Sum dulu yang mengambilkan makanan untuk Kak Zayn seperti biasanya," ucap batin Yumna lagi.
"Den Za cobain ayam lada hitamnya, ya. Ini tadi Non Nana sendiri loh yang masak," kata Mbok Sum kepada Zayn.
"Boleh, Mbok," balas Zayn.
Mbok Sum kemudian mengambil beberapa potong ayam lada hitam dan menambahkannya ke atas piring Zayn.
"Silahkan dinikmati, Den," kata Mbok Sum seraya meletakkan piring makan untuk Zayn tersebut di meja di depan Zayn.
"Hmm. Makasih, Mbok," ucap Zayn.
"Sama-sama, Den Za," balas Mbok Sum dengan tersenyum lembut.
Zayn kemudian mulai memakan makanannya tersebut.
""Mmh, maaf kalau mungkin rasanya nggak seenak masakan Mbok Sum," ucap Yumna, sedikit merasa pesimis.
"Jangan berkata seperti itu, Non. Masakan Non Nana juga enak kok. Mbok kan udah ngerasain sendiri tadi," kata Mbok Sum.
"Enak kok," kata Zayn, setelah menelan makanannya.
Wajah Yumna langsung berbinar bahagia.
"Syukurlah," lirih Yumna, merasa senang karena Zayn mengatakan kalau masakan yang dibuat oleh Yumna itu enak.
Mbok Sum ikut tersenyum senang. Yumna dan Zayn pun kemudian melanjutkan acara makan malam mereka tersebut dengan tenang.