Ayla adalah pembaca webnovel paling sinis yang pernah ada. Baginya, novel "Algoritma Hati Sang CEO" adalah sampah klise dengan plot hole yang menganga dimana-mana.
Apalagi soal CEO dingin yang tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama, dan villain yang otaknya tumpul setumpul pisau yang berkarat.
Stress dengan pekerjaannya sebagai CS entry level yang monoton, melampiaskan kekesalan pada novel adalah satu-satunya pelarian yang dimilikinya.
Tapi kutukan menimpanya!
Di tengah caci makinya pada sebuah plot hole konyol, Ayla mendapati pantulan dirinya di cermin perlahan berubah menjadi wajah asing yang tak ia kenali, seragam magang, dan sebuah kartu identitas yang menggantung dilehernya bertuliskan KARSA - RANI - INTERN.
Ayla bertransmigrasi kedalam novel yang paling ia benci sebagai Rani, seorang anak magang sial yang ditakdirkan dipecat karena alasan sepele.
Alya bertekad untuk membuktikan bahwa dirinya lebih pintar dari takdir bodoh yang penulis novel itu berikan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hada Kamiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Rahasia di Sudut Kota
Pesan balasan dari Dani lewat email membuat Ayla merasa campur aduk antara lega dan waspada. Dani setuju untuk bicara, tapi dengan sangat hati-hati. Ia menyertakan alamat email sekali pakai dan meminta Ayla untuk mengirimkan nomor teleponnya, untuk kemudian dihubungi via aplikasi pesan instan terenkripsi.
Langkah-langkah keamanan ini menunjukkan betapa trauma dan berhati-hatinya Dani.
Ayla segera membalas dengan nomor telepon yang ia gunakan khusus untuk Rani. Tak sampai lima menit, ponselnya bergetar. Sebuah nomor tak dikenal muncul, diikuti pesan singkat.
Saya Dani.
Kita perlu bicara.
Kapan dan di mana?
Pastikan tempat itu aman.
Setelah berdiskusi singkat melalui pesan terenkripsi, mereka sepakat untuk bertemu di sebuah kafe kecil di pinggir kota, jauh dari area perkantoran.
Tempat itu strategis, tersembunyi di balik deretan toko buku bekas, tidak mencolok, dan cukup ramai untuk menghindari kecurigaan namun juga cukup privat untuk bicara.
Sore itu, setelah jam kerja usai, Ayla langsung menuju lokasi. Ia mengenakan pakaian kasual, berusaha berbaur. Di dalam kafe, ia melihat seorang pria muda duduk di sudut, menatap ke luar jendela. Wajahnya kurus, matanya menyimpan jejak kelelahan dan mungkin sedikit ketakutan, namun ada sorot tajam yang familiar di sana. Itu pasti Dani.
Ayla mendekat, jantungnya berdebar pelan. "Dani?"
Pria itu menoleh. Ada kerutan di dahinya, ekspresi skeptis. "Rani?" Ia memindai Ayla dari ujung kaki sampai kepala, seolah mencoba memastikan ini bukan jebakan.
Ayla mengangguk. "Ya. Terima kasih sudah mau bertemu." Ia duduk di kursi di seberang Dani.
Dani menghela napas, gestur yang menunjukkan kehati-hatiannya. "Terus terang, saya masih tidak mengerti kenapa anda menghubungi saya. Saya sudah tidak ingin terlibat dengan Karsa lagi. Mereka... mereka menghancurkan karier saya." Nada suaranya penuh kepahitan.
"Saya tahu," kata Ayla lembut. "Laras bercerita tentang anda. Dan saya... saya mengalami sesuatu yang serupa. Tidak persis sama, tapi saya melihat bagaimana Bima beroperasi. Dan saya tahu, ini lebih besar dari sekadar Bima."
Dani menatapnya curiga. "Lebih besar? Apa yang anda maksud?"
Ayla mencondongkan tubuh sedikit. "Saya tidak bisa bicara banyak di sini, tapi saya menemukan jejak sebuah serangan di dalam sistem Karsa. Sebuah metode yang disebut Phantom Injection."
Mata Dani melebar. Sorot kelelahan di matanya seketika digantikan oleh kejutan dan amarah yang membara. "Ap-- apa? Phantom Injection? Itu... itu yang saya curigai! Saya sempat melihat anomali serupa di log sistem sebelum saya dipecat! Tapi Bima dan timnya bilang itu bug acak dan saya sengaja merusaknya!"
"Bukan bug acak," potong Ayla. "Itu metode penyusupan tingkat tinggi. Dan bukan hanya ada di sistem lama, Dani. Ini terhubung dengan Project Chimera yang baru saja diluncurkan Arion."
Dani terkesiap. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, wajahnya pucat. "Project Chimera? Sistem keamanan revolusioner itu? Jadi... itu bukan untuk melindungi? Itu... alat mereka?"
Ayla mengangguk. "Saya punya buktinya. Log akses dari server utama Divisi Keamanan. Nama Arion sendiri yang muncul sebagai user aktif yang memanipulasi data sensitif yang terkait dengan Phantom Injection."
Dani memejamkan mata sesaat, seolah sedang memproses informasi yang terlalu besar untuk diterima. Ketika ia membukanya, ada campuran rasa takut, marah, dan... tekad. "Jadi, saya tidak gila. Saya tidak salah." Ia menatap Ayla. "Mereka menjebak saya. Arion. Bima. Bajingan-bajingan itu!"
"Saya butuh bantuan anda, Dani," kata Ayla langsung. "Saya bisa melihat pola, tapi saya tidak mengerti kode. Saya butuh seseorang yang bisa membaca setiap baris kode itu, menemukan backdoor atau bukti yang tersembunyi yang bisa kita presentasikan. Sesuatu yang akan menjatuhkan Arion dan Bima."
Dani terdiam sejenak, menimbang risiko. Matanya berapi-api. "Saya... saya tidak punya apa-apa lagi yang bisa saya rugikan. Mereka sudah menghancurkan segalanya. Saya akan bantu." Sebuah senyum tipis, penuh tekad dingin, terukir di wajahnya. "Saya tahu banyak tentang sistem Karsa. Saya juga pernah menyimpan beberapa backup data yang bisa jadi petunjuk. Saya akan tunjukkan bagaimana mereka mengubur kebenaran."
Ayla merasakan gelombang optimisme. Dani adalah sekutu yang sempurna. Ia memiliki pengetahuan teknis, dan yang terpenting, motivasi pribadi yang kuat.
"Selamat datang kembali di permainan, Dani," kata Ayla, mengulurkan tangannya. "Kali ini, kita bermain untuk menang."
