NovelToon NovelToon
Married With Mr. Arrogant

Married With Mr. Arrogant

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintapertama / Patahhati / Tamat
Popularitas:27.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Mutia

Kisah seorang gadis bernama Adelia Maheswari yang kehilangan tunangannya dihari pernikahannya, dan mengharuskan dia menikahi lelaki arogan, dingin dan kaku dihari itu juga.

Apakah aku bisa jatuh cinta dengan lelaki kasar, dingin dan arogan seperti dia. Lelaki yang telah merenggut kebahagiaanku?

Ikuti kisah mengharukan mereka ya, di lengkapi dengan kisah komedi, cinta manis, cemburu dan perasaan terharu membuat kalian baper, meleleh dan senyum - senyum sendiri.


IG: dewimutiawitular922

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gaun Pesta

Jangan Lupa Like And Komentnya. Vote-nya juga ya.

🌹SELAMAT MEMBACA🌹

Selesai sarapan, Emir dan Lumi berjalan masuk ke dalam lift menuju lantai 3. Mereka berdua ingin mendatangi Adelia yang sudah bangun dan sarapan.

Mereka tahu itu ketika pelayan yang mengantar makanan dari kamar Adelia turun ke bawah membawa bekas makan Adelia.

Emir dan Lumi keluar dari lift menuju kamar pribadi Adelia dan Reqy.

Tok.....tok.....tok.....Emir mengetuk pintu kamar Adelia.

Mereka berdua berdiri di depan pintu kamar Adelia menunggu Adelia membuka pintu kamarnya.

“Apa nyonya sedang mandi?” Tanya Lumi melihat ke arah Emir.

“Aku tidak tahu. Mungkin nyonya sedang mandi.” Balasnya tanpa melihat Lumi. Ia hanya menatap lurus ke pintu kamar Adelia.

Tiba – tiba pintu kamar Adelia terbuka. Emir dan Lumi tersenyum melihat Adelia yang berdiri di depannya.

“Selamat pagi nyonya.” Sapa Lumi dan Emir secara bersamaan.

“Pagi.” Adelia menatap mereka dengan heran. Ia memegang gagang pintu kamarnya sembari menatap Lumi dan Emir secara bergantian. Itu karena ia baru pertama kali melihat Emir dan Lumi.

“Maaf...kalian berdua siapa?” Tanya Adelia.

Lumi mengulurkan tangannya sambil tersenyum di depan Adelia.

“Halo nyonya.”

Adelia membalas uluran tangan Lumi dengan senyuman di wajahnya yang ia tunjukkan pada Lumi. Mereka berdua saling berjabat tangan.

Lumi melanjutkan kalimatnya.

“Saya dokter pribadi di rumah ini. Nama saya Dokter Lumi, panggil saja Lumi.”

“Iya...saya Adelia.” Dengan tersenyum.

Mereka berdua melepaskan jabat tangannya.

Adelia beralih pada Emir. Ia menatap Emir sambil tersenyum Sedangkan Emir membungkuk hormat di depan Adelia ketika Adelia melihat ke arahnya.

Ia mengangkat kembali badannya untuk menyapa Nyonya Mudanya itu.

“Selamat pagi nyonya. Saya Emir, asisten pribadi Anda.”

“Asisten pribadi.” Adelia terlihat bingung melihat Emir yang menjadi asisten pribadinya.

“Iya nyonya. Mulai sekarang, saya akan mengatur semua jadwal Anda.”

“Jadwal...apa maksudnya?” Adelia bicara dengan nada sedikit bingung dan tak tahu maksud Emir.

“Nanti saya jelaskan pada nyonya. Pertama saya ingin membawa Anda ke ruangan sebelah kamar Anda.” Emir melangkah mundur untuk membiarkan Adelia lewat. “Silahkan nyonya.” Emir mempersilahkan Adelia menuju ruangan sebelah kiri kamarnya.

Adelia berjalan keluar dari depan pintu kamarnya menuju ruangan yang di maksud Emir.

Emir lalu berbicara pada Lumi yang masih berdiri di sampingnya.

“Sebaiknya kamu turun dulu ke bawah.”

“Tapi kan aku belum memeriksa nyonya.”

Adelia langsung berbalik melihat mereka berdua.

“Aku sudah tidak apa – apa. Dokter Lumi tidak usah repot – repot.” Adelia tersenyum menatap Lumi.

“Tidak apa – apa nyonya.”

“Benar. Saya tidak usah di periksa. Saya baik – baik saja kok.”

“Baiklah. Kalau itu yang nyonya inginkan. Tapi nyonya tidak usah terlalu formal pada saya. Cukup panggil Lumi saja.”

“Baiklah...Lumi.”

Emir kemudian berjalan melewati Adelia dan berhenti menengok ke arah Nyonya Mudanya itu.

“Ayo nyonya. Saya tunjukkan ruangannya.” Emir mempersilahkan Adelia mengikutinya.

“Iya.”

Emir kembali melangkahkan kakinya menuntun Adelia ke sana sedangkan Lumi berjalan meninggalkan kamar tuannya itu.

Saat Emir sampai di depan ruangan yang ia maksud. Ia langsung membukanya dan mempersilahkan Adelia masuk.

“Silahkan masuk nyonya.”

Ketika masuk, Adelia di kejutkan dengan perabotan melukis di ruangan itu. Tempatnya luas di penuhi dengan berbagai alat melukis.

“Kenapa Anda membawa saya ke sini?” Adelia menengok ke arah Emir.

“Ini semua yang sudah di siapkan Tuan Muda untuk Anda. Paman Osmar tadi malam memberitahu saya kalau Anda sangat suka melukis, paman menyuruh saya menunjukkan ini pada Anda. Anda bisa menghabiskan waktu Anda di sini dengan melukis.”

Adelia tak menjawab ucapan Emir. Ia hanya berjalan melihat semua alat – alat lukis yang ada di ruangan itu.

“Ruangannya sangat cantik. Tapi sayang sekali. Ke depannya aku tidak bisa menggunakan ruangan ini untuk melukis. Aku berencana meminta pisah dari pria itu. Aku ingin mengatakan pada pria itu saat bertemu dengan dia nanti. Kalau pernikahan ini tidak bisa di lanjutkan. Setelah itu, aku akan kembali ke Amerika. Tempat dimana aku dan Kak Rian menghabiskan waktu selama empat tahun.” Dalam hati Adelia yang berhenti di sebuah meja lukis yang ada di sana.

“Nyonya....nyonya.” Panggil Emir membuyarkan lamunannya.

“Ya.” Adelia menengok ke arah Emir.

“Apa yang Anda pikirkan?” Tanya Emir.

“Tidak ada.” Sambil tersenyum. “Oh..ya. Dimana Tuan Reqy, saya ingin bicara sesuatu padanya?”

“Tuan Muda pergi ke kantor dari tadi pagi nyonya. Mungkin sore atau malam baru kembali.”

“Oh...begitu.”

“Kalau masalah penting, Anda bisa menghubunginya langsung di nomor pribadi Tuan Muda.”

“Apa?” Adelia langsung kaget. “Tidak perlu kok. Saya bicara padanya saat dia pulang nanti.”

“Baiklah. Kalau begitu, kita keluar sekarang nyonya.”

“Oh..iya.”

Ketika di luar, datang salah satu pelayan menghampiri Emir dan Adelia membawa sebuah kotak besar berisi gaun pesta yang sudah di pesan Reqy.

“Permisi nyonya.” Pelayan itu membungkuk homat di depan Adelia.

“Ya.”

“Ini gaun untuk Anda.”

“Gaun.” Adelia terlihat bingung dengan gaun yang di berikan pelayannya itu.

“Iya....Tuan Muda yang mengirimnya ke sini. Anda harus pakai besok malam.”

“Besok malam.”

Emir kemudian maju ke samping Adelia sambil menunduk sopan.

“Besok malam, Tuan Muda mengadakan pesta pernikahannya di rumah ini. Beliau sudah memesankan gaun pesta untuk Anda.” Emir menjelaskan dengan acara pesta yang akan di adakan besok malam.

Pelayan itu kembali bicara. Ia menyodorkan gaun pestanya di depan Adelia.

“Tolong di simpan nyonya.”

Adelia meraih kotak besar yang berisi gaun itu lalu memejamkan matanya di sana sambil menghela nafasnya karena tak tahan dengan apa yang terjadi sekarang.

“Adelia...kamu sabar dulu sampai orang itu pulang. Ini hanyalah pesta orang – orang kaya. Di sini bukan tempatmu. Aku terima saja dulu gaun yang di berikan pelayan ini.” Dalam hati Adelia yang sudah memegang gaun pestanya.

Adelia kembali bicara pada pelayan yang berdiri di depannya.

“Terima kasih. Saya akan simpan sampai tuan kalian kembali.”

“Baik nyonya.” Pelayan itu lalu membungkuk di depan Adelia. “Saya permisi nyonya.”

“Silahkan.” Adelia tersenyum melihat si pelayan membungkuk di depannya.

Pelayan itu pun pergi dari sana sedangkan Emir kembali melanjutkan kesibukannya.

“Nyonya. Mari saya perlihatkan setiap ruangan yang ada di rumah ini.” Sahut Emir kembali mempersilahkan Adelia mengikutinya.

“Haaaaaa......kenapa orang ini harus memperlihatkan setiap ruangan yang ada di rumah ini padaku. Sebentar lagi juga aku akan pergi dari sini.” Dalam hati Adelia dengan wajahnya yang tidak suka.

Ia berjalan mengikuti Emir dari belakang dengan wajah tak senangnya. Sedangkan Emir hanya sibuk bicara di depannya sambil menunjuk satu persatu setiap ruangan yang ada di sana. Emir menjelaskan pada Adelia setiap ruangan yang ia temu di sana.

“Rumah ini seperti penjara saja. Semua yang di butuhkan ada di sini. Melihatnya saja aku tidak suka dengan rumah yang sebesar ini yang sama sekali tidak memiliki keluarga. Benar – benar orang yang menakutkan.” Dalam hati Adelia yang terus mengikuti Emir menunjukkan setiap ruangan yang ada di rumah Reqy.

Selama berapa menit berkeliling, Emir kembali mengantar Adelia ke kamarnya.

“Silahkan istirahat nyonya. Maaf....sudah membuat Anda kelelahan. Tapi ini harus saya perlihatkan pada Anda sebelum acara pesta di mulai. Anda harus mengetahui setiap ruangan yang ada di rumah ini.”

Adelia sudah tidak tahan dengan ocehan Emir sepanjang ia bertemu dengannya. Ia memaksakan dirinya untuk terus tersenyum di depan Emir meskipun ia tak suka.

“Nyonya sekarang sudah menikah dengan Tuan Muda jadi secara otomatis rumah ini sudah menjadi tanggung jawab Anda.....

"Iya....aku sudah tahu." Adelia langsung memotong ucapan Emir. "Anda tidak perlu menjelaskan saya lagi. Anda sudah mengatakan itu setiap menunjukkan ruangan pada saya.” Adelia sudah ingin sekali masuk ke kamarnya dan berhenti dengan kegiatan yang menurutnya tidak penting. Apalagi mendengar Emir yang terus bicara padanya.

“Baik nyonya. Maaf....kalau Anda tidak merasa nyaman. Saya hanya melakukan perintah Tuan Muda. Anda juga tidak perlu bicara formal pada saya, kalau Tuan Muda mendengarnya. Beliau bisa menegur kami karena tidak sopan pada Anda.” Emir membungkukkan setengah badannya dengan sopan di depan Adelia.

“Baiklah. Saya akan panggil Emir saja.” Adelia menatap Emir dengan tersenyum.

“Terima kasih nyonya. Nanti pelayan akan memanggil Anda kalau sudah waktunya makan malam. Anda istirahat saja dulu di kamar.”

“Baiklah.”

“Ini gaun Anda.” Emir menyerahkan gaun yang di berikan pelayannya tadi. Sewaktu ia menunjukkan beberapa ruangan pada Adelia, ia membantu Adelia memegang gaunnya.

“Terima kasih.” Adelia meraih gaun yang di pegang Emir.

“Permisi nyonya, saya kembali ke bawah.”

“Iya. Silahkan.”

Emir pun pergi dari sana dan turun kembali ke bawah sedangkan Adelia masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamarnya, ia membuka gaun yang di berikan Reqy. Ia hanya menatapnya sekilas gaun putih di kotak segi empat itu dan menutupnya kembali setelah melihatnya. Ia menyimpan kotak yang berisi gaun pesta itu di meja panjang di depan sofa. Ia berjalan menuju kasurnya dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur.

Bersambung.

1
jane m pandelaki
Pertemuan yang memgesankan
Rhmad Flash
jangan d buat mti tor suaminya
Rhmad Flash
Mima g adillia aja yg keterlaluan.sdh punya suami msh nyimpan ft laki
Uul Fajriyah
yg membunuh km pk osman
Lina Sari
keren
orlin
josss
ghina🌺🌺
ya ampun reqy...yg bikin heboh tuh km🤏🤏🤏🤏
Author_Ay: permisi kak

baca juga karya aku (bukan) pernikahan impian karya ayu Andita
jangan lupa like, komen dan rate
total 1 replies
Mega Zeen
happy ending.. good job Thor.
baru novel ini yang ceritanya tidak bikin saya pusing.... tQ Thor berhasil membuat saya sedih, menangis, halu, dan berakhir bahagia... salam dari Aceh 😘😘
Mega Zeen
aku berharap kau tidak pernah kembali Rian... aku yang akan membunuhmu jika kau mengganggu kebahagiaan Adelia dan Reqy..😤😤 sungguh Thor. alur cerita novel ini membuat haluuuuu🤣
Mega Zeen
lebay
Wayan Puspa
sangat bagus ceritanya,, tidak berbelit belit,, aku sangat suka dengan alur ceritanya. terimaksih banyak kakak author yg sudah membuat cerita bagus seperti ini.
Greis Laen Langi
Awalnya sih agak membosankan,
tp semakin kesana semakin gregetan Juga Alur Ceritanya N akhir cerita sdh mulai mengandung bawang 😄😂 tp tatap seru ceritanya n endingnya bahagia juga ❤️😍👍👍
Retno Budhihartati
Luar biasa menguras energi
Greis Laen Langi
tidak ada gregetannya, semakin membosankan
Mega Zeen
apakah Rian benar2 akan dibunuh...?
Retno Budhihartati
Bagys ceritanya dan bisa diambil hikmahnya
Ilan Irliana
hoohh k Othor...knp peran cewek'y bnr2 sngt2 lemot skali y Tuhan..
Ilan Irliana
yakin Adel lulusan luar negri...ko lbh pinteran ank SD kek'y....
Maizuki Bintang
bgs
Hilman damara
aku suka banget sama cerita nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!