NovelToon NovelToon
Gadis Belia Istri CEO Duda

Gadis Belia Istri CEO Duda

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:16M
Nilai: 4.5
Nama Author: Dhessy

Yang kemarin nungguin Gilang, ada di sini tempatnya. 🥰🥰

♥️♥️♥️

Banyak wanita yang menginginkannya. Tapi mengapa harus jatuh pada Belva yang masih belia?

Usianya dua puluh sembilan tahun dan berstatus duda. Tapi memiliki seorang istri yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya.

Gadis yang belum lama lulus sekolah menengah atas. Dia lebih memilih menjadi seorang istri ketimbang mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi.

Redynka Belva Inara.

Gadis cantik keturunan Belanda itu lebih memilih menikah daripada harus bermain-main seperti kebanyakan gadis seusianya.

Namun sayang, cintanya ditolak oleh Gilang. Tapi Belva tak berhenti untuk berjuang agar dirinya bisa dinikahi oleh Gilang.

Sayangnya, Gilang yang masih sulit untuk membuka hati untuk orang lain hanya memberikan status istri saja untuk Belva tanpa menjadikan Belva istri yang seutuhnya. Memperistri Belva pun sebenarnya tak akan Gilang lakukan jika tidak dalam keadaan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

Lagi-lagi Gilang melihat budhe membawa baskom kecil berisi air hangat. Sudah Gilang yakini, pasti Belva tengah datang bulan dan merasakan nyeri di perutnya lagi.

Gilang segera mengambil alih baskom tersebut. Budhe dengan senang hati memberikannya. Sudah ada suami, biarkan suami saja yang mengurus Belva.

Saat Gilang membuka pintu kamar Belva, Belva sudah memberikan lirikan sinis untuknya. "Keluar!" usir Belva secara terang-terangan.

Gilang masih bisa tersenyum. Apapun respon Belva tak akan membuatnya lelah untuk meluluhkan hati Belva.

"Kenapa, sih, masih ketus aja sama kakak? Nggak kangen sama kakak apa?"

"Enggak. Udah benci yang ada." Belva bicara tanpa memandang Gilang sedikitpun.

Gilang menghembuskan napas pelan. Lalu mulai membasahi handuk kecil untuk mengompres perut Belva.

"Buka dulu bajunya, ya."

"Jangan pegang-pegang!" Belva menampik tangan Gilang dengan kasar. "Aku bisa sendiri," ucap Belva lalu mendesis pelan saat merasakan nyeri di perutnya.

Tak ingin mendebat, Gilang memilih untuk mengalah. Yang dia lakukan hanya memperhatikan Belva yang berusaha mencari posisi nyaman sambil mengompres perutnya.

"Susah, kan? Basah semua jadinya." Gilang berusaha mengambil alih handuk tersebut. Tapi Belva menepisnya lagi.

"Apa, sih, pegang-pegang? Diem, deh. Mending keluar sana! Males banget aku lihat kamu."

Gilang akhirnya menyerah untuk kali ini. Tak ingin semakin membuat mood Belva hancur. Apalagi saat seperti ini memang tidak mudah bagi perempuan.

Pada akhirnya, Gilang memilih untuk keluar dari kamar Belva. Gilang berpikir keras, cara apalagi yang harus dia lakukan untuk bisa mendapatkan maaf dari Belva?

***

Belva turun saat Vita, Darmawan dan Gilang tengah sarapan. Setelah kemarin mengusir Gilang dari kamarnya saat Gilang berusaha membantu dirinya, Belva tak melihat lagi Gilang masuk ke dalam kamar.

Andai tidak mengedepankan gengsi, semalam pasti Belva memilih dikompres oleh Gilang. Bulan lalu, rasanya begitu nyaman saat Gilang merawatnya meskipun setelahnya mereka bertengkar karena Belva yang overthingking.

Tapi kekesalan Belva kepada Gilang membuat Belva tidak mau menerima bantuan sedikitpun dari Gilang.

"Hari ini diantar Gilang saja, Bel. Mobilnya biar dipakai Gilang dulu," ucap Darmawan membuat Belva meliriknya sekilas.

"Katanya CEO, tapi kerja pakai mobil istrinya. Beli sendiri, dong."

"Bel... Cuma sementara." Darmawan membalas ucapan Belva.

"Iya, nanti beli. Bantu pilih, ya," ucap Gilang dengan lembut.

"Aku sibuk."

"Belva..." Vita memeringati. Dengan maksud agar Belva tidak terlalu ketus pada Gilang. Tapi Belva terlalu cuek dan tidak memperdulikan apa maksud Vita.

Akhirnya Belva pun berangkat dengan Gilang. Terpaksa, kata Belva dalam hati. Pak Bambang yang biasa mengantar Belva jika Belva sedang malas menyetir sendiri saat ini sedang menemani istrinya yang akan melahirkan.

Dan sopir yang satunya sudah dibooking oleh papanya sendiri. Ingin pergi bareng papanya, tapi papanya berkata mereka berlainan arah.

Ah, sepertinya semesta sedang bersekongkol agar Belva bisa satu mobil dengan Gilang.

Selama di dalam mobil, Belva tak sedikitpun memperdulikan Gilang. Belva lebih banyak bermain handphone, atau jika lelah melihat layar handphone Belva akan memejamkan matanya berpura-pura untuk tidur.

"Beli air mineral dulu nggak, Bel?" tanya Gilang, berusaha untuk memecah keheningan diantara mereka.

"Enggak," jawab Belva singkat dan jelas.

"Kalau lagi datang bulan seperti itu, baiknya minum air putih yang banyak."

"Udah tau!"

Gilang kembali terdiam. Jawaban ketus Belva membuatnya merasa malu jika ingin kembali berbicara.

Sampai keduanya sampai di kampus Belva, tak ada percakapan lebih selain Gilang menawarkan air mineral tadi.

Gilang merasa heran dengan fakta tentang Belva yang baru saja dia temui hari ini. Ternyata selain dia betah untuk banyak berbicara, Belva juga betah untuk diam dalam waktu yang lama.

Hal yang lebih sulit dari apapun adalah menghadapi diamnya seorang wanita yang tengah kecewa.

🌻🌻🌻

Belva terdiam sejenak saat akan berdiri setelah mata kuliah hari ini berakhir. Ada yang salah yang dia rasakan saat Belva akan berdiri.

Tempat duduknya basah.

Jantung Belva berdegup kencang. Dia lupa hari ini datang bulan hari kedua. Harusnya dia sudah menggantinya dua kali, tapi baru sempat dia lakukan sekali di jam sebelas tadi.

Dan ini apa? Bagaimana? Ditambah lagi Belva sedang memakai celana berwarna putih tulang. Dengan percaya dirinya memakai warna itu.

"Kenapa, Bel?" tanya Rania melihat kepanikan di wajah Belva.

"Kamu pasti tau kenapa aku belum berani berdiri," jawab Belva pelan.

Rania membelalakkan kedua matanya saat mulai paham dengan apa yang terjadi pada Belva. "Terus gimana?"

"I don't know."

Keduanya sama-sama diam untuk mencari cara. Tidak ada yang membawa jaket. Tas mereka pun tak bisa menutupi apa yang terjadi.

"Kakakku udah di depan. Aku suruh dia ke sini bawain jaketnya dia nggak apa-apa, ya?"

"Serius? Nggak ah. Malu aku sama kakak kamu, Ran."

"Nggak ada cara lain, Bel. Mau di sini terus apa keluar dalam keadaan kayak gini?"

"Lagian aku juga nggak tau pulangnya gimana, Ran."

"Naik mobil kakak aku-lah."

"Ih, yang ada nanti kotor."

"Setidaknya cuma aku dan kakakku yang tau."

"Malu, Ran."

"Dipikirin nanti lagi."

Belva sendiri tak punya pilihan lain selain mengikuti cara Rania. Daripada dia di kelas sampai kampus sepi, lebih baik mengikuti usulan Rania saja.

Tak apalah malu sama kakaknya Rania. Kalau tidak terpaksa, Belva juga tidak mau merepotkan kakak Rania. Apalagi dalam hal seperti ini.

Wisnu datang tak sampai sepuluh menit kemudian. Jiwa tentaranya yang sudah terlatih untuk cepat dan sigap dalam melakukan sesuatu.

Jaket berwarna hitam milik Wisnu sudah diberikan pada Rania. Sedangkan Belva tak berani menatap Wisnu karena malu.

"Kakak tunggu diluar," ucap Wisnu yang dibalas anggukan oleh Rania dan Belva.

Belva dan Rania tak bisa keluar begitu saja sebelum membersihkan tempat duduk Belva.

Bermodalkan tissue basah dan cairan sanitizer, Belva membersihkan tempat duduknya tadi.

Setelah benar-benar bersih, Belva dan Rania baru keluar kelas dan menuju parkiran. Meskipun tidak nyaman, tapi Belva juga tidak memiliki baju ganti.

Rasanya percuma juga jika dia menggantinya sekarang.

Sesampainya di parkiran, Wisnu sudah membukakan pintu mobil untuk Belva. Tapi Belva ragu untuk masuk ke dalamnya.

"Ayo masuk, Bel." Wisnu berucap. Dan dibalas gelengan kepala oleh Belva. "Kenapa?" tanya Wisnu.

"Nanti mobil Kak Wisnu kotor. Aku nunggu dijemput aja."

"Kalau tambah lama kamu tambah nggak nyaman. Udah, nanti bisa dicuci, kok."

Belva menggelengkan kepalanya lagi. "Enggak usah, Kak. Beneran nggak usah. Aku nunggu dijemput aja."

"Enggak apa-apa _"

"Kalau orangnya tidak mau, jangan dipaksa."

Semua mata tertuju pada suara yang memotong ucapan Wisnu.

Dia adalah Gilang yang sudah berdiri di belakang Wisnu dan Belva.

Gilang menyerahkan paper bag berisi baju ganti untuk Belva. Baju yang tadinya dia siapkan karena akan mengajak Belva pergi dulu ke suatu tempat setelah pulang dari kampus. "Ganti dulu, Bel."

"Maaf, anda kakaknya Belva?" tanya Wisnu yang penasaran dengan lelaki yang berdiri di hadapannya.

"Saya suaminya Belva." Jawaban Gilang membuat Wisnu, Rania dan Belva sendiri membelalakkan matanya.

"Kak?" protes Belva namun tak didengarkan oleh Gilang.

"Suami? Serius, Bel?" tanya Rania yang tak percaya kalau Belva sudah menikah.

Apalagi Wisnu yang memasang wajah kecewa. Baru juga dia merasa jatuh cinta dengan teman adiknya itu. Tapi ternyata sudah patah di saat dia belum mulai berjuang.

"Itu jaket anda?"

Wisnu menganggukkan kepalanya. "Iya."

"Besok saya ganti."

"Oh. Tidak perlu."

"Maksud anda, anda ingin istri saya menyimpannya? Tidak akan saya biarkan. Saya menggantinya dengan tujuan agar anda tidak terbayang-bayang karena jaket itu pernah memeluk tubuh istri saya. Dan jaket itu tidak akan disimpan oleh istri saya. Anak dari asisten saya yang mungkin akan menyimpannya. Tenang, saya tidak akan membuangnya."

"Kak Gilang apa-apaan, sih?" Belva masih memprotes tindakan Gilang yang menurut Belva keterlaluan dan berlebihan.

"Sudah, sayang. Segera ganti pakaianmu. Hari ini kita masih banyak acara."

Dengan menghentakkan kakinya dengan kesal, Belva melangkahkan kakinya menuju salah satu kamar mandi yang ada di kampusnya.

Rasanya begitu kesal karena tiba-tiba Gilang membuka status mereka tanpa persetujuan dari Belva.

🌻🌻🌻

jadi update nya cuma sehari sekali ya gaes. kalau keseringan nanti meledak yang ada 😅

ini part gimana? suka enggak?

1
SumiNem
terlihat dah cemburunya.
Runik Runma
udh murah murahan lgi
Runik Runma
aduh bencana lgi
Runik Runma
wah udah otw nih jabang bayi
Runik Runma
sabar bel
Runik Runma
kasihan
Runik Runma
sabar
dillaaa
ngakak woyyyyy,disaat lagi tegang"nya malah?😂😂😂😭😭😭😭
Endang Werdiningsih
kesalahan yg slalu diulang oleh gilang..
membohongi belva..
Endang Werdiningsih
gilang punya anak dr wanita yg oernah tidur dengan'a,,begitukah???
Endang Werdiningsih
sepupu boleh dinikahi tp dr pihak mana dulu,,kalo sepupu dr pihak ibu memang boleh tp kalo dr pihak ayah ga boleh,,misal rey anak dr adik atau kakak darmawan yg cowok,,karena jika ada apa" yg jd pengganti sbg wali nikah belva ya ayah'a rey..itu setahu sy...
Endang Werdiningsih
rey sepupu belva dr pihak mana nih,,darmawan atau vita
Endang Werdiningsih
belva tdk pernah sekakipun kamu membatalkan pertunanganmu gilang,,lu aja yg memaksakan diri menjd dewa penolong buat belva,,lu umur lebih tua dr belva tp lu ga bisa menjaga oerasaan belva dgn berbohong ke istri hanya untk menyenangkan mantan istri... kesalahan lu lebih fatal,,kebohongan belva ga sebanding dgn kebohongan lu...
Endang Werdiningsih
kalo hanya soal kuliah kan bisa pindah ke universitas yg ada dijakarta drpd LDR-an ampe 4thn..
LDR-an ujung"a bnyk pelkor dan pebinor,,apalagi pernikahan belva-gilang msh disembunyikan
Fitriani Month
Luar biasa
s
Gilang kembali ke Jakarta Thor.
Echa Maricha Hehe
tidak bertele2 dan muter2
Tavia Dewi
y tuhan,,,,saya ja hamil 2 x ja badan seperti ne pa gi banyak anak bisa melar badan,,,,suami kan klo istri badan melar suka lihat cewek seksi
Sukma Wati
mana ada orang bahagia melihat orang yg dicintai bahagia dgn orang lain yg ada itu sessek tp bukan asmah
Sukma Wati
benar.. perempuan klo lagi pms gak ada lawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!