Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Karena sebuah kejadian yang tidak disengaja, Reyhan harus menikahi Tia, mahasiswanya sendiri. Meskipun tidak ada rasa cinta di antara mereka, tapi mereka berkomitmen tidak akan pernah bercerai. Bagi mereka pernikahan bukanlah main-main, dan mereka ingin menikah hanya satu kali dalam hidup mereka.
Di hari ke-tiga usai pernikahan mereka, kekasih Tia yang kuliah di luar negeri, datang. Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk simak ceritanya. 😍
NB : Novel ini berhubungan dengan novel yang berjudul "Kisah Cinta Arka".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Dua minggu kemudian
Arka dan Jasmine sedang jalan bersama. Mereka akan fitting baju pernikahan. Semua persiapan pernikahan sudah siap hampir 80 persen. Mereka pun sampai di depan butik yang dituju. Sebelum keluar dari mobil, Arka bicara pada Jasmine.
"Jasmine," panggil Arka.
"Iya Kak," jawab Jasmine lalu mengurungkan untuk membuka pintu mobil.
"Apa kamu serius dengan pernikahan ini?" tanya Arka sambil memandang ke arah Jasmine.
"Tentu saja, persiapan sudah hampir selesai. Apa Kak Arka mau membatalkannya?" tanya Jasmine balik.
"Bukan begitu. Kenapa kamu mau menerima perjodohan ini?" tanya Arka ingin tahu.
"Kalau aku menolak, papa akan memblokir semua kartu kreditku. Dan aku disuruh mencari uang sendiri untuk kuliahku. Betapa kejamnya itu? Sebenarnya aku masih belum siap untuk menikah. Aku takut hamil seperti kakak iparku," jawab Jasmine dengan cemberut.
"Siapa yang akan menghamilimu?" tanya Arka sambil mengernyitkan dahinya.
"Tentu saja kamu," jawab Jasmine sambil memandang ke arah Arka.
"Tidak akan! Setelah menikah kita akan tidur di kamar yang berbeda. Aku sebenarnya terpaksa menikah denganmu. Sudahlah, ayo kita segera fitting baju pengantin setelah itu aku antar kamu pulang," balas Arka mengakhiri obrolan mereka.
Mereka pun turun dari mobil lalu berjalan sendiri - sendiri seperti bukan pasangan kekasih. Ini pertama kalinya mereka keluar bersama. Persiapan yang lainnya sudah diurus wedding organizer.
"Wah ... gaun - gaunnya bagus dan cantik sekali." Ujar Jasmine saat baru memasuki pintu butik.
"Selamat datang ... ada yang bisa kami bantu?" sambut pelayan butik dengan ramah.
"Saya mau gaun yang itu Mbak," ujar Jasmine sambil menunjuk pada gaun yang dari tadi dilihatnya.
Pegawai butik itu pun segera mengambil gaun yang ditunjuk Jasmine.
"Silakan ... " ucap pegawai butik itu sambil menyerahkan gaun yang diminta Jasmine. Arka menunggu di sofa sambil memainkan ponselnya.
Setelah menerima gaun itu, Jasmine masuk ke ruang ganti untuk mencoba gaun itu. Tidak berapa lama Jasmine keluar dengan menggunakan gaun pengantinnya dari ruang ganti.
"Gimana Kak?" tanya Jasmine pada Arka.
"Terserah!" jawab Arka cuek.
"Ya ampun, cuek banget!" gumam Jasmine dengan cemberut.
Setelah memilih dan mencoba gaun pengantin, Arka pun langsung mengantar Jasmine pulang.
***
Sementara itu karena hari ini weekend, Tia dan Reyhan sedang jalan - jalan di taman kota dengan Bu Tari. Karena kaki dan tangan Bu Tari belum sembuh, jadi ke mana - mana harus menggunakan kursi roda.
Mereka sengaja mengajak Bu Tari jalan - jalan agar tidak bosan di rumah terus. Tia sedang duduk di kursi taman. Bu Tari duduk di kursi roda depan Tia. Reyhan sedang membeli makanan untuk mereka. Tidak berapa lama datang seorang gadis menyapa mereka.
"Tante ... “ sapa wanita itu.
"Dona? Sudah lama kamu enggak ke rumah tante?" tanya Bu Tari saat melihat Dona datang menghampirinya.
"Maaf Tante, Dona baru pulang liburan dari Hawaii," jawab Dona.
"Tante kok bisa sakit gini?" tanya Dona ingin tahu.
"Iya tante jatuh dari tangga. Oh iya 2 minggu lagi Jasmine akan menikah. Kamu datang ya?" undang Bu Tari.
"Loh tante, bukannya Jasmine masih kuliah di Belanda ya? Umurnya juga masih 19 tahun kan? Apa dia hamil?" tanya Dona menerka.
"Bukan, papanya menjodohkan Jasmine dengan anak temannya. Tante sih terserah. Mereka juga setuju dengan perjodohan itu," jawab Bu Tari.
Mereka asyik ngobrol tanpa menganggap keberadaan Tia. Karena merasa bosan, Tia berdiri bermaksud berjalan - jalan di sekitar untuk menghirup udara segar dengan memegangi perutnya yang buncit dari pada mendengarkan obrolan mereka yang tidak penting.
Saat Tia hendak melangkah melewati Dona, tiba - tiba kakinya Dona menghalangi Tia. Tia pun kehilangan keseimbangan karena perutnya yang buncit. Sebelum Tia terjatuh ke tanah, tangan Reyhan sudah menyanggah tubuh Tia. Reyhan datang di waktu yang tepat.
"Apa yang kamu lakukan pada istriku?" tanya Reyhan pada Dona dengan marah.
"Aku tidak sengaja Rey," jawab Dona sambil menggandeng lengan Reyhan.
"Lepaskan tanganmu dari lenganku. Ayo kita pulang saja! Aku sudah tidak mood lagi," ucap Reyhan sambil mendorong kursi roda Bu Tari.
"Sayang, kamu bisa jalan sendiri kan?" tanya Reyhan dengan lembut pada Tia.
"Iya Mas, aku enggak apa – apa," jawab Tia sambil tersenyum.
Mereka pun pergi meninggalkan Dona sendirian.
"Kenapa selalu gagal menyelakai wanita itu!" gumam Dona dengan kesal.